Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Meminjam Tali Pinggang



Meminjam Tali Pinggang

0Mo Qing memandang selimut seperti tirai yang membungkus tubuh Gu Xiaoran. Padahal Mo Qing tahu bahwa tidak ada apa-apa di balik selimut tersebut, namun Gu Xiaoran malah tidak mengizinkan Mo Qing melihat lebih banyak.     
0

Dengan hanya melihat sekilas seperti ini, justru membuat Mo Qing merasa semakin penasaran. Perilaku yang dilakukan Gu Xiaoran membuat Mo Qing tidak bisa menebak apa yang ingin dia lakukan.     

Mo Qing penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Gu Xiaoran, sehingga dia hanya berdiri dalam diam.     

Gu Xiaoran secara menyeluruh menutupi tubuhnya dengan 'tirai'. Dia membungkus dirinya dengan baik dan memegang selimutnya dengan erat.     

"Mari lakukan kompetisi!"     

Mo Qing melirik ke arah selimut yang membungkus dada Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran segera menegakkan dadanya. Tindakan yang dilakukan Gu Xiaoran ini bermaksud untuk memberitahukan Mo Qing bahwa selimut tersebut tidak akan jatuh meskipun dia bergerak.     

Melihat tindakan Gu Xiaoran itu, Mo Qing pun terkekeh. Kemudian dia membungkuk badannya untuk mengambil busur panah yang ada di samping kakinya dan melemparkan busur panah yang kecil kepada Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran menangkap panah panah yang dilempar oleh Mo Qing. Namun karena melakukan gerakan yang kuat, dia merasa bahwa selimut yang membungkus tubuhnya seolah-olah dikit tergelincir ke bawah. Meskipun perasaan tersebut hanya sebentar saja, namun hal itu cukup untuk mengalihkan perhatiannya dan tidak berfokus selama kompetisi.     

Lawannya merupakan orang yang sangat hebat. Jika Gu Xiaoran tidak dapat fokus, maka kesempatan dia dalam memenangkan kompetisi tersebut akan semakin kecil.     

Gu Xiaoran meletakkan busur panah itu di atas tanah. Tiba-tiba dia meraih celana Mo Qing dan melepaskan ikat pinggangnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

"Apa yang kamu lakukan?" Mo Qing meraih tangan Gu Xiaoran yang sedang melepaskan tali pinggangnya.     

"Pinjam aku pakai sebentar!"     

"Apa?"     

Gu Xiaoran meraih tali pinggang tersebut, kemudian mundur dengan cepat ke belakang dan menarik keluar tali pinggang tersebut. Kemudian dia melilitkan tali pinggang tersebut di ketiaknya dan mengencangkan selimutnya, sehingga selimut tersebut dapat bertahan di posisi yang sama. Jika tidak ada yang menarik selimutnya dengan kuat maka selimutnya tidak akan jatuh.     

Setelah itu Gu Xiaoran mengambil busur panah yang ada di samping kakinya. Dia mengangkat dagunya dan menatap Mo Qing dengan bersifat provokasi.     

Saat melihat tindakan Gu Xiaoran yang seperti ini, Mo Qing merasa ingin marah namun dia juga merasa lucu saat melihatnya.     

"Mari kita mulai!"     

"Bagaimana kita melakukan kompetisi tersebut?"     

Mo Qing menggambar sebuah lingkaran di batang pohon, lalu berjalan lima puluh langkah ke belakang. Dia membungkukkan badannya untuk mengambil batu dan melemparkannya ke batang pohon.     

Seketika terdengar suara batu terjatuh, daun-daun jatuh dan terbang ke mana-mana.     

"Masing-masing akan mendapatkan sepuluh anak panah. Siapa yang anak panahnya dapat menjatuhkan daun paling banyak dan berhasil menembak ke lingkaran tersebut, maka orang itulah yang akan menjadi pemenang!"     

Busur panah yang ada di tangan Mo Qing lebih berat dibandingkan yang dibawa Gu Xiaoran saat ini. Jika lomba dengan memanah, tentu saja Gu Xiaoran akan kalah.     

Jika bersaing dengan memanah, Mo Qing akan mendapatkan keunggulannya dalam jarak 50 meter. Namun Mo Qing tidak bersaing dengan menggunakan keunggulannya.     

Mata panah Mo Qing lebih tebal dibandingkan mata panah Gu Xiaoran. Daun yang jatuh di depan hanya seukuran koin sehingga lebih sulit bagi Mo Qing untuk menembus daun daripada Gu Xiaoran.     

Yang tersisa hanyalah membandingkan penglihatan yang bagus serta teknik memanah yang bagus dan ketelitian. Perbedaan kekuatan fisik antara pria dan wanita tidak akan berdampak pada kompetisi ini.     

Gu Xiaoran tidak tahu apakah Mo Qing terlalu percaya diri atau sombong. Meskipun demikian, dalam kompetisi ini Gu Xiaoran tidak akan terlalu rugi dan malah mendapatkan keuntungan.     

Akan tetapi Gu Xiaoran tidak akan menyerah untuk berjuang demi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi.     

"Apa yang akan aku dapatkan jika aku menang?"     

"Kalau kamu menang, aku akan segera mengantarmu pulang."     

"Kalau kamu kalah, kamu hanya perlu mengantarku pulang. Tetapi jika kamu yang menang, aku harus menemanimu satu malam. Bukankah itu terlalu merugikan diriku?"     

"Jadi apa yang kamu inginkan?"     

"Kalau aku menang, kamu harus berjanji satu hal padaku."     

"Hal seperti apa?" Keceriaan di mata Mo Qing tiba-tiba memudar. Jarang sekali Mo Qing bersikap begitu serius.     

"Kamu tidak perlu terlalu gugup. Aku masih belum terpikir ingin memintamu melakukan apa. Aku hanya ingin mengatakannya terlebih dulu."     

Setelah mendengarkan kata-kata Cheng Guoliang di Vila Mo, Gu Xiaoran masih terbayang-bayang dan merasa bahwa suatu hari nanti akan terjadi sesuatu yang buruk. Meskipun dirinya tidak mengetahui hal apa yang akan terjadi, namun setidaknya dia sudah membicarakannya terlebih dulu. Jika suatu hari benar-benar terjadi sesuatu, maka dirinya masih memiliki jalan keluar.     

Mo Qing mengangkat dagu Gu Xiaoran dengan busur panah yang ada di tangannya dan menatap Gu Xiaoran dengan tenang sembari berkata, "Tidak peduli dalam kompetisi ini kamu kalah atau menang, aku akan berjanji satu hal padamu. Tidak peduli hal apa pun itu, selama aku bisa melakukannya, aku pasti akan menepati janjiku. Tetapi jika kamu kalah, kamu harus menemaniku malam ini. Selain aku, kamu tidak boleh memikirkan orang lain."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.