Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kamu Tidak Boleh Keterlaluan



Kamu Tidak Boleh Keterlaluan

0"Aku sudah memberimu kesempatan!"      
0

"Kesempatan macam apa itu!" Gu Xiaoran mendorong bahu Mo Qing dengan keras dan berusaha untuk keluar dari dalam pelukannya.     

Bahu Mo Qing yang lebar dan berotot itu seperti dinding besi dan tembaga yang kuat. Lengannya seolah terbuat dari ukiran batu, dia melingkari pinggang Gu Xiaoran dengan kuat. Gu Xiaoran menggunakan semua kekuatannya dan berusaha untuk terbebas dari pelukannya, namun pada akhirnya dia gagal melakukannya.     

"Apa kamu benar-benar tidak ingin bertaruh?"     

"Tidak ingin!"     

Gu Xiaoran menekan bahu Mo Qing dan mundur sedikit demi sedikit. Dia berpikir bahwa selama dia bisa lepas dari pelukan Mo Qing, dan akan membawa helikopter itu pergi. Dia yakin bahwa Mo Qing tidak mungkin akan terbang ke langit untuk menangkapnya.     

Tiba-tiba Mo Qing menyingkirkan tangan Gu Xiaoran yang terletak di bahunya, kemudian dia menurunkan tangannya untuk memegang pinggang Gu Xiaoran yang ramping dan menekannya ke arah dirinya.     

Tubuh mereka berdua kini hanya dibatasi oleh baju kain yang tipis. Seketika Gu Xiaoran merasa ada perubahan yang terjadi pada tubuh Mo Qing. Dia pun bingung dan dengan buru-buru berkata, "Aku mau bertaruh denganmu, tetapi ada syaratnya!"     

Gu Xiaoran secara intuitif merasa bahwa Mo Qing sangat pandai dalam memanah. Jika dia lomba memanah dengan Mo Qing, dia pasti akan kalah.     

Akan tetapi jika Gu Xiaoran tidak menyetujui syarat yang diberikan oleh Mo Qing, maka dia akan langsung melakukan tindakan itu di tempat itu juga.     

Meskipun Gu Xiaoran setuju, namun dia juga tahu bahwa Mo Qing tetap akan melakukan tindakan itu padanya, hanya saja waktu untuk melakukannya agak telat.     

Saat ini Gu Xiaoran tidak memiliki pilihan yang baik, sehingga dia hanya bisa mengambil keputusan yang akan membuat dirinya tidak cepat-cepat mengalami sengsara.     

Gu Xiaoran hanya berharap dirinya bisa membuat Mo Qing menunda waktunya untuk melakukan hal itu. Dan akan lebih bagus lagi jika tiba-tiba ada sesuatu yang harus dilakukan oleh Mo Qing, maka Gu Xiaoran akan memiliki kesempatan untuk melarikan diri dari cengkraman si serigala jahat yang besar ini.      

Dengan demikian, Gu Xiaoran juga bisa pulang ke rumah sambil membeli cemilan tengah malam untuk Gu Tianlei.     

Lagi pula, meskipun Gu Xiaoran tidak ada ingatan mengenai bagaimana menggunakan panah, namun dia merasa tidak asing ketika memegang anak panah tersebut. Dia merasa seperti dapat menerbangkan pesawat hanya dengan duduk di kursi pengemudi.     

Kemungkinan besar Gu Xiaoran juga bisa memenangkan taruhan ini untuk melawan si bajingan Mo itu, lalu secara terang-terangan dia bisa pergi. Sebelum pergi, Gu Xiaoran juga bisa menatapnya dengan tajam dan sombong.     

"Apa syarat yang kamu berikan?"     

"Kalau aku menang, kamu harus setuju dengan semua permintaan yang aku ajukan."     

"Tidak masalah."     

"Lalu…"     

"Apa lagi?"     

"Jika aku kalah, kamu tidak boleh bertindak keterlaluan."     

"Seperti?"     

"Seperti mengenai tidak boleh merekam proses saat berlangsungnya kejadian itu dengan kamera yang ada di setiap sudut."     

Mo Qing menatap Gu Xiaoran dengan tenang. Sudut mulutnya perlahan melengkung dan mulai muncul senyuman jahat, "Apa yang sedang kamu pikirkan? Menurutmu satu malam yang aku maksud itu seperti apa?"     

Gu Xiaoran seketika langsung terkejut mendengar pertanyaan dari Mo Qing. Apa maksudnya?     

Apakah aku salah berpikir?     

Tetapi menurut sifat dan hasrat si bajingan ini, bukannya dia ingin melakukan hubungan intim denganku? Batin Gu Xiaoran.      

Tiba-tiba tatapan mata Mo Qing seolah sedang mengejek Gu Xiaoran, "Satu malam yang aku maksud bukan satu malam seperti yang kamu pikirkan. Kalau kamu menginginkan satu malam seperti itu, aku juga sangat rela untuk menemanimu. Kita masih belum pernah mencoba gerakan yang ada pada buku langka yang dikirim oleh Bibi Xiang. Kebetulan kita bisa mencobanya."     

Wajah kecil Gu Xiaoran langsung merah seperti warna babi yang telah dimasak dengan cara dikukus. Seketika Gu Xiaoran pun langsung memalingkan wajahnya dengan malu dan tidak menghiraukan Mo Qing lagi.     

Gu Xiaoran tidak percaya bahwa tidak ada hal-hal yang aneh dalam pikiran Mo Qing. Gu Xiaoran yakin bahwa Mo Qing berkata seperti itu pasti hanya ingin membuat dirinya merasa malu, kemudian dia pun berkata, "Lalu apa yang kamu inginkan?"     

Mo Qing melirik Gu Xiaoran dengan ringan dan tidak menjawab pertanyaannya.     

Gu Xiaoran tidak dapat melihat emosi Mo Qing saat ini. Dia tidak bisa membayangkan jika dirinya kalah dalam taruhan kali ini, entah apa yang akan dilakukan oleh si mesum itu untuk menyiksa dirinya. Tiba-tiba Gu Xiaoran merasa tidak enak pada semua bagian tubuhnya.     

"Kalau kamu kalah, maka anggap saja hutang mu terhadap keluarga Mo telah lunas." Mo Qing seolah sedang melecehkannya dan suaranya terdengar sangat dingin.      

Seketika Gu Xiaoran merasa sedih. Semenjak bertemu Mo Qing di Desa Feng, Gu Xiaoran sudah menyadari bahwa bahkan jika ada orang yang mengambil ponselnya untuk mengirim pesan teks tersebut, Mo Qing tidak akan bersikeras mengatakan bahwa pesan teks tersebut dikirim oleh dirinya.     

Mo Qing selalu menganggap bahwa pesan teks itu pasti dikirim dari ponselnya. Mengenai mengapa tidak ada sejarah pengiriman di ponselnya pasti karena orang tersebut telah menghapus pesan teks tersebut setelah mengirimnya.      

Oleh karena itu, bahkan meskipun pesan teks sebenarnya bukan Gu Xiaoran yang mengirimnya, namun Gu Xiaoran tetap merasa bahwa memiliki tanggung jawab untuk meyakinkan Mo Qing bahwa pesan itu benar-benar dirinya yang mengirimnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.