Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Ciumannya Bagai Matahari di Musim Semi



Ciumannya Bagai Matahari di Musim Semi

0Bahkan Mo Qing tidak yakin bahwa bisa menyelamatkan Gu Xiaoran apalagi dia tidak mungkin bisa berada di sisinya untuk setiap saat.     
0

Mo Qing juga membenci Gu Xiaoran, tetapi dia lebih memilih untuk merasa sakit seperti ini daripada membiarkan Gu Xiaoran mati.     

Ketika Mo Qing berusia 8 tahun, Gu Xiaoran dibawa ke sisi Mo Qing. Instruktur memberitahu Mo Qing, "Mulai hari ini, wanita ini akan menjadi bayanganmu!"     

Jika Gu Xiaoran adalah bayangannya, maka Mo Qing harus bersamanya sepanjang waktu.     

Bahkan jika Mo Qing pergi ke neraka, dia juga harus membawa Gu Xiaoran pergi bersamanya. Jika harus menanggung kesakitan, maka mereka juga harus menanggungnya bersama. Tidak ada yang lebih bahagia dari siapapun.      

Pelukan Mo Qing sangat hangat dan segar. Ciuman Mo Qing bagai matahari di musim semi yang membuat salju yang ada di hati Gu Xiaoran sedikit mencair.     

Tubuh Gu Xiaoran yang kaku perlahan-lahan menjadi rileks. Dia memejamkan matanya dan tidak memikirkan apa pun. Dia hanya ingin mencium aroma yang familiar dan menyebar dari tubuh Mo Qing.     

Jelas-jelas Mo Qing sangat jahat, tetapi entah kenapa Gu Xiaoran merasa nyaman ketika berdekatan dengannya, seolah-olah Mo Qing akan menjaganya jika suatu hari nanti dunia ini akan kiamat.     

Sebuah adegan yang sangat buram tiba-tiba muncul di benak Gu Xiaoran. Di mana seorang remaja sedang bersandar dengan santai di pohon dan memeluk lengannya sendiri. Remaja tersebut sedang memandang dedaunan gugur yang berserakan di atas tanah.     

Ada seorang gadis muda yang sedang berdiri di depan remaja tersebut, "Instruktur bilang bahwa kamu adalah langitku. Jadi tidak peduli apa yang akan terjadi, bahkan jika suatu hari nanti dunia akan kiamat kamu juga harus menjagaku."     

Remaja yang dingin itu berkata, "Maksud dari 'aku adalah langitmu' itu artinya kamu harus mendengarkan semua perintahku, bukan malah aku yang harus menanggung kesalahan yang telah kamu lakukan."     

"Tetapi kalau aku telah membuat masalah, apakah kamu tidak membantuku untuk menyelesaikannya?"     

"Tidak mau membantu!"     

"Jika kamu tidak membantuku, Kak Shiba akan memukulku hingga mati. Dan aku tidak bisa mengalahkannya."     

"Kalau begitu biarkan dia memukuli kamu sampai mati saja." Gadis itu pergi dengan marah.     

Adegan seketika berubah. Gadis itu terjatuh di atas lantai dan seolah-olah mengalami luka. Dia menatap dengan lemah ke arah pria yang mendekatinya selangkah demi selangkah.     

"Dasar gadis bodoh, kamu telah merusak rencanaku. Pergi mati saja kamu."     

Begitu pria itu ingin menendang dada gadis, sebuah sosok besar tiba-tiba muncul dari belakang dan menendang pria tersebut. Pria tersebut jatuh di atas tanah dan tangannya memegang perutnya, dia berguling kesakitan.     

"Berani-beraninya kamu memprovokasi orangku. Tampaknya kamu ingin menjadi anjing mati!" Terdengar suara pria.     

"Gadis ini menghancurkan senjataku." Kak Shiba berjuang untuk bangkit dari tempat.     

"Aku memberimu dua pilihan. Yang pertama adalah pergi sekarang juga dan aku akan mengganti rugi. Yang kedua adalah aku akan membunuhmu sekarang juga!" Remaja tersebut melirik Kak Shiba dengan tatapan yang dingin. Seluruh tubuhnya seolah-olah tenggelam dalam air es, tidak ada sedikitpun kehangatan.     

"Dunia ini hanya memiliki satu pistol seperti itu, bagaimana kamu bisa mengganti rugi?" Kakak Shiba tersebut marah hingga wajahnya tampak membiru.     

"Sepertinya kamu memilih pilihan kedua."     

Kakak Shiba tiba-tiba tersedak. Dia melirik remaja itu dengan tatapan yang tajam. Meskipun dia sangat marah, tetapi dia tidak berani berada di sana lagi. Dia berbalik badannya dan pergi dengan terhuyung-huyung.     

Remaja tersebut berbalik badannya dan menatap gadis itu dari atas untuk sementara waktu. Kemudian dia membungkukkan badannya dan menggendong gadis itu.     

Gadis itu memeluk leher remaja dengan gembira, "Aku tahu bahwa kamu tidak akan meninggalkanku sendirian."     

Wajah remaja tersebut tampak dingin, dia tidak menatap gadis itu sama sekali.     

Gadis itu tidak terlalu peduli. Dia menyandarkan kepalanya di bahu remaja tersebut. "Aku mengantuk dan ingin tidur sebentar."     

Remaja itu melirik gadis tersebut. Sebenarnya gadis itu tidak mengantuk, tetapi lukanya terlalu sakit sehingga dia pura-pura tidur untuk menutupi rasa sakitnya.     

Saat melihat gadis seperti ini, remaja tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang secara diam-diam.     

Adegan tersebut hilang sampai di sini. Gu Xiaoran merasa sedikit sedih ketika memejamkan matanya. Dia pun perlahan-lahan meneteskan air matanya.     

Ada perasaan pahit bercampur manis di hatinya. Gu Xiaoran tidak tahu mengapa bayangan seperti itu tiba-tiba muncul di benaknya. Adegan tersebut terlalu buram sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah kedua orang itu.     

Namun Gu Xiaoran merasa bahwa dirinya sedang merasakan perasaan yang sama dengan gadis yang bersandar di pelukan pria tersebut, ketika memejamkan matanya yaitu, nyaman.     

Saat itu Cheng Peini berdiri tidak jauh dari sana. Dia memandangi dua orang yang saling berciuman. Dia sangat kesal sampai hampir mematahkan kukunya yang panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.