Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Fragmen Ingatan



Fragmen Ingatan

0"Apa rencanamu selanjutnya?" Li Xinyao melirik Mo Qing dan Gu Xiaoran, kemudian dia memberikan segelas koktail kepada Cheng Peini.     
0

Saat pertama kali bertemu dengan Mo Qing, Li Xinyao sudah jatuh cinta dengan Mo Qing. Akan tetapi ayahnya mengatakan kepada Li Xinyao bahwa Mo Qing bukan seseorang yang bisa dia provokasi.     

Dari kecil hingga dewasa, tidak peduli Li Xinyao melakukan masalah sebesar apa pun, ayahnya tidak pernah mengatakan omongan yang terlalu kasar kepadanya.     

Namun kali ini, ayahnya malah mengatakan bahwa jika dirinya berani memprovokasi Mo Qing maka dia akan dikeluarkan dari keluarga Li, dan keluarga Li tidak akan mengakui dirinya sebagai putrinya lagi.     

Pria yang tidak boleh dicintai oleh dirinya, dia juga tidak ingin orang lain mendapatkannya. Ketika melihat Cheng Peini gila karena iri hati, Li Xinyao merasa senang.     

Tetapi ketika Li Xinyao melihat Gu Xiaoran yang berada di dalam pelukan Mo Qing, dia merasa panik seolah-olah ada jarum yang tertancap di hatinya.     

Li Xinyao melirik Gu Xiaoran dengan tatapan yang dingin. Jika Cheng Peini dan Gu Xiaoran saling menggigit dan menyebabkan luka pada kedua orang tersebut, itu adalah hal terbaik baginya.     

Setelah beberapa saat kemudian, Mo Qing berhenti.      

"Ayo pergi!" Suara Mo Qing terdengar sedikit serak.     

Mo Qing memeluk bahu Gu Xiaoran dan membawanya berurusan dengan partai-partai politik. Mo Qing tidak banyak bicara, tetapi penampilannya terlihat sangat profesional.     

Mo Qing mendengarkannya dengan cermat. Dia tampak anggun dan mulia ketika tersenyum dalam menanggapi omongan orang lain. Secara tidak sengaja Mo Qing mengungkapkan keagungan seorang raja, seolah-olah orang-orang yang hadir di acara hanya berfungsi sebagai pelengkap yang menemaninya saja.     

Gu Xiaoran mengenal Mo Qing saat berusia dua belas tahun. Mo Qing merupakan orang yang lembut dan pendiam sebelum Imperial Group bangkrut. Namun setelah Imperial Group mengalami kebangkrutan, Mo Qing tiba-tiba berubah menjadi orang yang sangat kejam.     

Gu Xiaoran tidak pernah melihat Mo Qing seperti ini sebelumnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak fokus ketika melihat senyuman di bibir Mo Qing.     

Saat meninggalkan acara tersebut, hari sudah fajar.     

Malam ini, Mo Qing selalu melingkar tangannya di pinggang Gu Xiaoran ketika membawanya untuk bersosialisasi. Sampai masuk ke mobil pun Mo Qing tidak melepaskannya.     

Gu Xiaoran tidak tahu apakah Mo Qing melakukan ini karena ingin menjaga harga dirinya atau tidak, karena bagaimanapun juga, Gu Xiaoran adalah tunanganya yang diakui secara terbuka di hadapan media.     

Akan tetapi malam ini, Gu Xiaoran merasa sangat nyaman ketika berada di sisi Mo Qing.     

Ketika dia memikirkan fragmen yang muncul di benaknya sebelumnya, perasaan yang tidak dapat dijelaskan oleh Gu Xiaoran sekali lagi muncul dalam hatinya.     

Fragmen apakah itu?     

Apakah itu merupakan salah satu ingatan yang telah aku lupakan?     

Begitu bahagia memiliki orang seperti itu di sisiku, mengapa aku memilih untuk melupakannya?     

Apakah karena pria tersebut meninggalkanku atau karena aku telah kehilangan dia jadi aku memilih untuk melupakannya? Batin Gu Xiaoran.     

Tiba-tiba rasa sakit hati dan putus asa meleleh dari lubuk hati Gu Xiaoran, dia merasa semakin sakit hati hingga membuat dadanya terasa sesak.     

"Wajahmu tampak begitu pucat, apakah kamu merasa tidak nyaman?" Tatapan Mo Qing jatuh pada wajah Gu Xiaoran.     

"Tidak!" Gu Xiaoran menggelengkan kepalanya, "Aku hanya merasa sedikit lelah!"     

"Pulau Nanwan!" Mo Qing mengatakannya kepada sopir. Setelah selesai berbicara, Mo Qing mengencangkan tangannya lalu menarik Gu Xiaoran ke dalam pelukannya dan berhenti berbicara.     

"Aku ingin pulang." Tiba-tiba Gu Xiaoran merindukan loteng kecil tempatnya tinggal.     

Mo Qing menundukkan kepalanya untuk menatap Gu Xiaoran, lalu dia berkata dengan lembut, "Jalan Timur!"     

Mobil tersebut memutar arah. Mo Qing meminta sopir untuk berhenti ketika sampai di sebuah taman kecil yang tidak jauh dari loteng kecil.     

"Tunggu aku di mobil, aku pergi membeli sedikit cemilan untuk makan malam."     

Pesta hari ini adalah pesta makan malam, tetapi Gu Xiaoran hampir tidak makan makanan apapun.     

Padahal Mo Qing sebenarnya juga bisa menyuruh sopir untuk pergi membeli makanan untuk Gu Xiaoran, tetapi dia malah melepaskan Gu Xiaoran dan membuka pintu mobil untuk turun dari mobil.     

Salah satu luka dari laporan inspeksi cedera tersebut menunjukkan bahwa Gu Xiaoran mengalami luka pada lambungnya. Meskipun lukanya telah sembuh, tetapi lambungnya tetap terasa sangat lemah. Jika Gu Xiaoran makan dengan normal maka tidak akan terjadi masalah yang besar.     

Akan tetapi jika dia menahan kelaparan yang terlalu lama, maka dia tidak boleh memakan makanan yang terlalu berat. Jika tidak akan menyebabkan sakit maag.     

Gu Xiaoran sudah beberapa jam tidak makan sehingga perutnya sangat kosong. Dia harus makan makanan yang bisa menjaga kesehatan lambungnya. Mo Qing khawatir jika menyuruh orang lain untuk melakukannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.