Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Menemukan Alasan Lain



Tidak Menemukan Alasan Lain

0Gu Xiaoran menatap pintu dengan linglung. Dia sama sekali tidak ingin bergerak, tubuhnya terasa kaku karena dinginnya angin malam yang berhembus. Meskipun tubuhnya yang merasa kedinginan, namun rasa dingin itu tidak seperti perasaan dingin yang menyebar di dalam hatinya.     
0

Malam ini, Gu Xiaoran masih terus berusaha untuk menghilangkan pikiran buruknya tentang Mo Qing, dia berusaha untuk mencari alasan agar bisa tetap berpikiran positif tentang Mo Qing.     

Bagaimana pun juga, jika seorang pria dan wanita sedang bersama dan berada di hotel sepanjang malam, sangat wajar apabila ada pikiran buruk yang muncul. Semua alasan tersebut akan menjadi tidak masuk akal.     

Gu Xiaoran berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa yang dilakukan oleh mereka berdua itu adalah hal yang wajar untuk melakukan sosialisasi dalam dunia bisnis, sehingga dia tidak perlu terlalu memikirkan hal ini.     

Tapi, bagaimana mungkin Gu Xiaoran tidak peduli dengan hal tersebut. Hati Gu Xiaoran begitu sakit hingga tidak tahu bagaimana harus mendeskripsikannya perasaannya saat ini.     

Anak anjing itu sudah bosan bermain sendiri sehingga dia melompat ke samping kaki Gu Xiaoran dan menggigit tali sepatunya.     

Gu Xiaoran sedikit tersenyum dan membungkuk untuk menyentuh kepala anak anjing tersebut, "Apakah Tuanmu masih akan datang untuk menjemputmu?"     

Meskipun wanita itu sangat jahat, tetapi bagaimana pun juga dia adalah pemilik anjing kecil tersebut.     

"Bagaimana dengan dirimu jika Tuanmu tidak datang?"     

Anak anjing itu sepertinya memahami omongan Gu Xiaoran sehingga dia menggonggong beberapa kali, kemudian menggosok kepalanya ke kaki Gu Xiaoran dan menggonggong dengan kecil.      

Gu Xiaoran menggendong anjing tersebut. "Jangan khawatir, kalau Tuanmu tidak datang besok, aku yang akan menjagamu."     

Setelah bermain dengan anak anjing itu sebentar, tiba-tiba Gu Xiaoran mengalihkan pandangannya dan tatapan matanya perlahan jatuh ke pintu hotel yang terang benderang. Senyuman di wajah Gu Xiaoran seketika memudar.     

Sepertinya ada banyak hal yang berkecamuk dalam benak Gu Xiaoran, tetapi ketika dia berusaha untuk memikirkannya dengan teliti sepertinya tidak ada apa-apa yang terjadi.     

Semua orang mengatakan bahwa cinta dan rasa sakit tidak dapat dipisahkan. Jatuh cinta dengan seseorang bagai jantung terpotong oleh pedang yang tajam, sehingga menyebabkan orang tersebut merasa kesakitan hingga tidak bisa bernapas.     

Angin malam bertiup dari waktu ke waktu, Gu Xiaoran menghela napas dengan kuat. Dia berusaha untuk menghilangkan rasa sakit dalam hatinya, namun air mata yang berusaha ditahannya sejak tadi, kini langsung menetes dalam sekejap. Gu Xiaoran tidak bisa menahannya lagi. Dia membenamkan kepalanya ke tubuh Mao Mao yang lembut dan menangis dengan suara yang rendah. Air matanya membasahi tubuh Mao Mao yang lembut.     

Ayo, pergilah Gu Xiaoran. Janganlah menunggu lagi. Jika kamu masih ingin menunggunya, itu hanya akan lebih memalukan. Kata hati kecil Gu Xiaoran. Akal Gu Xiaoran memberitahu dirinya bahwa dia harus pergi sekarang juga.     

Akan tetapi Gu Xiaoran sudah berdiri semalaman sehingga dia merasakan kebas pada kakinya. Gu Xiaoran hampir jatuh karena kakinya terasa gemetar, kemudian dia merasa bahwa seolah-olah ada ribuan semut yang sedang menggigit kakinya sehingga merasa sakit untuk bergerak.     

Gu Xiaoran perlahan berjongkok lalu memeluk lututnya dan menunggu rasa sakit kesemutan di kakinya pulih.     

Di suite mewah lantai tiga Hotel Imperial Group.     

Komisaris Politik Li sedang memandang papan catur, sambil tersenyum dengan puas, "Kemampuan bermain catur Tuan Muda Mo benar-benar luar biasa. Aku bahkan sampai mengeluarkan semua trik terbaikku baru bisa seri dalam permainan ini."     

"Komisaris Politik sengaja membiarkan saya menang. Jika tidak saya pasti sudah kalah tadi." Komisaris Politik Li suka bermain catur sehingga Mo Qing menemaninya untuk bermain sepanjang malam. Li Xinyao sudah tidak bisa menahan lagi rasa kantuknya, sehingga dia sudah tertidur di ruang tamu.     

"Kamu jangan terlalu rendah hati. Aku sendiri yang tidak hebat, mana mungkin sengaja membiarkanmu menang."     

Mo Qing tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia diam-diam mengambil bidak catur tersebut.     

Komisaris Politik Li melirik ke arah ruang tamu dan berkata dengan suara rendah. "Aku telah mendengar tentang Yaoyao yang mempermalukan tunangan Tuan Muda Mo di acara makan malam kemarin."     

"Cara saya menangani masalah kurang baik. Saya berharap Komisaris Politik Li dapat memaafkan saya." Mo Qing tidak mengatakan sepatah kata pun tentang apa yang dilakukan oleh Li Xinyao, tetapi nada suara Mo Qing sangat tenang ini membuat orang merasa bahwa Mo Qing tidak peduli dengan masalah tersebut.     

"Apa yang sedang kamu bicarakan? Bukannya aku tidak tahu karakter Yaoyao. Yaoyao adalah anak yang loyal. Dia tidak bisa menahan ketika melihat temannya dicelakakan. Jika dia tahu bahwa temannya dicelakakan, dengan sifatnya yang seperti itu, dia pasti akan bersikeras untuk membantu temannya tanpa memikirkan konsekuensinya. Aku sering menegurnya, tetapi dia tidak bisa memperbaiki sifat buruknya itu."     

"Nona Li adalah orang yang terus terang dan tidak dapat menyembunyikan perasaannya, ini jarang ditemukan juga."     

"Aku merasa lega jika Tuan Muda Mo tidak mempermasalahkan ini dengannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.