Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Menginginkan Tubuhmu (11)



Aku Menginginkan Tubuhmu (11)

0Dalam ingatan Gu Xiaoran, apapun yang terjadi pada saat itu telah dihapus sepenuhnya. Sehingga tidak tersisa bukti apapun. Xiaopian tidak tahu bagaimana cara Xiaoran bertahan hidup hingga sekarang.     
0

Ketika Mo Qing menatap Xiaoran, tatapan matanya seolah-olah sama dengan tatapan yang Xiaopian lihat saat di panti asuhan, tatapan tersebut penuh dengan kasih sayang.     

Meskipun Xiaopian benci dengan keegoisan dan kekejaman Xiaoran, namun dia ingin Xiaoran tetap bisa hidup ketika dia memikirkan penampilan Xiaoran yang tergeletak di hutan hantu tersebut.      

Akan tetapi ketika melihat Mo Qing dan Gu Xiaoran berjalan di sepanjang jalan Binjiang seolah-olah mereka terlihat seperti pasangan. Saat itu Xiaopian sama sekali tidak merasakan adanya kegembiraan ketika melihat Xiaoran masih bisa hidup, yang ada hanyalah kebencian.     

Tidak lama kemudian, Imperial Group bangkrut. Ibu dan Kakak Perempuan Mo Qing meninggal secara tragis. Dalam kasus kecelakaan itu, Gu Xiaoran dan Ayah Angkatnya adalah orang inti dalam kecelakaan itu.     

Seharusnya Mo Qing membunuh Gu Xiaoran. Namun Mo Qing masih membela Gu Xiaoran meskipun Mo Qing sendiri merasa sangat menderita hingga mati.     

Ketika melihat Mo Qing begitu menderita, Xiaopian semakin membenci Gu Xiaoran. Dia benci kenapa Xiaoran tidak mati pada usia 12 tahun, tapi masih bertahan hidup dan menjadi parasit.     

Mo Qing memang mengenal Xiaoran terlebih dulu. Namun Xiaopian selama ini berjuang demi Mo Qing sepanjang hidupnya. Bahkan Xiaopian rela mempertaruhkan nyawanya demi Mo Qing.     

Beberapa tahun ini, Xiaopian tetap teguh di kamp yang ada di Thailand demi Mo Qing.     

Imperial Group sudah bangkrut. Untuk membangun kembali Imperial Group dalam waktu singkat, mereka hanya dapat menggunakan emas yang tersembunyi di gedung bawah tanah.     

Setelah membuka brankas emas. Anak buahnya malah memata-matai uang tersebut. Demi melindungi brankas emas, dia diperkosa bergiliran oleh anak buahnya sendiri hingga hampir mati.     

Untung saja, saat itu Mo Qing datang tepat waktu dan berhasil menyelamatkannya. Mo Qing memeluknya dengan erat, tetapi Xiaopian merasa pelukannya sangat cuek dan asing. Xiaopian menghirup napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.     

Demi apa Gu Xiaoran mendapat kasih sayang darinya tanpa melakukan apa-apa dan hanya perlu bersikap manja kepadanya saja.     

Sedangkan aku harus bekerja keras untuknya dan beberapa kali bergantung pada sisi kematian. Meskipun begitu, Mo Qing masih bersikap sangat cuek denganku hingga tidak memberikan sedikit pun kasih sayang padaku. Batin Xiaopian.      

Tiba-tiba ada yang mendekati jendela loteng kecil itu.     

Xiaopian pun berusaha untuk keluar dari jendela lain yang berlawanan arah dengan orang tersebut. Xiaopian menggunakan media untuk mempublikasikan identitas Gu Xiaoran, sehingga dia akan menjadi sasaran keluarga Cheng.     

Bisnis yang dilakukan Cheng Guoliang di Thailand adalah memproduksi dan menjual narkoba. Tindakannya sangat ganas hingga membunuh orang tanpa mengedipkan mata.     

Untuk mencegah Gu Xiaoran mati 'secara tiba-tiba'. Meskipun Gu Xiaoran kembali ke rumah, tetap harus ada orang yang akan mengunjungi rumah Gu Xiaoran terlebih dahulu supaya dapat mencegah seseorang yang mengintai rumahnya dan menyerangnya secara tiba-tiba.     

-     

Gu Xiaoran kembali ke loteng kecil, dia menerima telepon dari ayahnya. Ayahnya mengatakan bahwa dia akan kembali ke Kota Han dan memintanya untuk pergi ke rumah Bibi Hui untuk makan malam bersamanya di siang hari.     

Bibi Hui adalah Ibu Angkatnya. Dia juga merupakan teman baik Ibunya Tianlei. Dia mengelola kebun teh sendiri. Sejak Ibunya Tianlei pergi, Bibi Hui menjaga Gu Xiaoran dan Gu Tianlei dengan sangat baik.     

Pagi keesokan harinya, Gu Xiaoran terbangun karena ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya dengan cukup keras. Ketika membuka pintu, dia melihat wajah Gu Tianlei yang tampak cemberut. Saat itu Gu Tianlei sedang bersandar di pintu, dia tersenyum ketika melihat Gu Xiaoran.     

"Kenapa kamu datang ke sini?" Gu Xiaoran bertanya sambil menguap. Peristiwa yang terjadi kemarin membuat hatinya merasa berantakan. Dia tidak bisa tidur nyenyak sepanjang malam dan tertidur saat fajar. Setelah tidur sebentar, dia malah terbangun karena suara ketukan pintu yang bergetar seolah ada gempa bumi.     

Gu Tianlei melirik Gu Xiaoran dengan tatapan tidak senang. Dia tidak segera menjawab pertanyaannya, dan malah mendorong Gu Xiaoran untuk berjalan masuk ke dalam kamar, "Apakah kamu benar-benar berencana untuk tinggal di sini terus?"     

"Aku sudah terbiasa tinggal di sini. Lagi pula kamu sudah membayar uang sewa, jadi aku akan tinggal di sini sampai masa kontraknya habis." Ketika melihat wajah Gu Tianlei yang buruk, Gu Xiaoran menutup pintu dan bertanya, "Hal apa yang telah membuat kamu marah?"     

Raut wajah Gu Tianlei tampak semakin buruk daripada sebelumnya.     

"Sepertinya kamu masih belum sarapan. Apa kamu mau makan mie?" Gu Xiaoran bertanya sambil berjalan ke dapur.     

Gu Tianlei tidak menjawab dan dia hanya menatap punggung Gu Xiaoran, dan dengan nada yang dingin dia berkata, "Gu Xiaoran, bukankah kamu harus memberikan aku sebuah penjelasan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.