Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Bajingan yang Harus Dibunuh



Bajingan yang Harus Dibunuh

0Gu Xiaoran mendorong Mo Qing dengan sekuat tenaga, namun Mo Qing tetap tidak bergerak seperti pelat besi yang sangat kuat.     
0

Ciuman Mo Qing semakin brutal, seolah-olah ingin menelan seluruh tubuh Gu Xiaoran.     

"Um... lepaskan aku..."     

Mo Qing terus mencium Gu Xiaoran dan tidak ingin melepaskannya. Dia meraih kerah baju dan merobeknya. Pakaian Gu Xiaoran yang disobek oleh Mo Qing itu jatuh di samping kakinya. Tiba-tiba Mo Qing menurunkan badannya dan masuk ke dalam tubuh Gu Xiaoran.      

"Aaa..."     

Tubuh Gu Xiaoran menegang karena kesakitan. Ponsel yang ada di tangannya jatuh ke atas lantai dalam sekejap.     

Raungan cemas Gu Tianlei terdengar dari ponsel, "Bicaralah Gu Xiaoran!"     

Gu Xiaoran merasa cemas dan marah. Dia memukul bahu Mo Qing dengan keras. "Dasar brengsek, jangan."     

Mo Qing mengabaikan permohonan Gu Xiaoran. Dia memeluk pinggang Gu Xiaoran dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gu Xiaoran yang terdalam. Dia dengan cepat menggunakan satu tangannya untuk melingkari pinggang Gu Xiaoran, sedangkan satu tangannya lagi memegang kepalanya. Kemudian Mo Qing mencium Gu Xiaoran dengan ganas.     

Layar ponsel yang jatuh di atas lantai masih menyala. Suara kesal Gu Tianlei terdengar sangat keras dari waktu ke waktu.     

Gu Xiaoran cemas bagai semut di atas panci panas. Dia berpikir bahwa panggilan tersebut masih terhubung, jika mengeluarkan suara aneh, Gu Tianlei pasti akan menyadarinya.     

Dengan temperamen Tianlei yang seperti itu, dunia pasti akan kiamat jika dia mengetahui apa yang dilakukan Gu Xiaoran dan Mo Qing saat ini.     

Gu Xiaoran menatap Mo Qing dengan ekspresi yang sangat sedih dalam kegelapan. Dia memohon pada Mo Qing untuk melepaskan dirinya supaya bisa menyelesaikan panggilan terlebih dahulu untuk menghibur Gu Tianlei yang sedang cemas hingga ingin membunuh orang.     

Namun Mo Qing sama sekali tidak ingin melepaskan Gu Xiaoran. Dia sesekali masuk ke titik vagina terdalamnya Gu Xiaoran. Gu Xiaoran hanya bisa menghela napas dingin dan berbisik 'Um…' dengan suara yang rendah. Dia buru-buru menggertakkan giginya agar tidak mengeluarkan suara apapun.      

Mo Qing menundukkan kepalanya dan menutupi bibir Gu Xiaoran lagi. Dia mencium Gu Xiaoran semakin ganas dan penuh gairah.     

Mata Gu Xiaoran memerah karena merasa cemas ketika dia mendengarkan raungan cemas Gu Tianlei dari ponsel, namun dia tidak bisa bergerak sedikitpun dari dalam pelukan Mo Qing yang sangat erat.     

Meskipun Mo Qing tangguh, tetapi dia sangat paham dengan tubuh Gu Xiaoran. Dia tahu bagaimana membangkitkan nafsu Gu Xiaoran. Dia selalu mempermainkan bagian vagina Gu Xiaoran yang paling sensitif.     

Tubuh tegang Gu Xiaoran seketika menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan yang terjadi secara tiba-tiba.     

Suara napas Mo Qing yang berhembus dalam kegelapan semakin panas, rasa panasnya seolah membuat seluruh tubuh ikut terbakar.      

Seluruh tubuh Gu Xiaoran seolah-olah jatuh ke dalam kompor sehingga dirinya terbakar dan keringat mulai bercucuran di seluruh tubuhnya. Meskipun Gu Xiaoran merasa kesal dan melawan kekerasannya, namun dia tetap tidak bisa menahan pemaksaan dari Mo Qing dan juga tidak bisa menahan naluri fisiknya yang merasakan kenikmatan pada tubuhnya sendiri.     

"Jangan takut padaku Gu Xiaoran. Apa yang terjadi dengan dirimu?"     

Gu Xiaoran ingin menjawab dan mengatakan bahwa dirinya sudah tidur.     

Namun pada saat Gu Xiaoran melihat ponsel, pria brengsek yang menekan tubuhnya itu malah semakin meningkatkan serangannya, dan membuatnya tidak bisa melarikan diri. Gu Xiaoran tidak lagi memiliki pemikiran untuk mengurus hal lain.     

Suara teriakannya yang terputus-putus itu keluar tanpa kendali Gu Xiaoran. Dia sangat ketakutan sehingga dengan cepat menundukkan kepalanya dan menggigit bahu Mo Qing. Dia berusaha untuk menekan suara aneh yang akan keluar lagi.     

Semakin Gu Xiaoran melawan, tindakan Mo Qing semakin brutal. Mo Qing menggunakan waktu yang tersingkat dalam berhubungan intim dengannya.      

Tentu saja Gu Xiaoran merasa sangat kesal, namun dia lebih kesal dengan bajingan yang membuat dirinya lemas seolah-olah nyawanya melayang.     

Gu Xiaoran memelototi Mo Qing dengan tatapannya yang tajam, seolah dia memiliki keinginan untuk membunuhnya.     

Meskipun Gu Xiaoran merasa kesal, namun dia tidak berani bergerak. Dia takut jika Gu Tianlei yang berada di ujung telepon akan mendengarkan suaranya yang resah.      

Cahaya bulan yang bersinar masuk melalui tirai dan menyinari badan Gu Xiaoran dan Mo Qing sehingga menunjukkan warna perak yang samar.     

Mo Qing melihat ekspresi wajah Gu Xiaoran yang buruk dari dekat. Alisnya yang indah kini tampak sedikit terangkat.     

"Menurutmu, apa yang akan terjadi jika aku memberitahu Gu Tianlei si bocah itu secara langsung bahwa kamu sedang bersamaku?" Mo Qing menatap mata Gu Xiaoran, "Benarkah dia akan bergegas datang kemari?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.