Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Menginginkan Tubuhmu (9)



Aku Menginginkan Tubuhmu (9)

0"Aku sudah bilang kepadamu bahwa aku akan mati jika tetap tinggal di sini. Kamu bersikeras tidak ingin membawaku meninggalkan tempat ini. Semua ini terjadi karena keegoisanmu sendiri, jadi kamu tidak boleh menyalahkanku." Gumam Xiaopian.      
0

Tiba-tiba ada seseorang yang berteriak, "Ada yang tidak beres!"     

Tiba-tiba, pintu gudang bawah tanah terbuka, orang yang menjaga pintu bergegas masuk. Setelah beberapa saat kemudian, mereka membawa Xu Honghai yang berlumuran darah keluar dari gedung bawah tanah dan buru-buru pergi.     

Pimpinan panti asuhan itu bergegas datang kemari dan bertanya, "Apa yang terjadi?"     

"Xiaopian mengebiri Xu Honghai!" Jawab salah satu penjaga pintu.      

Pimpinan panti asuhan melihatnya dengan terkejut, kemudian dia pun bergegas masuk ke dalam gudang bawah tanah bersama anak buahnya.     

Xiaopian diam-diam mendekati pintu depan gedung bawah tanah dan melihat ke dalam melalui celah pintu. Saat itu dia melihat Xiaoran pingsan di atas lantai dengan darah di sekujur tubuhnya. Dia kelihatan tidak ada kesadaran dan ada sebuah pisau buah di samping tubuhnya.     

Tidak lama kemudian ada seseorang yang bergegas menendang pisau tersebut.     

"Pukul dia dengan keras, tetapi jangan sampai mati. Aku harus serahkan dia kepada Xu Honghai dan mendengarkan instruksi selanjutnya dari Xu Honghai." Pimpinan panti asuhan itu memberikan perintah kepada anak buahnya.     

Sekelompok orang segera bergegas maju. Mereka memukul Xiaoran yang tidak sadar diri dengan kuat hingga membuatnya sekarat, setelah itu mereka baru menghentikan gerakannya.     

"Lemparkan dia ke dalam hutan. Biarkan dia kedinginan. Tidak usah biarkan dia minum seteguk air maupun seteguk nasi. Bereskan tempat ini dan jangan tinggalkan bukti apapun." Perintah Pimpinan panti asuhan itu kepada anak buahnya.     

Mereka tidak hanya membereskan peralatan yang digunakan untuk melakukan penganiayaan, mereka juga membereskan mayat Wenwen.     

Xu Honghai memang pantas dikebiri, tetapi semua orang mengira bahwa orang yang melakukan ini adalah Xiaopian.     

Semua bukti yang berhubungan dengan tindakan jahat Xu Honghai telah dihancurkan, yang tersisa hanyalah bukti Xiaoran yang memiliki wajah sama persis dengan Xiaopian telah melukai Xu Honghai.     

Meskipun Xiaoran tidak dibunuh oleh mereka, tetapi dia harus menanggung hukuman karena telah melukai orang.     

Xiaopian buru-buru menghindar dan sembunyi di balik tumpukan bahan makanan. Dia melihat sekelompok orang menyeret Xiaoran keluar dari dalam gudang bawah tanah dan membawanya masuk ke dalam hutan.     

Xiaopian menyaksikan orang-orang tersebut pergi jauh dan bergegas masuk ke dalam hutan.     

Tiba-tiba ada sebuah peluru yang melesat dan menembak bahunya. Kemudian ada dua peluru lagi terbang, satu masuk ke dalam dadanya dan satu lagi masuk ke dalam otaknya. Seketika dia pun langsung terjatuh.     

Seseorang yang memegang pistol itu berjalan ke depannya dan melihatnya dari atas, "Kamu benar-benar mahir dalam bersembunyi, bahkan bisa terpikir untuk sembunyi di panti asuhan."     

Xiaopian belum pernah melihat orang tersebut. Dia bukan anggota dari panti asuhan dan juga tidak pernah datang ke panti asuhan.      

Mungkinkah Xiaoran telah memprovokasi orang yang mengerikan ini? Batin Xiaopian.     

Ketika melihat senjata api yang dingin di hadapannya itu, Xiaopian teringat dengan pesan Xiaoran. Xiaoran menyuruhnya tinggal di panti asuhan dan tidak boleh pergi ke manapun. Apakah Xiaoran ingin mengalihkan perhatian orang tersebut untuk datang ke sini dan membiarkan aku mati untuknya?     

Xiaoran, aku adalah kakak kandung kamu. Tidak masalah jika beberapa tahun ini kamu melupakan aku, tetapi kamu malah ingin aku mati untukmu.      

Perlukah kamu bertindak begitu kejam? Begitu keji? Kata Xiaopian dalam hati.     

Orang tersebut melihat Xiaopian yang memiliki wajah sama persis dengan Qiqi masih bernapas dan hendak menembaknya sekali lagi. Tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki seseorang yang mendekat, sehingga dia pun langsung buru-buru pergi.     

Xiaopian dengan linglung melihat Mo Qing yang berjalan ke arahnya, tubuhnya tinggi dan wajahnya terlihat sangat tampan.     

Ketika melihat Xiaopian yang memiliki wajah persis dengan Qiqi sedang terbaring di atas lantai, Mo Qing segera berlari ke arahnya dan memeluk Xiaopian ke dalam pelukannya.     

"Qiqi!" Mo Qing memanggilnya dengan cemas.     

Selama ini, Xiaopian tidak berani mendekati Mo Qing, namun kini dia malah berada di dalam pelukan Mo Qing. Xiaopian pun tersenyum padanya, namun senyuman ini membuat kepala dan badannya merasa lebih sakit. Rasa sakit yang dia rasakan itu benar-benar terasa menyakitkan hingga membuatnya tidak bisa bernapas.     

"Bertahanlah Qiqi, aku tidak akan membiarkan kamu mati!" Mo Qing mengangkat Qiqi, lalu menggendongnya, dan berlari dengan buru-buru.     

Pada saat itu, jelas-jelas Xiaopian merasakan kesakitan dan kedinginan yang luar biasa, tetapi dia merasa sangat bahagia.     

Kekhawatiran yang dia rasakan sebelumnya seolah-olah langsung menghilang begitu saja. Sebelumnya dia khawatir bahwa identitasnya akan diketahui jika berbicara dengan Mo Qing. Kini Xiaopian malah merasa beruntung karena tidak perlu bicara, Mo Qing sudah menganggapnya sebagai Qiqi!      

Tiba-tiba sosok Xiaoran yang tergeletak di atas salju muncul di hadapannya. Saat Mo Qing melewati Xiaoran, Xiaoran mencengkram sudut celananya.     

Saat itu Xiaopian merasa sangat ketakutan. Dia takut bahwa Mo Qing akan mengenali Xiaoran dan meninggalkannya, dan tidak akan membawanya pergi dari sini.     

Pada saat itu juga, Xiaopian tidak ingin meninggalkan pelukan yang hangat tersebut. Dia dengan erat mencengkram kerah bajunya Mo Qing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.