Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Karena Mo Qing?



Karena Mo Qing?

0"Mengemudi dalam keadaan mabuk?" Gu Xiaoran menghela napas lega.     
0

"Dia memang telah minum alkohol, tetapi itu bukan satu-satunya penyebab terjadinya kecelakaan."     

"Jadi karena apa?" Hati Gu Xiaoran sedikit merasa cemas.     

"Katanya karena tekanan udara yang ada pada ban mobilnya tidak stabil, sehingga menyebabkan ban kempes dan terbalik. Ditambah lagi, karena minum terlalu banyak minuman alkohol sehingga dia tidak bisa mengendalikan mobil dan menabrak truk yang besar."     

Saat mendengar Cheng Xiaoyue berkata seperti itu, tiba-tiba Gu Xiaoran mengerutkan keningnya. Han Ke adalah orang yang sangat takut dengan kematian, dia sangat rajin dalam persoalan perawatan mobil. Jika dipikir secara logika, seharusnya tidak mungkin akan terjadi kondisi di mana tekanan gas pada ban mobilnya bisa tidak stabil.     

"Aku mendengar bahwa, dia sebelumnya pergi ke bar dengan seorang wanita. Menurut informasi dari karyawan yang bekerja di bar mengatakan bahwa wanita yang minum bersamanya itu adalah kamu."     

Gu Xiaoran langsung tercengang mendengar Cheng Xiaoyue mengatakan bahwa Han Ke minum bersama seorang wanita yang dikira oleh karyawan bar itu adalah dirinya. Kemarin malam Gu Xiaoran berada di Pulau Nanwan. Dan tentu saja tidak mungkin dia berada di bar dan minum alkohol dengan Han Ke. Satu-satunya orang yang bisa dikenal sebagai Gu Xiaoran adalah Xiaopian, karena mereka memiliki wajah yang sangat mirip.     

"Xiaoran, jangan-jangan kemarin malam kamu benar-benar bersama dengan Han Ke ya?"     

"Aku tidak bersama dengannya."     

"Aku berpiki itu juga tidak mungkin." Cheng Xiaoyue tiba-tiba mengendus dan mencium aroma masakan yang sedap, "Sedap sekali!"     

Saat ini Gu Xiaoran baru sadar dengan aroma sup yang kuat dari dapur. Kemudian dia pun langsung berjalan ke dapur dan mendapati bahwa di atas kompor ada sepanci sup iga yang sedang dimasak dengan api kecil. Tentu saja Gu Tianlei yang akan memasak sup ini.     

Jika dilihat dari rasa kuahnya, sup iga yang ada di panci itu seharusnya sudah selesai dimasak. Api kompornya sengaja tidak dimatikan hanya karena ingin menghangatkan sup tersebut, sehingga kapanpun Gu Xiaoran bangun, dia bisa langsung memakannya.     

Gu Xiaoran tiba-tiba teringat dengan pesan teks yang kemarin dikirimnya kepada Gu Tianlei. Gu Xiaoran mengatakan bahwa dirinya akan membawakan cemilan tengah malam untuk Gu Tianlei.     

Gu Tianlei sengaja tidak membalas pesan teksnya, namun dia malah merebus sepanci sup iga dan menunggunya pulang.     

Alhasil setelah menunggu sepanjang malam, seseorang yang dia tunggu-tunggu kedatangannya itu malah diantar pulang oleh Mo Qing.     

"Bantu aku untuk menjaga apinya."     

Gu Xiaoran bergegas lari keluar dari loteng. Sementara itu Gu Tianlei sudah naik ke mobil offroad yang diparkir di sisi jalan.     

"Gu Tianlei!" Gu Xiaoran memanggilnya berlari ke arahnya.     

Gu Tianlei hanya menoleh dan meliriknya sekilas. Kemudian dia menutup pintu dengan keras dan mobilnya segera melaju pergi, seperti panah yang ditembak keluar.     

"Gu Tianlei, kembali ke sini!"     

Setelah Gu Xiaoran tinggal di Rumah Gu, tidak lama kemudian, Ibu Gu Tianlei pergi dengan membawa sebuah koper. Sedangkan Ayahnya sibuk dengan pekerjaan dan sangat jarang kembali ke rumah. Saat itu di rumah hanya tersisa Gu Xiaoran dan Gu Tianlei. Mereka berdua saling bergantung satu sama lain selama empat tahun.Bagi Gu Xiaoran, Tianlei adalah Adiknya dan satu-satunya orang terdekatnya.     

Gu Xiaoran melihat mobil yang melaju pergi, dan dalam hati dia merasa sedikit sedih sekaligus kecewa.     

Tiba-tiba Gu Xiaoran merasa takut jika Gu Tianlei tiba-tiba akan menghilang lagi tanpa jejak.     

Gu Xiaoran pun langsung bergegas mengejar mobil yang dikemudikan oleh Gu Tianlei. Saat ini Gu Xiaoran hanya mengenakan sandal saja, karena berlari terlalu cepat sehingga dia pun terjatuh.     

Gu Tianlei melihat Gu Xiaoran mengejar mobilnya melalui kaca spion, seketika merasa sakit hati yang luar biasa. Begitu melihat Gu Xiaoran jatuh, dia dengan keras menginjak rem dan memundurkan mobil ke samping Gu Xiaoran. Lalu dia menghentikan mobilnya, dan langsung turun dari mobil, dia pun jongkok di hadapan Gu Xiaoran.     

"Bagian mana yang luka? Mana yang terasa sakit?" Gu Tianlei menghela napas lega ketika melihat bahwa lututnya hanya sedikit merah saja dan tidak mengalami luka lecet. Namun, tidak lama kemudian ekspresi wajahnya mulai menjadi dingin lagi "Apa yang sedang kamu lakukan?"     

Gu Xiaoran meraih lengannya sambil berkata, "Kamu sudah tidak ingin pulang ke keluarga Gu, apakah kamu juga tidak menginginkanku lagi sekarang?"     

Ekspresi wajah Gu Tianlei yang dingin seketika langsung membeku, setelah itu dia tiba-tiba memeluk Gu Xiaran, "Pergilah denganku, pergi dari Kota Han lalu pergilah ke Kota Lin'an. Ke depannya biar aku yang menjagamu. Gu Xiaoran, aku bukan lagi merupakan Gu Tianlei yang hanya bisa makan dengan dibiayai oleh orang lain. Aku sudah tumbuh dewasa, aku bisa membiayai kehidupan kita berdua. Kota Lin'an juga ada universitas yang bagus, kamu bisa kuliah di sana. Jika kamu tidak ingin pergi ke Kota Lin'an, aku juga bisa membiayaimu untuk kuliah di luar negeri."     

"Tianlei, aku minta maaf karena telah ingkar janji, tetapi aku tidak boleh pergi."     

"Karena Mo Qing?" Ada perasaan kecewa melintas di mata Gu Tianlei.     

"Bukan karena dia." Gu Xiaoran merasa sedih. Tadi malam, sepertinya Mo Qing benar-benar telah sudah bertemu dengan Tianlei ketika dia mengantarku pulang. Batin Gu Xiaoran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.