Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kamu Percaya Dengan Perkataan Wanita?



Kamu Percaya Dengan Perkataan Wanita?

0"Hanya satu sendok saja. Jika kamu tidak memakannya, aku juga tidak ingin memakannya lagi." Gu Xiaoran bersikeras mempertahankan permintaannya.     
0

Mo Qing melirik Gu Xiaoran, lalu dia mengerutkan keningnya ketika melihat gumpalan ubi cina yang lengket.     

"Aaa, buka mulutmu!" Gu Xiaoran menatap mata Mo Qing yang hitam dan tampak seperti anjing kecil yang terlantar.      

Ketika Gu Xiaoran masih kecil, dia sering menatap Mo Qing seperti ini juga ketika menginginkan sesuatu darinya. Matanya yang menawan dan tidak berbahaya bisa melembutkan hati Mo Qing yang keras.     

Akhirnya hati Mo Qing melunak, dia membuka mulutnya untuk memakan gumpalan bubur ubi cina tersebut.     

Setelah itu Gu Xiaoran juga memakan seteguk. Setelah itu dia mengambil sesendok lagi untuknya. Dia tersenyum seolah-olah sedang menyanjung Mo Qing.     

Raut wajah Mo Qing tiba-tiba berubah menjadi buruk, "Bukankah baru saja kamu mengatakan hanya satu sendok saja?"     

Hanya satu sendok saja!     

"Kamu percaya dengan kata-kata wanita?" Gu Xiaoran tidak memiliki sadar bahwa dia telah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan janjinya.     

"Gu Xiaoran!" Mo Qing tersentak dengan tindakan Gu Xiaoran yang mulai nakal padanya.     

"Satu sendok saja, hanya satu sendok saja."     

"Tidak mau. Cepat makan sendiri, setelah selesai makan kita langsung pulang rumah."     

"Kalau kamu tidak makan, aku juga tidak mau makan lagi. Sepertinya aku harus mengecewakan kebaikan yang telah dilakukan oleh Tuan Muda Mo." Gu Xiaoran bersikap seperti anak nakal yang perlu diberi pelajaran.     

"Jangan berani mencoba untuk tidak makan." Wajah Mo Qing menjadi muram. Jika kondisi perut Gu Xiaoran kosong sampai besok, lambungnya pasti akan sakit.     

"Aku tidak mau makan!" Gu Xiaoran mengangkat dagunya dan melototi Mo Qing tanpa mengaku kalah.     

Mo Qing meraih bubur yang ada di tangan Gu Xiaoran dengan satu tangan dan satu tangannya lagi mencubit hidung Gu Xiaoran. Rasanya Mo Qing ingin sekali menuangkan bubur tersebut ke dalam mulut Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran tidak bergerak dan membiarkan Mo Qing mencubit hidungnya. Kemudian Gu Xiaoran mendengus dan berkata, "Kalau kamu sekarang menuangkan bubur ke mulutku, besok aku akan membiarkan diriku mati kelaparan!"     

Mo Qing menghentikan gerakannya dan menatap Gu Xiaoran dengan tatapan yang tajam.     

Gu Xiaoran tidak bisa bernapas hingga wajahnya memerah. Namun dia tetap tidak ingin mengalah. Dia memelototi Mo Qing dengan tatapan yang tajam bagai ikan buntal kecil yang mengembang.     

Mo Qing tersenyum ketika menatap Gu Xiaoran. Kemudian dia melepaskan hidung Gu Xiaoran, lalu mengambil sesendok bubur dan memakannya sendiri. Lalu dia mengambil sesendok yang lebih penuh lagi untuk menyuapi Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran menelan satu sendok penuh bubur ubi cina dalam seteguk. Dia merasa sangat puas.     

Sebenarnya, Gu Xiaoran enggan untuk membuang semangkok bubur tersebut. Namun karena melihat Mo Qing juga tidak sempat makan malam, sehingga dia takut Mo Qing akan kelaparan.     

Saat melihat Gu Xiaoran yang penuh dengan ambisi, Mo Qing menurunkan kelopak matanya.     

Dulu ketika Gu Xiaoran dan Mo Qing bepergian untuk melakukan tugas, terkadang mereka harus mengintai terlalu lama dan melebihi anggaran yang mereka miliki, sehingga makanan ataupun air yang dibawa saat itu tidak mencukupi. Mo Qing takut Gu Xiaoran akan kehabisan energi jika tidak makan dengan kenyang, sehingga dia akan memberikan makanannya kepada Gu Xiaoran.     

Setelah ketahuan oleh Gu Xiaoran, Gu Xiaoran langsung mengancamnya untuk makan bersama.     

Jika kamu berani memaksaku, besok aku akan membiarkan diriku mati kelaparan! Gu Xiaoran mengatakan kata-kata yang sama persis seperti pada waktu itu.     

Kalimat ini adalah kata mutiara yang paling sering dikatakan oleh Gu Xiaoran dan kalimat ini selalu berfungsi.     

Justru karena Gu Xiaoran sangat keras kepala sehingga dia akan melakukan tindakan sesuai dengan janjinya, meskipun harus bertentangan dengan Mo Qing. Mo Qing sangat benci ketika melihat Gu Xiaoran yang keras kepala seperti ini. Namun untuk tidak merusak rencana yang telah dibuat, Mo Qing hanya bisa mengalah dan menuruti keinginannya.     

Gu Xiaoran tidak terlihat seperti mitra yang diberikan oleh organisasi kepada Mo Qing, dia jelas-jelas adalah si bintang nakal yang dibuang oleh Tuhan kepadanya.     

Semua kemarahan yang terjadi di masa lalu itu dikesampingkan pada saat ini, sehingga membuat hati Mo Qing menjadi lembut.     

Kebiasaan si bintang nakal itu hanya aku yang memanjakannya, aku masih bisa menyalahkan siapa lagi? Kata Mo Qing dalam hati.     

Ketika melihat bubur yang lengket di bibir Gu Xiaoran, Mo Qing mengulurkan tangannya dan dengan lembut menyeka bubur di bibir Gu Xiaoran dengan ibu jarinya.     

Karena tindakan Mo Qing itu, Gu Xiaoran seketika langsung merasa susah untuk bernapas. Saat melihat Mo Qing menarik kembali tangannya, Gu Xiaoran tiba-tiba mendekatinya dan langsung mencium pipinya.     

Gu Xiaoran tertegun setelah mencium Mo Qing.     

Secara naluriah dia ingin mencium Mo Qing dan sepertinya dirinya telah sering melakukan tindakan di masa lalu.     

Diam-diam Mo Qing memperhatikan Gu Xiaoran. Malam ini, Gu Xiaoran telah cukup menderita, suasana hatinya tidak buruk. Semua tindakan yang dia lakukan ini hanya untuk menutupi rasa sakit di hati yang dirasakannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.