Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Malam Ini Aku akan Bersikap Lebih Lembut (2)



Malam Ini Aku akan Bersikap Lebih Lembut (2)

0Saat ini di depan Gu Xiaoran ada sebuah dinding batu yang kasar, sedangkan belakangnya adalah badan Mo Qing yang kuat.     
0

Gu Xiaoran bagaikan ikan yang di goreng di atas teflon, di mana ia merasa seluruh tubuhnya terasa panas dan tidak nyaman. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia hanya bisa pasrah membiarkan dirinya digoreng di atas teflon.     

Wanita yang ada di pelukan Mo Qing sedang menggeliat dengan cemas, karena gerakan tersebut membuat aliran darah dalam tubuhnya semakin mendidih. Mo Qing semakin tidak bisa mengontrol api yang membara dalam tubuhnya     

Napasnya menjadi semakin berat. Ciuman yang awalnya lembut kini menjadi semakin ganas, keganasannya tersebut seolah-olah ingin sepenuhnya menelan Gu Xiaoran.     

Mo Qing harus menanggung kesedihan yang sangat mendalam karena kasus pembunuhan Ibu dan Kakaknya perempuannya, sedangkan Ayahnya Gu Xiaoran, Gu Zhengrong adalah target utama bagi Mo Qing untuk mencari pelaku pembunuhan tersebut.     

Ketika Mo Qing sudah menemukan musuhnya, dia tidak akan membutuhkan Gu Zhengrong lagi dan di saat itulah akan menjadi hari kematiannya.     

Pada saat itu kemungkinan besar Mo Qing dan Gu Xiaoran akan terpisah karena kebenciannya akibat kematian ayahnya. Sesuai dengan karakter Gu Xiaoran, pasti dia tidak akan bisa berada di sisi Mo Qing lagi.     

Ketika berpikir sampai sini, Mo Qing merasakan panik yang tidak dapat terungkapkan.     

Tubuh Gu Xiaoran berdempetan dengan Mo Qing. Dia dapat merasakan hasrat Mo Qing yang semakin membara. Napasnya seolah-olah diambil pergi olehnya. Setengah badannya bagai sedang direndam dalam kolam es dan setengahnya lagi sedang berada di minyak yang panas, sehingga setengah badannya terasa dingin dan setengahnya lagi terasa panas. Perlahan Gu Xiaoran mulai merasa sulit untuk bernapas dan tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Kemudian dia pun bersandar dengan lembut di badan Mo Qing.     

Tiba-tiba Mo Qing menghentikan gerakannya dan mulai menggodanya, "Apakah kamu sudah menginginkanku?"     

Gu Xiaoran ingin berkata 'tidak', tetapi dia takut jika dia mengatakan tidak, Mo Qing akan memaksanya dengan cara yang lebih ganas.     

Gu Xiaoran merasa sangat malu sekaligus ingin marah, namun bagaimana pun juga dia tidak bisa melarikan diri. Wajah kecilnya mulai memerah, dia pun langsung memalingkan wajahnya dan mengabaikan Mo Qing.     

Mo Qing tiba-tiba membalikkan badan Gu Xiaoran. Dia mencubit dagunya dengan jari-jarinya, lalu mengangkat wajahnya dan melihatnya dengan tenang, "Temanilah aku untuk malam ini. Besok sebelum subuh aku akan mengantarmu pulang."     

Gu Xiaoran melihat adanya kesepian yang melintas pada mata Mo Qing. Tiba-tiba Gu Xiaoran merasa bahwa dirinya merupakan sebuah perahu yang tidak bisa berlabuh.     

Tidak peduli seberapa liar kehidupannya atau betapa suksesnya dia, namun Mo Qing hidup dengan tidak bahagia.     

Meski demikian Mo Qing bukan satu-satunya orang yang hidup tidak bahagia di dunia ini. Gu Tianlei telah pergi dari rumah selama dua tahun dan hidup sendiri tanpa bantuan siapapun. Sekarang akhirnya dia bersedia untuk pulang dan bertemu dengan dirinya, karena itulah Gu Xiaoran tidak ingin kehilangan Gu Tianlei lagi.     

Gu Xiaoran tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Tuan Kecil Mo memang sangat hebat, tetapi tunggu sampai kamu menang, kita baru pertimbangkan masalah mengenai satu malam ini."     

Mo Qing melihat bahwa Gu Xiaoran sudah memiliki nafsu, namun dia malah tiba-tiba berubah menjadi jahil. Gu Xiaoran menahan dadanya yang terasa sesak, dan seolah-olah dia tidak bisa menghembuskan napas dan juga tidak bisa menghirup udara dengan bebas.     

Wajah Mo Qing yang tampan kini tiba-tiba berubah menjadi dingin. Gu Xiaoran pun merasa panik. Gawat, sepertinya aku telah membangkitkan emosi Raja Pemarah ini.     

Jika si bajingan ini marah, yang sial pasti adalah aku sendiri. Batin Gu Xiaoran.     

Kemudian Gu Xiaoran pun berbalik badan, lalu dia menggunakan tangan dan kakinya untuk naik ke atas.     

Sebelum menunggu Gu Xiaoran keluar dari pemandian air panas, Mo Qing malah menyeretnya kembali. Air menutupi bagian atas kepalanya sehingga membuat hidungnya tersumbat oleh air, dalam keadaan seperti ini Gu Xiaoran benar-benar merasa tidak nyaman.     

Kemudian Mo Qing pun mengangkat Gu Xiaoran dari dalam air dan memeluk pinggangnya. Saat memandang tatapan Gu Xiaoran yang panik, Mo Qing pun tersenyum.     

Mo Qing telah berada di kamp pelatihan sejak dia masih muda. Kehidupannya bagai mayat berjalan, dia tidak dapat merasakan kebahagiaan maupun kemarahan. Dia hidup hanya untuk menyelesaikan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Setiap saat dia harus bersiap untuk menghadapi kegagalan dalam melaksanakan tugas, karena jika dia gagal maka dia akan menghilang dari dunia ini secara diam-diam. Seolah-olah tidak pernah lahir di dunia ini.     

Gu Xiaoran dan Mo Qing tumbuh bersama-sama di kamp pelatihan, tetapi dia tidak tahu mengapa Gu Xiaoran memiliki begitu banyak kasih sayang. Suatu hari, Gu Xiaoran melihat seekor anjing liar yang mati, dia pun menangis dan bahkan merasa sedih hingga beberapa hari kedepannya.     

Saat melihat sikap Gu Xiaoran yang seperti itu, Mo Qing merasa bahwa sikap Gu Xiaoran itu sangat konyol dan naif.      

Namun ketika bersama Gu Xiaoran dengan sifatnya yang seperti itu, Mo Qing bisa merasakan marah, tertawa dan bahkan sedih, dia seolah-olah hidup seperti manusia biasa. Ketika bersama dengan Gu Xiaoran, Mo Qing baru bisa merasakan berbagai emosional seperti itu.     

"Qiqi!" Mo Qing diam-diam memanggil nama yang diberikan organisasi padanya. Kemudian dengan lembut Mo Qing memegang wajah Gu Xiaoran yang lembut dengan ibu jarinya. Sebenarnya nama Xiaoran jauh lebih bagus dibandingkan Qiqi. Qiqi hanyalah merupakan nama sebutan dan nama sebutan ini akan menghilang setiap saat.     

Gu Xiaoran menyeka air dari wajahnya dan membuka matanya. Saat ini yang ada di hadapannya adalah dada pria telanjang yang mempesona, dan lengan pria yang berotot dan kuat itu sedang melingkari pinggangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.