Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Singkirkan Penyamaranmu



Singkirkan Penyamaranmu

0Gu Xiaoran merasa tidak nyaman ketika Mo Qing menatapnya, tiba-tiba dia pun berdeham, "Aku... Aku hanya ingin berterimakasih karena kamu telah membelikan bubur untukku."     
0

"Gu Xiaoran!" Mo Qing menarik napas dalam-dalam dan berbicara dengan perlahan.     

"Ada apa?"     

"Kamu boleh menyingkirkan penyamaranmu di hadapanku."     

Gu Xiaoran menggigit bibirnya dengan ringan, kemudian dia kembali diam dan makan buburnya.     

Tiba-tiba ponsel Mo Qing berdering. Dia melirik nomor seseorang yang menghubunginya itu dan mengambil kotak kosong bubur yang telah dihabiskan oleh Gu Xiaoran. Kemudian dia berjalan ke arah tong sampah dan sekaligus mengangkat panggilan tersebut.     

"Tuan Muda, Tuan Besar sudah mengetahui peristiwa yang terjadi pada pesta makan malam tadi." Suara Zhuo An terdengar melalui telepon.     

"Lalu?"     

"Tuan Besar mengatakan bahwa tindakan Peini kali ini benar-benar sudah keterlaluan, tetapi Tuan Muda yang membuat Direktur Cheng malu lebih dulu. Jadi masalah ini… Tuan Besar tidak ingin memperbanyak masalah lagi."      

"Berdamai?" Mo Qing tersenyum dengan sikapnya yang dingin, "Apakah Papaku sendiri yang memikiran seperti itu atau Cheng Guoliang telah mengatakan sesuatu kepadanya?"     

Berdasarkan karakter Cheng Guoliang, dia pasti akan segera menemui ayahnya Mo Qing untuk mengeluh tentang masalah yang terjadi di pesta makan malam dan menyalahkan Gu Xiaoran.     

"Meskipun Tuan Besar tidak hadir di tempat, tetapi Tuan Besar tahu siapa yang benar dan siapa yang salah."     

"Bagaimana jika aku tidak menyetujuinya?"     

"Tuan Besar berkata bahwa jika Tuan Muda tidak memperdebat masalah malam ini, Tuan Besar bisa mencegah Direktur Cheng untuk melukai Nona Gu."     

"Baik, aku setuju! Tapi aku ingin kamu menyampaikan sebuah pesan kepada Papaku."     

"Pesan apa?"     

"Jika Papaku tidak bisa melakukannya, aku tidak keberatan untuk membantunya."     

Seketika Zhuo An langsung berkeringat dingin di dahinya.     

Setelah itu Mo Qing kembali berdiri di samping ayunan. Saat melihat Gu Xiaoran yang ketiduran dan bersandar di tali ayunan tersebut, Mo Qing tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum.     

"Bagaimanapun juga Gu Xiaoran masih merupakan seorang gadis kecil, baru sebentar saja dia bisa ketiduran."     

Mo Qing melangkah maju dan menggendong Gu Xiaoran, tetapi tangan Gu Xiaoran menggenggam tali ayunan dengan erat dan tidak ingin melepaskannya, sehingga Mo Qing harus berhenti dan merenggangkan jari-jarinya. Gu Xiaoran mengerutkan alisnya ketika tangannya tidak lagi menggenggam tali ayunan. Kemudian dia langsung meraih tangan Mo Qing, alisnya yang berkerut kini mulai mengendur.     

Entah kenapa tiba-tiba Mo Qing merasa sakit hati. Sikap Gu Xiaoran masih sama seperti ketika dia masih kecil. Jika dilihat dari penampilan luar, Gu Xiaoran sangat aktif, tetapi dia selalu merasa gelisah ketika sedang tidur.     

Dari sini ke loteng kecil jaraknya hanya perlu melewati satu jalanan lagi. Mo Qing menyuruh sopir untuk menyetir mobil pulang. Dia membiarkan Gu Xiaoran meraih tangannya, lalu dia menggendong Gu Xiaoran dan berjalan menuju loteng kecil.     

Setelah masuk ke dalam kamar, Mo Qing dengan lembut meletakkan Gu Xiaoran di tempat tidur. Saat ini Gu Xiaoran masih memegang tangan Mo Qing dan tidak ingin melepaskannya.     

Jika Mo Qing menarik jarinya kembali dengan keras, Gu Xiaoran pasti akan terbangun.     

Mo Qing tidak tega untuk membangunkan Gu Xiaoran. Dia pun menggunakan satu tangan untuk menutupi badan Gu Xiaoran dengan selimut. Kemudian dia baring di samping Gu Xiaoran. Setelah melihat Gu Xiaoran yang tertidur lelap, dia dengan lembut memegang wajah Gu Xiaoran yang tampak merah dengan jarinya. Ada sentuhan kelembutan di matanya yang bahkan tidak diketahui oleh dirinya.     

Gu Xiaoran merasa gatal pada wajahnya sehingga dia mengendurkan jari-jarinya untuk menggaruk wajahnya.     

Mo Qing mengambil kesempatan ini untuk menanggalkan gaunnya yang diikat rapat seringan mungkin dan menutupi Gu Xiaoran dengan selimut lagi.     

Ketika Mo Qing baru saja ingin mundur, tiba-tiba Gu Xiaoran seolah-olah seperti kucing yang ingin membenamkan diri ke dalam pelukannya setelah mencium aromanya.     

Gu Xiaoran samar-samar bergumam, "Jangan pergi!"     

Mata Mo Qing perlahan-lahan menjadi gelap. Dia merapikan rambut yang berantakan di wajah Gu Xiaoran dan menatap wajah kecilnya yang tertidur. Dia dengan lembut membelai bibir Gu Xiaoran yang lembut dengan jarinya.     

Setelah berlalu sekian lama, Mo Qing menghela napas diam-diam. Dia memeluk Gu Xiaoran dengan tenang, lalu mencium dahi Gu Xiaoran dengan ringan dan memejamkan matanya.     

Setelah Gu Xiaoran tidur dengan nyenyak, Mo Qing melepaskannya dan diam-diam bangkit dari tempat tidur.     

Tiba-tiba Mo Zhenzhong menelepon Mo Qing. Ini menjelaskan bahwa Cheng Guoliang telah berjanji kepada Ayahnya bahwa dia akan memenuhi syarat tersebut. Namun Mo Qing tidak percaya dengan Cheng Guoliang, sehingga dia harus pergi melakukan beberapa tindakan pencegahan untuk berjaga-jaga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.