Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Nomor Ponselku Tidak akan Berubah



Nomor Ponselku Tidak akan Berubah

0"Jadi karena apa?"     
0

"Aku ingin mencari tahu dengan jelas mengenai beberapa hal."     

"Aku memiliki koneksi yang lumayan baik. Jika kamu ingin mengetahui sesuatu, aku bisa membantumu untuk menyelidikinya."     

"Tianlei, mengenai hal ini kamu tidak bisa membantuku." Ayah Gu Xiaoran menyembunyikan masalah pendaftaran pernikahan Han Ke dan dirinya di Amerika Serikat. Gu Xiaoran memiliki firasat buruk, dia tidak ingin memberitahu masalah ini kepada Gu Tianlei. Karena dia tidak ingin memperdalam pertentangan antara Gu Tianlei dengan ayahnya.     

"Hal apa?"     

"Aku sekarang belum bisa memberitahukannya kepadamu, tetapi kamu jangan tinggalkan aku."     

Gu Tianlei mulai bersikap lembut ketika melihat penampilan Gu Xiaoran yang mulai terlihat cemas. Bahkan jika dia kehilangan dirinya sendiri, dia tidak bisa meninggalkan Gu Xiaoran, "Apa yang terjadi dengan dirimu kemarin? Kenapa kamu tidak mengangkat teleponku?"     

Gu Xiaoran menghela napas lega ketika Gu Tianlei bertanya dengan masalah kemarin. Jika Gu Tianlei ingin bertanya, berarti Gu Tianlei masih ingin mendengarkan penjelasannya dan tidak akan pergi begitu saja.     

"Kemarin aku pergi ke Vila Mo."     

"Apakah anggota keluarga Mo mempermalukanmu?"     

Gu Tianlei meraih kedua tangan Gu Xiaoran dan menatap wajahnya, seolah-olah ingin memastikan apakah Gu Xiaoran baik-baik saja atau tidak.     

Setelah berita tentang keluarga Mo dan keluarga Cheng akan melakukan pernikahan dipublikasikan oleh media massa, tidak lama kemudian muncul berita tentang Gu Xiaoran yang sedang berkencan dengan Mo Qing di hotel.      

Berita ini tentu saja langsung membuat keluarga Cheng maupun keluarga Mo malu, jadi hal tersebut tidak mungkin dilewatkan begitu saja. Mengenai pergi ke Vila Mo untuk menangani masalah tersebut merupakan hal yang memang harus dilakukan oleh Gu Xiaoran.     

Jadi karena itulah Gu Tianlei tidak merasa terkejut ketika dia tahu bahwa Gu Xiaoran berkata pergi ke keluarga Mo, namun dia hanya merasa khawatir saja kepada Gu Xiaoran.     

"Aku baik-baik saja!" Gu Xiaoran menggelengkan kepalanya.     

Gu Tianlei paham setelah melihat ekspresi Gu Xiaoran. Hal tersebut bertentangan dengan keluarga Cheng, bagaimana mungkin Mo Zhenzhong tidak mempermalukannya? Batin Gu Tianlei.     

Kemudian Gu Tianlei bangkit dan berdiri, lalu menarik Gu Xiaoran untuk berdiri, "Aku tidak bisa membiarkanmu tinggal di sini lagi. Kita tidak perlu peduli dengan keluarga Gu maupun keluarga Mo, pergilah denganku."     

"Tianlei, aku benar-benar tidak bisa pergi." Gu Xiaoran meraih tangan Gu Tianlei untuk menghentikannya.     

Gu Tianlei pun menghentikan langkahnya dan menatap lurus ke arah Gu Xiaoran, "Beritahu kepadaku, apakah kamu masih menyukai Ziyan? Tidak, seharusnya sekarang aku memanggil dia Mo Qing!"     

Gu Xiaoran mengatakan bahwa berita itu tidak bisa dianggap serius. Di hadapan Gu Xiaoran, Gu Tianlei berpura-pura percaya, tetapi sebenarnya dia sama sekali tidak mempercayainya.     

Kemarin, seharian Gu Tianlei sudah mencarinya dan mengkhawatirkannya. Kemudian, setelah dia mengetahui dari Cheng Xiaoyue bahwa Gu Xiaoran sedang bersama dengan Mo Qing. Dia sungguh tidak tahu bagaimana mengungkapkan kegelisahan tersebut.     

Ketika Mo Qing mengantar Gu Xiaoran pulang kemarin malam, Gu Xiaoran tidur dengan nyenyak di pelukan Mo Qing dan tidak terlihat ada kewaspadaan padanya. Sejak saat itulah, Gu Tianlei sudah tahu bahwa Gu Xiaoran masih menyukai Ziyan.      

Gu Xiaoran dan Gu Tianlei telah tinggal bersama sejak mereka berusia dua belas tahun. Gu Tianlei menjaganya setiap hari, namun dia malah mengambil Gu Xiaoran darinya.      

Pada saat itu, usia Gu Tianlei masih muda. Dia tidak tahu bagaimana cara menarik perhatiannya sehingga dia selalu mengganggu Gu Xiaoran. Dia menerima jika Gu Xiaoran jatuh cinta dengan orang lain.     

Sekarang, dia bukan bocah seperti dulu lagi. Namun dia tetap saja terlambat satu langkah untuk pulang.     

Sungguh sialan! Umpat Gu Tianlei.      

Gu Tianlei bergegas untuk pergi bukan karena marah dengan Gu Xiaoran, melainkan dia marah dengan dirinya sendiri. Dia marah karena dirinya sudah terlambat satu langkah dari Ziyan.     

Gu Tianlei terdiam dan menunggu jawaban dari Gu Xiaoran, namun ternyata dia tidak mendapat jawaban apapun dari Gu Xiaoran.     

Bahkan meskipun Gu Xiaoran tidak menjawab, Gu Tianlei sudah juga mengetahui jawabannya. Namun Gu Tianlei hanya ingin mendengar Gu Xiaoran untuk menyangkalnya. Bahkan jika itu bukan merupakan suara hatinya yang sebenarnya, tetapi ini dapat menunjukkan bahwa Mo Qing tidak memberikannya perlindungan yang cukup.     

Namun wanita yang ada di hadapannya malah menundukkan kepalanya tanpa mengatakan apa-apa.     

Kemarahan Gu Tianlei langsung melonjak. Dia menyingkirkan tangan Gu Xiaoran, membalikkan badannya, dan langsung masuk ke mobilnya.     

"Kamu masih belum sarapan." Gu Xiaoran merasa sedikit gelisah. Selama bertahun-tahun tinggal di keluarga Gu, dia selalu menjaga Gu Tianlei seperti saudara kandungnya sendiri. Dia selalu memasak dan mencuci pakaian untuknya setiap hari, tetapi si bocah bandel ini malah memalingkan wajahnya dan tidak ingin mengakui dia sebagai kakaknya lagi.     

Gu Tianlei melirik Gu Xiaoran sekilas dan menyalakan mesin mobil.     

"Kamu mau pergi ke mana?"     

"Nomor ponselku tidak akan berubah dan aku juga tidak akan mematikan ponsel!" Gu Tianlei menekan bibirnya dengan erat, kemudian dia menarik kembali pandangannya dan berhenti menatapnya. Mobilnya pun melaju pergi.      

Gu Xiaoran, aku pergi sekarang bukan karena aku menyerah, tetapi aku ingin membuat diriku menjadi lebih kuat dan cukup kuat untuk merebutmu kembali. Batin Gu Tianlei.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.