Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Boleh Memikirkan Pria Lain (1)



Tidak Boleh Memikirkan Pria Lain (1)

0"Jangan lakukan itu!" Kulit kepala Gu Xiaoran seketika mati rasa. Jika Gu Tianlei melihat adegan ini, kedepannya bagaimana dia menghadapi Gu Tianlei? Batin Gu Xiaoran.     
0

"Tenang, aku tidak akan melakukannya. Aku tidak ingin dia mengganggu kita saat ini."     

Baru saja Gu Xiaoran menghela napas lega, dia malah melihat seringai jahat di sudut mulut Mo Qing. Tiba-tiba Gu Xiaoran merasakan firasat buruk, "Apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Jika Gu Tianlei mendengar suaramu yang tidak terkendali, dia pasti tidak akan mengganggu kita lagi." Mo Qing bersandar di telinga Gu Xiaoran, dia menggigit daun telinganya dan meniupnya dengan pelan hingga badan Gu Xiaoran menggigil dalam sekejap. Mo Qing mengangkat tubuh Gu Xiaoran, lalu menundukkan kepalanya untuk menggigit bagian terlembut Gu Xiaoran.     

"Aaaa…" Gu Xiaoran berteriak dengan pelan dan buru-buru menggertakan giginya.     

"Bagus sekali, seperti ini!" Senyuman di mata Mo Qing seketika menjadi semakin dalam.     

"Dasar brengsek!" Gu Xiaoran marah hingga menggertakkan giginya. Bajingan ini ingin Gu Tianlei mendengar suara tersebut, namun Gu Xiaoran tidak akan membiarkan Mo Qing berhasil.     

Semakin Gu Xiaoran menahan, dirinya semakin tak terkendali dengan kenikmatan yang melanda di sekujur tubuhnya. Dia hanya bisa menggertakkan giginya untuk mencegah dirinya supaya tidak mendesah dan mengeluarkan suara yang aneh.     

Layar ponsel perlahan padam dan akhirnya tidak ada suara yang terdengar dari ponsel tersebut. Gu Xiaoran tidak memiliki kekuatan untuk melawan lagi. Napas hangat pria itu membungkus Gu Xiaoran dengan erat dan tubuh mereka yang berkeringat saling menempel satu sama lain. Sentuhan pria yang ganas ini seketika membuat pikiran Gu Xiaoran menjadi kosong, sehingga dia tidak memiliki tenaga untuk peduli dengan hal-hal yang lainnya.     

Ketika semuanya mereda, Gu Xiaoran sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk melakukan perlawanan.     

Mo Qing memeluk Gu Xiaoran dengan erat. Sekujur tubuhnya penuh dengan keringat, seolah-olah telah berendam dalam air. Kemudian Mo Qing menghisap daun telinganya dengan ringan. Mo Qing berbicara dengan suara yang rendah dan menggoda, "Beranikah kamu mengatakan bahwa kamu tidak peduli denganku?"      

Gu Xiaoran mengangkat kelopak matanya dengan lemah dan melirik Mo Qing. Dia terlalu lelah hingga tidak ingin mengatakan apapun.      

Bibir Mo Qing melewati pipi Gu Xiaoran yang basah dan berhenti di bibirnya, "Dengar aku dengan baik-baik. Ketika kamu sedang bersamaku, kamu tidak boleh memikirkan pria lain!"     

Meskipun Gu Xiaoran sangat lelah, namun dia merasa kesal dengan sikap Mo Qing yang selalu memaksanya dan tidak masuk akal tersebut. Dia mencubit bahu Mo Qing dengan keras, "Dasar kamu bajingan yang pantas dibunuh."     

Jika Gu Xiaoran tidak mengangkat panggilan dari Gu Tianlei, pasti Gu Tianlei akan merasa cemas karena tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya.     

Semakin Gu Xiaoran memikirkan hal itu, dia semakin merasa frustasi. Dia hampir menangis karena marah.     

"Tianlei adalah adikku. Jika dia mengetahui masalah yang terjadi hari ini, dia pasti akan gila!"     

"Apakah kamu takut Gu Tianlei mengetahuinya?"     

Gu Xiaoran tiba-tiba tersedak. Dia benar-benar takut bahwa Gu Tianlei akan melihat dirinya yang seperti ini. Dia takut jika Gu Tianlei akan memiliki pemikiran bahwa kakaknya adalah seorang wanita yang bernafsu tinggi. Bagaimana aku akan menghadapi Tianlei di masa depan?     

Mo Qing mendengus dingin. Gu Tianlei sudah bernegosiasi denganku. Apakah masih perlu Gu Xiaoran untuk mengkhawatirkannya? Batin Mo Qing.     

"Bukankah orang normal tidak akan bisa tahan kakak perempuannya bermain-main dengan laki-laki?"     

"Main-main?"     

"Seperti kita ini."     

Mo Qing tidak menunggu Gu Xiaoran selesai berbicara. Dia dengan keras memegang bagian belakang kepalanya dan mencium bibirnya yang bengkak, lalu mendorong lidah ke dalam mulutnya. Dia membungkam semua kata yang ingin diucapkan oleh Gu Xiaoran. Setelah Gu Xiaoran tidak bisa berbicara, Mo Qing baru mengeluarkan lidahnya dari mulut Gu Xiaoran. Tatapan mata Mo Qing tampak sangat dingin bagai air di danau.     

Perkataan Mo Qing pun membuat suasana menjadi semakin dingin, "Aku sudah bilang, jangan memikirkan pria lain saat kamu sedang bersamaku. Aku tidak peduli dengan siapakah itu, semuanya tidak boleh!"     

"Bisa tidak kamu tidak bersikap kekanak-kanakan seperti ini?" Gu Xiaoran menggertakkan giginya karena marah.     

"Kamu masih bisa tawar-menawar ya? Sepertinya kamu masih belum cukup lelah." Mo Qing mendengus dingin dan alisnya yang indah tampak berkerut. Kemudian dia menekan tubuh Gu Xiaoran dengan erat, dia bahkan tidak mengubah posturnya dan langsung masuk ke titik terdalam vagina Gu Xiaoran.     

"Bajingan, jangan lagi!" Gu Xiaoran merasa sangat kesakitan, dia merasa seolah badannya sebentar lagi akan retak. Dia memohon Mo Qing dengan penuh belas kasihan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.