Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Lebih Memilih Lampu Rusak



Lebih Memilih Lampu Rusak

0"Demi siapa aku sampai keringatan seperti ini?" Gu Tianlei marah karena dihina oleh Gu Xiaoran, sehingga dia ingin menggigit Gu Xiaoran.     
0

Gu Tianlei dengan erat memeluk Gu Xiaoran dan ingin mencekik si bandel ini hingga mati.     

"Gu Tianlei, apakah kamu ingin mati?" Gu Xiaoran dicekik oleh Gu Tianlei sampai dia tidak bisa bernapas, sehingga dia dengan marah mengangkat kakinya ke belakang untuk menginjak punggung kakinya Gu Tianlei.     

Saat Gu Xiaoran hendak menginjak kaki Gu Tianlei, Gu Tianlei dengan reflex melepaskan Gu Xiaoran, "Aku pamit dulu!"     

Tidak lama kemudian, Gu Tianlei telah keluar dari dapur. Gu Xiaoran memandang Gu Tianlei yang berlari lebih cepat daripada kelinci. Dia tidak tahu harus marah atau tidak.     

Gu Xiaoran telah memasak makanan untuk Gu Tianlei selama bertahun-tahun, dan orang yang selalu diberikan makan selama bertahun-tahun itu malah berubah menjadi si serigala kecil yang tak tahu berbalas budi dan selalu memprovokasinya.      

Gu Tianlei berjalan ke arah pintu dan mengganti sepatunya. Dia melirik saklar yang ada di sebelah pintu dan tanpa sadar dia menekannya.     

Plak.      

Lampu pun menyala.     

Gu Tianlei melirik lampu yang menyala lalu menatap Gu Xiaoran. Ekspresi wajahnya tampak sedikit berubah, "Gu Xiaoran, bukankah kamu mengatakan bahwa lampunya rusak?"     

"Emm, kemarin masih rusak, kenapa sekarang malah bisa nyala?" Gu Xiaoran merasa terkejut. Ia merasa bahwa lampu ini sengaja mempermainkannya.      

"Apakah lampu ini benar-benar rusak?"     

"Benar-benar telah rusak."     

"Gu Xiaoran, apakah kamu berpikir aku adalah orang yang begitu gampang dibodohi olehmu?" Gu Tianlei menatap Gu Xiaoran dengan tatapan yang tajam.     

"Tianlei, aku..."     

"Tidak perlu bicara lagi, aku tidak ingin mendengar penjelasan darimu!" Gu Tianlei membuka pintu dan bergegas keluar.     

Pintu pun dibanting dengan kuat. Gu Xiaoran menatap pintu dan tidak tahu apa yang dirasakan pada dirinya saat ini.      

Gu Xiaoran bohong pada Gu Tianlei karena tidak ingin membuat suasana menjadi canggung, namun segalanya malah berjalan ke arah yang tidak bisa dikendalikan.     

Kemudian Gu Xiaoran mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan teks kepada Mo Qing, [Apakah kamu yang memperbaiki lampu di rumah?]     

Lampu telah rusak selama tiga hari, tidak mungkin akan menyala sendiri lagi.     

Mo Qing dengan cepat membalas pesannya, [Apakah kamu merasa terharu? Apakah kamu sedang berpikir bagaimana berterima kasih padaku?]     

"Aku lebih memilih lampu rusak selamanya----"     

Semuanya berjalan seperti biasa dalam dua hari ke depan. Mo Qing ataupun Gu Tianlei tidak lagi muncul di hadapan Gu Xiaoran.     

Pemilik anjing Mao Mao tiba-tiba menelepon, dan mengatakan bahwa dia akan kembali dari trip bisnis dan akan menjemput Mao Mao ketika tiba di Kota Han.     

Gu Xiaoran memandikan Mao Mao lagi. Dia melihat waktu dan jarak dengan waktu pulang kerja masih tersisa satu jam lagi. Dia berharap pemilik Mao Mao dapat menjemput Mao Mao sebelum pulang kerja.     

Pukul delapan malam adalah konser pertama kali yang diadakan Gu Tianlei dalam negeri. Meskipun Gu Xiaoran tidak tahu mengapa ibunya Tianlei tidak mengizinkan Gu Tianlei memasuki industri hiburan, namun Tianlei telah mengambil keputusan ini jadi Gu Xiaoran ingin hadir dalam konser domestik pertamanya dan mengingat malam yang sangat berarti ini.     

Tiba-tiba telepon berdering.     

"Halo, ini adalah Toko Hewan Peliharaan Jing Jing."     

"Halo, aku bermarga Feng. Aku adalah pemiliknya Mao Mao."     

"Halo Nona Feng, kapan kamu bisa datang menjemput Mao Mao?"     

"Pesawat yang aku naiki ini akan mendarat lebih malam dan aku harus langsung pergi ke perusahaan untuk menangani beberapa pekerjaan. Bisakah kamu membantu aku mengantar Mao Mao ke tempat tinggalku?"     

"Boleh, tetapi kita harus membebankan biaya layanan tersebut." Mengantar anjing hingga ke rumah pemilik adalah salah satu pelayanan juga.     

"Iya tentu saja!"     

"Kalau begitu, tolong berikan aku alamat. Aku akan mengantarnya ke rumahmu."     

Gu Xiaoran mengambil pena untuk menulis alamat tersebut. Setelah itu dia pamit dengan Su Jingjing dan menggendong Mao Mao keluar dari toko.     

Wushhhhh… Suara deru angin yang berhembus.      

Tiba-tiba sebuah mobil Porsche kuning berjalan dengan mulus dan berhenti di depan Gu Xiaoran.     

Pria yang ada di dalam mobil itu mengenakan kacamata hitam yang menutupi separuh wajahnya, dia sangat tampan layaknya pemeran utama dari serial TV.     

"Kita benar-benar ditakdirkan untuk bertemu!"     

"Tuan Shen!" Gu Xiaoran menyapanya dengan sopan. Gu Xiaoran tidak setuju dengan ucapan Shen Lang, karena bagaimana pun juga dia bekerja di toko tersebut, sehingga wajar jika Shen Lang bisa bertemu dengannya di sini. Takdir apaan ini? Batin Gu Xiaoran kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.