Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Memukul Anjing Tidak Perlu Mempertimbangkan Perasaan Pemilik



Memukul Anjing Tidak Perlu Mempertimbangkan Perasaan Pemilik

0Cheng Peini tahu bahwa Gu Xiaoran datang ke sini bersama dengan Mo Qing. Meskipun tahu bahwa kata-kata yang diucapkan di depan umum ini akan memprovokasi Mo Qing, namun dia tetap merasa ketakutan ketika memandang wajah Mo Qing yang dingin.     
0

"Peini, keras kepala harus ada batasnya." Mo Qing tampak cemberut, wajahnya tampan dingin bagaikan es yang membeku.     

"Mo Qing, aku tahu bahwa kamu telah dirayu oleh pelacur ini, tetapi apakah kamu telah lupa dengan penderitaan yang dideritakan oleh Paman Mo selama bertahun-tahun karena wanita jalang ini?"     

Cheng Guoliang yang telah melakukan donasi tiba-tiba datang kemari, "Peini, mengapa kamu berbicara seperti itu dengan Mo Qing?"     

"Apakah kata-kataku salah? Gedung Imperial Group terbakar habis hanya dalam waktu satu malam. Bukankah itu terjadi karena Gu Zhengrong yang sudah bersekongkol dengan si wanita jalang ini?"     

"Peini, ini adalah masalah keluarga Mo, kamu jangan sembarangan bicara omong kosong di sini." Cheng Guoliang memarahi Cheng Peini, namun nada suaranya tidak terlalu keras, sehingga membuat orang yang mendengarkan, akan lebih percaya bahwa kata-kata Cheng Peini adalah sebuah fakta.     

"Aku tidak bicara omong kosong. Gu Zhengrong tidak hanya menjebak Paman Mo saja. Kematian Bibi Mo dan Kakak Youyou pada tahun itu kemungkinan juga merupakan ulah Gu Zhengrong."     

"Cukup!" Mo Qing memeluk bahu Gu Xiaoran dan menekan Gu Xiaoran ke dalam pelukannya. Kemudian dia melirik Cheng Peini dengan tidak senang sambil sedikit menyipitkan matanya. Tatapan matanya itu terlihat dingin bagai es, benar-benar sangat dinginnya hingga tidak merasakan kehangatan sedikit pun.     

"Mo Qing, jelas-jelas tahu dengan hal-hal itu, mengapa kamu masih ingin membela Gu Xiaoran?"     

Cheng Peini merasa takut ketika bertatapan dengan sorot mata Mo Qing yang dingin. Namun dia semakin marah ketika melihat Gu Xiaoran yang dilindungi oleh Mo Qing dengan ketat. Karena Cheng Peini yang memulai topik ini, dia tidak akan menyerah jika tidak membuat Gu Xiaoran malu. Cheng Peini memberanikan dirinya dan bersikeras melawan Gu Xiaoran.      

Wajah Gu Xiaoran yang semula tampak memerah kini perlahan mulai menghilang. Gu Xiaoran tahu bahwa Cheng Peini melakukan ini karena ingin memprovokasi hubungannya dengan Mo Qing di depan orang-orang yang memiliki jabatan ini.     

Namun masalah antara Imperial Group dan ayahnya seperti duri yang tersangkut di tenggorokan Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran tahu bahwa ayahnya telah melaporkan Imperial Group kepada polisi dan dia juga pernah berpikir bahwa apakah kebakaran yang telah terjadi pada malam itu berhubungan dengan ayahnya. Akan tetapi dengan niat egoisnya, dia tetap berharap bahwa ayahnya hanya melaporkan ke polisi saja, dan sisanya bukan dilakukan ayahnya.      

Gu Xiaoran merasa bingung ketika mendengar Cheng Peini menyebut nama ibu Mo Qing dan orang yang bernama Youyou. Pada waktu yang bersamaan, dia juga merasa sangat cemas.     

Apa mungkin kematian ibu Mo Qing itu sebenarnya juga masih ada kaitannya dengan kebakaran Imperial Group yang terjadi pada dua tahun yang lalu? Pikir Gu Xiaoran.      

"Kalau kamu ingin mencari masalah, lihatlah situasi acara yang kamu hadirkan. Ini bukan rumahmu yang bisa membiarkanmu untuk mencari masalah."     

Ekspresi wajah Mo Qing tampak sangat dingin, nada suaranya saat bicara juga jarang menjadi begitu tajam. Mo Qing juga tidak menghiraukan keberadaan Cheng Guoliang dan istrinya yang berdiri di sebelah Cheng Peini.     

Ayah dan ibu Cheng Peini tidak dapat mengendalikan putrinya dan membiarkan dia membuat masalah di sini. Kalau begitu, Mo Qing tidak perlu mempertimbangkan perasaan orang tuanya dalam memarahi putri mereka.     

Cheng Peini merasa sakit hati karena Mo Qing memarahinya di depan umum. Kemudian Cheng Peini menunjuk Gu Xiaoran dan dengan penuh amarah dia berkata, "Mo Qing, wanita jalang ini telah mencelakai keluarga Mo sampai seperti ini, tetapi kamu masih membelanya. Bahkan jika kamu tidak takut bahwa Paman Mo akan sedih, kamu juga harus berpikir bahwa bagaimana cara untuk menghadapi Mama dan Kakak perempuanmu yang telah meninggal."     

Mo Qing mengepalkan tangannya dengan erat dan berusaha untuk menahan amarahnya. Jika saat ini tidak ada begitu banyak politisi yang memandang, mungkin Mo Qing akan benar-benar menampar Cheng Peini.     

"Peini!" Cheng Guoliang tiba-tiba berteriak, "Diam!" Jika berada di tempat lain, Cheng Guoliang tidak keberatan kalau Cheng Peini memarahi Gu Xiaoran si wanita jalang ini.     

Namun kata-kata yang diucapkan Mo Qing itu memang benar, tindakan yang dilakukan Cheng Peini itu memang tidak cocok dalam acara seperti ini.     

Di sini, selain adanya para pebisnis, juga terdapat banyak orang dari kalangan politik. Sehingga memang ada beberapa hal yang boleh dikatakan dan beberapa hal yang tidak boleh dikatakan.     

Cheng Peini tampak tidak senang dan masih ingin melanjutkan bicara, tetapi ketika melihat raut wajah ayahnya menjadi jelek dan mata Mo Qing yang tidak lagi memiliki kehangatan. Dalam hati dia tidak ingin membuat keributan seperti ini lagi. Kemudian dia menatap Gu Xiaoran dengan tatapan yang sinis. Setelah itu dia berdiri di belakang ayahnya dan merangkul lengan wanita paruh baya yang datang bersamanya, "Mama!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.