Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Merasa Jijik Hingga Ingin Muntah



Merasa Jijik Hingga Ingin Muntah

0Akan tetapi, Mo Qing menekan masalah tersebut dan tidak membiarkan siapa pun untuk membunuh Gu Zhengrong.     
0

Dari tindakan tersebut dapat menunjukkan bahwa pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan Gu Zhengrong.     

Gadis ini adalah putri angkat dari Gu Zhengrong. Apakah Mo Qing ingin memanfaatkan gadis tersebut sebagai umpan agar Gu Zhengrong mengatakan kejadian yang sebenarnya? Pikir Cheng Guoliang.      

Cheng Guoliang menyipitkan matanya dan diam-diam melihat perubahan yang terjadi saat ini. Di sisi lain, Cheng Peini merasa cemas ketika ayahnya tidak melakukan tindakan apa pun di saat Mo Qing ingin pergi.     

Saat melihat Mo Zhenzhong marah, Cheng Peini buru-buru merangkul lengannya dan dengan penuh perasaan khawatir dia berkata, "Paman Mo, hari ini adalah hari ulang tahun Paman. Jangan sampai kesehatan Paman terganggu hanya karena orang-orang yang tidak berkepentingan. Bukankah Paman tahu bahwa Mo Qing memang memiliki sifat yang sangat keras kepala? Kenapa kalian berdua harus ribut sampai begini di hari besar ini?"     

Tampaknya Cheng Peini sedang menasehati Mo Zhenzhong, tetapi perkataannya seolah-olah sedang membesarkan masalah dan berhasil membuat emosi Mo Zhenzhong semakin besar.     

Gu Xiaoran merasa jijik hingga ingin muntah. Tampaknya wanita ini sangat polos, tetapi faktanya otaknya penuh dengan pikiran licik.     

Mo Zhenzhong semakin marah setelah mendengar omongan Cheng Peini. Badannya gemetar ketika menatap sosok punggung putranya yang keras kepala, "Sepertinya kamu memang sudah bertekad untuk membantahku. Kalau begitu, aku juga katakan padamu bahwa kalau kamu tidak segera putus hubungan dengan wanita licik itu dan menikahi Cheng Peini, kedepannya kamu tidak usah kembali ke rumah ini lagi. Kamu juga tidak usah menganggap aku sebagai Ayahmu lagi."     

Kalimat yang dikatakan oleh Mo Zhengzhong ini terlalu menusuk hati.     

Saat mendengar Mo Zhengzhong berkata seperti itu, Cheng Peini merasa gugup dan juga bahagia. Dia tidak percaya bahwa Mo Qing akan meninggalkan ayahnya demi Gu Xiaoran.     

Setelah mendengar ayahnya berkata seperti itu, seketika Mo Qing langsung benar-benar menghentikan langkahnya. Namun dia tetap tidak melepaskan Gu Xiaoran. Dia hanya menyampingkan badannya dan menatap ke arah ayahnya.     

"Sejak Mama dan Kakak perempuan meninggal, ini sudah bukan rumahku lagi."     

"Kamu..."     

"Aku tidak akan putus dengan Gu Xiaoran dan juga tidak akan menikahi Cheng Peini!" Suara Mo Qing terdengar sangat tenang. Dia melihat wajah Gu Xiaoran yang sudah pucat, "Aku sudah mengatakannya dengan sangat jelas di depan media bahwa Gu Xiaoran adalah tunanganku. Sekarang dia adalah tunanganku dan kedepannya dia yang akan menjadi istriku. Jika Papa ingin melewati kehidupan yang bahagia di hari tua, maka janganlah mencoba untuk mengatur pernikahanku."     

Gu Xiaoran tercengang mendengar Mo Qing berkata seperti itu kepada ayahnya sendiri. Padahal sebenarnya jelas-jelas Mo Qing sangat membenci dirinya, tetapi mengapa Mo Qing membantah ayahnya demi diriku? Batin Gu Xiaoran.     

Ketika melihat bahwa Gu Xiaoran sedang menatap dirinya dengan linglung, Mo Qing berkata dengan lembut, "Ayo kita pergi!"     

Setelah selesai berbicara, Mo Qing tidak peduli dengan semua orang yang hadir. Dia tetap memeluk Gu Xiaoran dan pergi bersamanya.     

Mo Zhenzhong terkejut melihat sikap Mo Qing yang seperti itu kepadanya. Dia tidak pernah menyangka bahwa Mo Qing akan mengatakan hal seperti itu dan benar-benar membawa Gu Xiaoran pergi bersamanya.     

Di sisi lain, saat melihat hal itu Cheng Peini mengepalkan tangannya dan menggertakan giginya. Dia tidak percaya bahwa Mo Qing benar-benar menyukai Gu Xiaoran hingga tidak peduli dengan ayahnya sendiri, "Paman Mo!"     

Mo Zhenzhong sadar kembali ketika Cheng Peini memanggilnya. Dia merasa pusing dan terjatuh ke belakang dari kursi. Cheng Peini terkejut. Dia buru-buru melangkah maju untuk menyangga Mo Zhenzhong, "Paman Mo, ada apa dengan kamu?"     

Saat melihat Mo Zhenzhong pingsan karena emosi, Cheng Guoliang buru-buru datang untuk membantunya, "Peini, cepat suruh Qian Fu untuk menelepon dokter datang kemari."     

-     

Mo Qing dan Gu Xiaoran keluar dari ruang kerja. Mereka melihat Lin Shuangshuang sedang menyangga Xie Baoling dan berdiri di depan pintu. Xie Baoling menampakkan senyuman di wajahnya. Sepertinya dia telah mendengar apa yang telah mereka katakan di dalam ruang kerja.     

"Nenek, sudah datang ya." Mo Qing tiba-tiba menghentikan langkahnya.     

"Iya." Xie Baoling menatap Gu Xiaoran. Dan ternyata memang benar, Gu Xiaoran memiliki wajah yang sama persis seperti Qiqi. Tetapi Xie Baoling tidak suka dengan Qiqi karena dia tampak sangat galak. Dan justru sebaliknya, Xie Baoling semakin suka dengan Gu Xiaoran karena dia kelihatan sangat manis dan imut.     

Gu Xiaoran buru-buru memanggilnya, "Nenek!"     

Xie Baoling melirik pintu ruang kerja sembari berkata, "Xiaoran, kamu tidak usah peduli dengan si orang tua bandel itu!"     

Gu Xiaoran segera menyadari bahwa Xie Baoling tidak mendengar banyak tentang percakapan di ruang kerja dan dia juga tidak tahu terlalu banyak mengenai insiden jatuhnya Imperial Group. Jika tidak, dia tidak mungkin akan mengatakan hal seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.