Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kamu Boleh Tidak Percaya



Kamu Boleh Tidak Percaya

0Gu Xiaoran sama sekali tidak menyangka Mo Qing akan memberikan penjelasan seperti itu, tetapi tampaknya penjelasan dari Mo Qing itu masih masuk akal.     
0

Haruskah aku percaya dengan Mo Qing? Batin Gu Xiaoran.     

Mo Qing menatap mata Gu Xiaoran yang berkedip dan tiba-tiba menciumnya. Sebelum menunggunya sadar kembali, Mo Qing membuka mulut Gu Xiaoran, menjulurkan lidahnya ke dalam mulut Gu Xiaoran dan menjerat lidah Gu Xiaoran yang lembut.     

Ciuman yang penuh gairah ini membuat pikiran Gu Xiaoran menjadi berantakan.     

Gu Xiaoran menggunakan kesadaran yang tersisa untuk menopang bahu Mo Qing dan berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya, "Mengapa aku harus mempercayaimu?"     

"Kamu boleh tidak percaya!" Mo Qing menatap Gu Xiaoran tanpa bergerak. Nadanya terdengar tegas seperti biasanya, begitu tegas hingga membuat orang tidak bisa membantahnya.     

Seperti yang dikatakan oleh Mo Qing sebelumnya, jika dua orang tidak saling percaya, maka semua penjelasan akan menjadi sia-sia.     

Gu Xiaoran memelototi Mo Qing.     

Dengan temperamen Mo Qing yang seperti itu, kali ini sudah termasuk sangat baik karena Mo Qing sudah mau memberi penjelasan pada Gu Xiaoran. Bagaimana mungkin aku bisa menyuruhnya membuktikan hal tersebut lagi?      

Apa mungkin aku harus pergi mencari dan bertanya kepada Komisaris Militer Li?      

Apa mungkin aku tanyakan pada Li Xinyao saja, apakah dia dengan Mo Qing telah bercinta sepanjang malam atau tidak? Batin Gu Xiaoran     

Gu Xiaoran bukanlah orang yang bodoh, jadi tentu saja dia tidak mungkin tergesa-gesa untuk pergi melakukan hal sekonyol ini hanya untuk menyusahkan dirinya sendiri.      

Yang ada Gu Xiaoran malah akan dipermalukan jika pergi mencari mereka. Lagi pula dia pasti tidak akan mendapat jawaban yang diinginkan.     

Karena tidak ada barang bukti untuk bisa menunjukkan apa yang telah terjadi tadi malam!     

Kekuatan Gu Xiaoran yang menopang bahu Mo Qing perlahan menjadi lemah.     

Mo Qing tahu bahwa perasaan kecewa yang dirasakan Gu Xiaoran belum sepenuhnya pulih, tetapi setidaknya Gu Xiaoran telah memilih untuk percaya padanya.     

Mo Qing telah begadang sepanjang malam dan kini dia sudah sangat lelah. Akan tetapi saat ini dia sama sekali tidak ingin tidur. Perlahan dia menundukkan kepalanya untuk mencium Gu Xiaoran.     

Bagi Mo Qing, dibandingkan melakukan penjelasan yang panjang lebar, dia lebih memilih untuk melakukan sesuatu agar Gu Xiaoran tidak memiliki waktu untuk memikir hal tersebut.     

Setelah beberapa saat kemudian, sampah yang harus dibersihkan akan dibersihkan sehingga Gu Xiaoran tidak perlu lagi peduli dengan orang-orang dan hal-hal yang tidak relevan itu.     

Tangan Mo Qing yang panas menyelinap masuk ke dalam pakaian dalam Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran merasa sesak napas dan dengan refleks dia ingin menghindari Mo Qing, tetapi Mo Qing malah menciumnya lebih dalam.     

Pakaian Gu Xiaoran perlahan mulai terbuka dan dia merasa sedikit kedinginan ketika angin berhembus menerpa kulitnya.     

Mo Qing sedikit bangkit dan melihat ke bawah.     

Wajah Gu Xiaoran memerah karena malu. Kemudian dia pun menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.     

Akan tetapi Mo Qing meraih pergelangan tangan Gu Xiaoran untuk menghentikan gerakannya. Perlahan Mo Qing melirik tubuh Gu Xiaoran yang gemetar karena merasa malu.     

Gu Xiaoran memejamkan matanya dengan erat dan tidak berani menatap Mo Qing, tetapi dia bisa merasakan tatapan Mo Qing yang panas. Dia merasa malu hingga kulitnya yang putih seperti salju berubah menjadi warna merah muda.     

"Jangan… jangan lihat lagi."     

Mata Mo Qing perlahan menjadi sedikit lebih gelap, dia membungkukkan badannya dan mencium puting susu yang berwarna merah muda itu.     

Gu Xiaoran menjerit pelan, "Jangan, berhenti."     

Mo Qing tidak hanya tidak menghentikan gerakannya, dia malah menciumnya dengan lebih kuat. Lidahnya panas seperti arang yang terbakar. Napasnya yang hangat berhembus pada kulit Gu Xiaoran. Mo Qing tidak mempedulikan Gu Xiaoran yang membantah karena panik, dia terus mencium Gu Xiaoran sampai menuju ke arah bawah...     

Jangan...     

Gu Xiaoran menggeliatkan tubuhnya ke belakang, tetapi Mo Qing menahannya dengan erat.     

Gu Xiaoran terengah-engah karena ciuman Mo Qing panas. Dia merasakan segala macam rangsangan yang asing.     

Kesenangan yang luar biasa itu membuat pikiran Gu Xiaoran menjadi bingung. Gu Xiaoran menggigit bibirnya dengan keras agar dirinya tidak mengeluarkan suara.     

Tidak lama kemudian sentuhan fisik yang membuatnya menderita tersebut akhirnya berakhir.     

"Jangan menggigit dirimu sendiri."     

Mo Qing menyeka pipi Gu Xiaoran yang basah dan mencium telinganya.     

Mo Qing mengencangkan lengannya dan dengan erat memeluk tubuh Gu Xiaoran yang telanjang dan gemetar hebat. Kekuatan lengan Mo Qing sangat kuat, dia memeluk pinggang Gu Xiaoran dengan erat. Tubuh Mo Qing yang kuat dan berat menekan badan Gu Xiaoran. Suasana tersebut tampak sangat mesra sehingga Gu Xiaoran tidak bisa mengabaikannya.     

Mo Qing menatap pandangan Gu Xiaoran yang kabur karena kesenangan itu. Kemudian Mo Qing memisahkan dirinya dengan Gu Xiaoran dan penisnya perlahan masuk ke dalam vaginanya.     

Mo Qing terlalu kuat. Walaupun sudah melakukan hubungan intim beberapa kali dengannya, Gu Xiaoran tetap tidak bisa menahan kekuatan tersebut.     

"Ziyan!"     

Tubuh Gu Xiaoran meringkuk dengan tidak nyaman.     

Mo Qing menundukkan kepalanya untuk mencium Gu Xiaoran agar dapat mengalihkan perhatiannya. Akan tetapi penis yang ada di bawah perutnya terus masuk ke dalam vaginanya dengan kuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.