Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Teknik Memanah yang Sama



Teknik Memanah yang Sama

0Gu Xiaoran menatap Mo Qing, dia tidak tahu mengapa tiba-tiba merasa sakit hati.     
0

Mo Qing mengendalikan seluruh pasar komersial, bertindak licik dan memiliki banyak uang yang tidak ada habisnya.     

Di mata orang-orang, Mo Qing merupakan pria yang mahakuasa dan bisa mengurus segala hal. Akan tetapi pada saat ini, apa yang Gu Xiaoran lihat di matanya adalah kesepian.     

"Apakah kamu sudah siap?" Mo Qing bertanya sambil memandang Gu Xiaoran.     

Kemudian Gu Xiaoran berjalan ke samping Mo Qing. Dia berdiri bersebelahan dengan Mo Qing, kemudian mengeluarkan tiga anak panah dari kantong panahnya, "Mulailah!"     

Mo Qing sekali lagi melemparkan batu ke arah batang pohon supaya membiarkan lebih banyak daun yang jatuh.     

Mo Qing membungkuk dan mengambil sebuah batu kecil. Lalu dia melemparkan batu tersebut ke atas telapak tangan, lalu menyentilkannya dengan jari tengah. Batu kecil tersebut seketika langsung menabrak batang pohon dengan suara angin yang kencang. Lalu Mo Qing mengulurkan telapak tangannya untuk menepuk kantong panahnya, seketika sembilan anak panah melompat keluar dari kantong panah tersebut, lalu dia menggenggam semua anak panahnya sekaligus.     

Gu Xiaoran buru-buru melihat ke arah tempat yang penuh dengan dedaunan yang beterbangan. Kemudian dia menembakkan lagi tiga anak panah dengan berturut-turut. Panah tersebut menembus lapisan daun dan terbang ke batang pohon yang ada di depannya.     

Benar saja, seperti saat dia menerbangkan helikopter tadi. Selagi dia melakukannya, dia akan langsung bisa dan bahkan keterampilan memanahnya jauh lebih bagus daripada Mo Qing.     

Gu Xiaoran diam-diam terkejut. Sejak kapan aku mempelajari keterampilan ini?     

Sebelum berusia 12 tahun?     

Jadi ada berapa banyak hal yang tak terduga yang ada dalam ingatanku yang hilang itu?     

Aku bisa menerbangkan pesawat dan memanah?     

Apakah Mo Qing tahu bahwa aku bisa melakukan hal tersebut atau hanya sebuah kebetulan saja? Kata Gu Xiaoran dalam hati.     

Tiba-tiba telinganya terdengar suara deru beberapa kali.     

Mo Qing juga menembak tiga anak panah tiga kali berturut-turut dengan gerakan yang persis sama dengan Gu Xiaoran. Satu-satunya yang berbeda adalah dia menembakkan tiga anak panah sekaligus hanya dalam satu kali tembakan. Ini sama seperti dia melakukan tiga kali tembakan secara berturut-turut, yang dia tembak keluar adalah sembilan anak panah.     

Saat anak panah Gu Xiaoran mengenai batang pohon, daun yang jatuh akan semakin banyak. Sehingga sembilan anak panah tersebut menembus daun di saat kondisi dedaunan jatuh yang paling banyak. Sedangkan anak panah yang lebih lambat ditembakkan oleh Gu Xiaoran terakhir kali, hasil tembusan daunnya akan menjadi sedikit.     

Gu Xiaoran terkejut, kemudian dia segera menembak sebuah anak panah untuk mengenai tiga panah terakhir yang ditembak oleh Mo Qing. Selanjutnya dia menembak tiga kali tembakan lagi. Tiga anak panah tersebut menembus dedaunan dan terbang ke arah batang pohon.     

Selama Gu Xiaoran bisa menghalangi tiga anak panah yang ditembak Mo Qing mengenai batang pohon, walaupun gerakannya akan lebih lambat, namun dia masih belum tentu akan menang meskipun menggunakan sembilan anak panah yang jumlahnya lebih banyak daripada anak panah Mo Qing yang berjumlah tujuh buah anak panah.     

Namun Mo Qing seolah-olah tahu bahwa Gu Xiaoran akan melakukan onar. Dia menembak panah terakhir yang ada di tangannya dengan membawa suara menembus udara dan dengan cepat mengejar panah Gu Xiaoran yang tadinya mencoba untuk menghalangi tembakan tiga anak panahnya.     

Tiba-tiba terdengar suara anak panah Mo Qing menabrak anak panah Gu Xiaoran yang sedang melesat dan dengan mantap tertancap ke batang pohon. Anak panah tersebut juga berhasil merontokkan beberapa lembar daun.     

Gu Xiaoran gagal menghalangi ketiga anak panah yang ditembak oleh Mo Qing mengenai batang pohon, dan anak panahnya sendiri malah berkurang satu. Dia tidak berhasil melawannya dan malah menjatuhkan dirinya sendiri. Gu Xiaoran merasa sangat kesal, sampai ingin muntah darah.     

Saat melihat sepuluh anak panah Mo Qing dengan mantap tertancap pada batang pohon, Gu Xiaoran tidak memiliki kesempatan untuk membuat onar lagi. Dia hanya bisa menembak tiga anak panah yang tersisa dengan cepat, dia berusaha agar anak panahnya dapat menembus daun yang lebih banyak dan berjuang demi kesempatannya yang terakhir ini.     

Wushhh! Wushhh! Wushhh! Suara memanah 3 kali terdengar dengan cepat.     

Tiga anak panah terakhir milik Gu Xiaoran itu tidak tancap pada batang pohon. Gu Xiaoran tidak menunggu Mo Qing dan langsung bergegas maju untuk memeriksa hasilnya.     

Lagi pula yang mereka bandingkan adalah anak panah siapa yang menembus lebih banyak dedaunan.     

Mata panah Mo Qing sangat tebal, meskipun dia dapat menembus daun, tetapi daun tersebut akan sobek dan tidak akan berada pada anak panah tersebut.     

Meskipun Gu Xiaoran kekurangan satu panah karena telah gagal menghalangi anak panah Mo Qing, namun dia tidak ingin mengakui kekalahan tanpa melihat hasilnya dengan jelas.     

Ketika Gu Xiaoran melihat panah yang tertancap pada batang pohon, dia benar-benar merasa tertekan.     

Seperti yang dipikirkan Gu Xiaoran, daun-daun tersebut seukuran dengan koin. Tentu saja mata panah Mo Qing yang tebal pasti akan membuat daun-daun sobek, namun kecepatan panahnya sangat cepat dan dia menembaknya saat kondisi dedaunan jatuh paling banyak, sehingga daun-daun tersebut akan berdempetan. Jadi meskipun sudah sobek, daun tersebut tetap akan merekat pada anak mata panah.     

Sedangkan meskipun mata panah Gu Xiaoran tipis, namun dia tidak bisa menembakkan sembilan anak panah dalam tiga kali tembakan seperti yang dilakukan Mo Qing. Saat kondisi dedaunan jatuh paling banyak, hanya ada tiga anak panah yang melewati dedaunan, sedangkan keenam anak panah yang yang lainnya hanya menembus sedikit dedaunan.     

Ditambah lagi dengan karena kekurangan satu anak panah, alhasil Gu Xiaoran pun kalah dalam kompetisi tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.