Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Badannya Panas Dingin



Badannya Panas Dingin

0Dalam kegelapan, Gu Xiaoran hanya bisa melihat kontur wajah Mo Qing yang kurus serta matanya yang dalam. Meskipun Gu Xiaoran tidak bisa melihat Mo Qing dengan jelas, namun dia tetap bisa merasakan adanya api yang berkobar di matanya.     
0

Malam sangat sunyi, sangat sunyi hingga hanya terdengar suara napas yang mendesah. Gu Xiaoran seolah-olah merasa susah untuk bernapas dan jantungnya berdebar tak karuan.     

Gu Xiaoran ingin mendorong Mo Qing supaya menjauh darinya, namun ketika dia ingin mengeluarkan tenaga untuk mendorongnya, Mo Qing malah menekannya dengan lebih kuat. Seluruh punggung Gu Xiaoran menempel pada dinding yang dingin. Tubuh Mo Qing yang kekar menempel pada dada Gu Xiaoran terasa panas bagai arang yang membara.     

Badan Gu Xiaoran terasa panas dingin!     

Tiba-tiba ponselnya berdering. Gu Xiaoran tiba-tiba baru ingat bahwa saat ini Gu Tianlei sedang menunggu kabar darinya, dan dia benar-benar lupa hal ini semua itu karena Mo Qing.     

Mo Qing juga terkejut saat mendengar nada dering ponsel Gu Xiaoran tersebut.     

Gu Xiaoran memanfaatkan momen ini untuk mendorong Mo Qing. Setelah itu dia pun mengambil tas yang ada di atas lantai dan mengeluarkan ponselnya.     

Setelah melihat layar ponselnya, ternyata benar yang meneleponnya adalah Gu Tianlei. Dengan cepat Gu Xiaoran langsung mengangkat panggilan tersebut, "Tianlei!"     

"Kamu di mana?" Suara lega Gu Tianlei terdengar di ujung telepon.     

Gu Xiaoran menelepon Gu Tianlei ketika dirinya mengetahui bahwa stempel terakhir akan dicap setelah acara perayaan.     

Meskipun Gu Tianlei tidak menyukai wajah para pejabat yang munafik dan jelek, namun tidak peduli seberapa buruknya pejabat tersebut, mereka tidak mungkin akan melakukan hal-hal berlebihan di depan umum dalam merusak reputasi mereka sendiri.     

Ketika Gu Xiaoran mengatakan bahwa dirinya hanya bisa kembali setelah makan malam. Gu Tianlei pun menyesal karena telah membiarkan Gu Xiaoran pergi ke Kota Yan sendirian, namun dia tidak terlalu memikirkan kejadian buruk pada Gu Xiaoran.     

Meskipun demikian Gu Tianlei tidak bisa menahan dirinya untuk tidak cemas ketika Gu Xiaoran tidak menghubunginya serta tidak menjawab teleponnya hingga malam seperti ini.     

Gu Tianlei segera mencari semua nomor telepon tetangga rumah lama yang dapat ditemukan olehnya dan menghubungi mereka satu per satu.     

Orang yang menerima panggilan itu ada yang mengatakan bahwa mereka tidak menghadiri pesta perayaan tersebut, dan ada yang mengatakan bahwa mereka telah melihat Gu Xiaoran datang di pesta makan tersebut, namun mereka tidak tahu setelah itu Gu Xiaoran pergi ke mana.     

Ketika Gu Tianlei menelepon Wang Huandong, saat itu Wang Huandong mengatakan bahwa Gu Xiaoran meninggalkan restoran ketika telah melakukan pengecapan terakhir. Mengenai Gu Xiaoran balik ke rumah tua atau balik ke Kota Han, Wang Huandong tidak mengetahuinya.     

Gu Xiaoran menghilang secara tiba-tiba, dan benar-benar tidak ada yang mengetahuinya.     

Gu Tianlei benar-benar panik dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun dia langsung bergegas menyetir mobil dan pergi ke Kota Yan sendirian. Dia hampir mengelilingi semua tempat yang ada di Kota Yan, bahkan mengendarai mobil di sekitar Kota Yan pun dia tetap tidak menemukan Gu Xiaoran.     

Ketakutan yang belum pernah terjadi sebelumnya seketika melanda pada diri Gu Tianlei. Gu Tianlei mencoba untuk menelepon Gu Xiaoran lagi dan akhirnya Gu Xiaoran mengangkat telepon darinya.     

Seketika Gu Tianlei merasa lega saat Gu Xiaoran mengangkat teleponnya, "Gu Xiaoran, kamu sekarang di mana?"     

"Aku di…"     

Ketika Gu Xiaoran ingin berbicara. Mo Qing tiba-tiba menggenggam bagian belakang kepala Gu Xiaoran dengan satu tangan dan dengan cepat menempelkan bibirnya ke bibir Gu Xiaoran.     

"Um..." Gu Xiaoran tidak bisa berbicara, wajahnya memerah karena merasa sangat kesal.     

Suara cemas Gu Tianlei terdengar dari ponsel, "Gu Xiaoran, kamu kenapa?"     

"Lepaskan aku!" Gu Xiaoran berusaha keras untuk menghindari Mo Qing, dan pada saat yang sama dia menutupi lubang suara ponselnya untuk mencegah Gu Tianlei mendengar pembicaraannya dengan Mo Qing, "Lepaskan aku, aku lagi telepon!"     

Mo Qing tidak menghentikan gerakannya, tetapi dia malah mencium Gu Xiaoran dengan lebih dalam. Mo Qing membungkam mulut Gu Xiaoran dan mencegah setiap ucapan yang ingin dikatakan oleh Gu Xiaoran, dia benar-benar tidak membiarkan Gu Xiaoran mengeluarkan suara sedikitpun.     

"Apa yang terjadi?"     

"Gu Xiaoran, kamu di mana?"     

Mo Qing tiba-tiba menopang pantat Gu Xiaoran dengan kedua tangannya dan menggendong Gu Xiaoran. Mo Qing maju selangkah ke depan dan menekan Gu Xiaoran dengan keras ke pagar tangga.     

Punggung Gu Xiaoran membentur pagar kayu yang berukir bunga, dia pun mengerang kesakitan. Setelah itu, Mo Qing bersikeras menekan Gu Xiaoran dan tidak memberinya kesempatan untuk melawan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.