Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak akan Patuh



Tidak akan Patuh

0Gu Xiaoran melihat sosok punggung Mo Qing yang tinggi melalui jendela mobil.     
0

Pria muda yang tiba-tiba muncul di benak Gu Xiaoran sebelumnya juga begitu tinggi, ramping dan dingin.     

Apakah karena Mo Qing seperti pemuda yang ingin aku lupakan sehingga aku selalu ingin mendekati Mo Qing?     

Mungkinkah meski sudah tidak memiliki ingatan, tetapi aku masih terobsesi dengan pria tersebut sehingga aku tidak bisa melupakannya?     

Ketika Gu Xiaoran memikirkan hal ini, dadanya terasa sesak, kemudian dia pun membuka pintu mobil.     

"Nona Gu, kamu tidak boleh pergi sendirian." Sopir segera menghentikannya.     

"Aku hanya duduk di sini saja, aku tidak akan pergi terlalu jauh." Gu Xiaoran tidak ingin menyusahkan sopir sehingga dia pergi duduk di ayunan yang tidak jauh dari mobil.     

Tidak lama kemudian Mo Qing kembali dengan membawa cemilan untuk makan malam. Saat itu dia sedang melihat Gu Xiaoran yang sedang duduk di atas ayunan sambil menatap bulan yang cerah di langit, entah apa yang sedang ada dalam pikirannya.     

Gu Xiaoran tampak tenang dan cantik bagai peri yang ada di bawah cahaya malam hari. Mo Qing memperhatikan Gu Xiaoran dengan tenang, dia tidak tega untuk memecah keheningan ini.     

Gu Xiaoran mengingat momen itu berulang kali, tetapi dia tidak bisa melihat wajah remaja tersebut dengan jelas. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk menghela napas ringan.     

Hembusan angin dingin bertiup. Gu Xiaoran menggosok lengannya, tetapi dia tidak ingin masuk ke dalam mobil.     

Tubuh Gu Xiaoran tiba-tiba menghangat. Ada sebuah jas diletakkan di pundaknya. Gu Xiaoran pun langsung mengangkat kepalanya.     

Mo Qing!     

"Malam hari sangat dingin, kamu seharusnya tidak boleh berada di luar sini terlalu lama dan terpapar hembusan angin yang dingin seperti ini." Mo Qing berjalan ke hadapan Gu Xiaoran dan merapikan jas yang ada pada tubuh Gu Xiaoran.     

"Aku merasa sesak ketika berada di dalam mobil. Aku hanya ingin menghirup udara segar." Gu Xiaoran menggoyangkan ayunan dengan ringan. Begitu melihat bahwa Mo Qing tidak bermaksud untuk pergi, Gu Xiaoran sedikit menggeser duduknya ke samping dan meluangkan setengah dari tempat duduk ayunan tersebut. Gu Xiaoran mengangkat kepalanya dan bertanya, "Apakah kamu ingin duduk sebentar?"     

Kemudian Mo Qing pun duduk di atas ayunan yang disediakan oleh Gu Xiaoran dengan ragu-ragu. Lalu dia membuka tutup kotak bubur yang dibeli, "Makanlah, masih panas."     

Samar-samar tercium aroma bubur ubi cina yang sedap.     

Di daerah ini, hanya terdapat satu toko yang menjual bubur ubi cina. Mo Qing memarkir mobil di sini hanya untuk membeli bubur ubi cina demi aku? Kata Gu Xiaoran dalam hati.     

Gu Xiaoran memegang bubur yang masih panas itu. Dia punya sakit maag dan lambungnya saat itu juga pernah mengalami luka berat. Walaupun sudah sembuh, maagnya telah menjadi sensitif karena luka tersebut. Namun Gu Xiaoran selalu menutupinya dengan baik dan tidak ada orang yang tahu. Mengapa Mo Qing akan membelinya bubur ubi cina yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan lambungku? Batin Gu Xiaoran.     

"Mo Qing, apakah aku mengenalmu sebelum aku kehilangan ingatan?"     

"Menurutmu?"     

"Aku sudah tidak ingat lagi."     

"Kalau begitu bicarakanlah saat kamu sudah mengingatnya."     

Mo Qing melihat dua bayangan yang bergoyang di atas tanah, nada suaranya tidak bisa mendengarkan emosinya saat ini.     

Akan tetapi Gu Xiaoran sedikit curiga. Mo Qing tidak menyangkal semuanya. Apakah ini menandakan bahwa Mo Qing mungkin merupakan orang yang ada pada ingatannya? Tanya Gu Xiaoran dalam hati.     

"Jika aku tidak bisa mengingatnya seumur hidup, apakah kamu selamanya tidak akan memberitahu aku bahkan jika kamu mengetahuinya?"     

"Iya!" Mo Qing menjawab pertanyaan Gu Xiaoran tanpa ragu-ragu.     

"Mengapa?"     

"Kenapa ada begitu banyak pertanyaan? Cepatlah makan buburnya, ini sudah mau dingin."     

Mo Qing menurunkan kelopak matanya untuk menutupi kontradiksi yang melintas di bawah matanya.     

Mo Qing harus mencari tahu dengan jelas hal yang telah terjadi di panti asuhan saat itu. Hanya ketika Gu Xiaoran mendapatkan kembali ingatannya, mungkin Gu Xiaoran baru bisa mendapatkan kembali keterampilannya dan bisa melindungi dirinya dengan lebih baik.     

Tapi jika ingatan Gu Xiaoran sudah pulih, dia akan menemukan motif Mo Qing. Ketika saat itu tiba, kemungkinan dia tidak akan patuh dengan perintah Mo Qing dan melibatkan dirinya dalam hal tersebut.     

Setiap kali ketika melihat penampilan Gu Xiaoran yang bodoh, terkadang Mo Qing berharap Gu Xiaoran dapat begitu bodoh untuk sepanjang waktu.     

Gu Xiaoran mengambil satu sendok bubur lalu meniupnya. Dia meletakkannya di depan mulut Mo Qing sembari berkata, "Makanlah sedikit, bukankah malam ini kamu juga tidak makan?" Mo Qing hanya membeli satu kotak bubur saja, jelas Mo Qing tidak membeli untuk dirinya sendiri.     

"Kamu makan sendiri saja!" Mo Qing tidak menyukai makanan lengket seperti ini yang direbus bersama dengan banyak bahan makanan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.