Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Bagaimana Jika Kita Main Sesuatu yang Lebih Asyik (1)



Bagaimana Jika Kita Main Sesuatu yang Lebih Asyik (1)

0Tali pinggang yang mengikat tangan Mo Qing seketika langsung terlepas. Kemudian Mo Qing meraih tangan Gu Xiaoran dan menariknya ke sofa. Lalu dia pun membungkuk dan meletakkan tangannya di sisi tubuh Gu Xiaoran, sehingga Gu Xiaoran tidak bisa bergerak di bawah tahanannya.     
0

Mo Qing menyipitkan matanya seolah-olah matanya sedang memancarkan cahaya yang berbahaya seperti binatang buas.     

"Gu Xiaoran, rupanya kamu pandai main juga!"     

Gu Xiaoran tahu bahwa saat ini dirinya tidak bisa melarikan diri lagi. Dia pun menyerah untuk berjuang dan tersenyum pada Mo Qing, "Bukankah kita harus kembali ke Vila Mo?"     

Mo Qing mengabaikan ucapan Gu Xiaoran dan tiba-tiba dia tersenyum jahat, "Bukankah kamu mau main? Bagaimana kalau kita main sesuatu yang lebih asyik saja." Mo Qing berdiri setelah selesai berbicara.     

Mo Qing tidak pergi, dia berdiri di tepi sofa sambil menatap Gu Xiaoran lekat-lekat. Saat melihat sikap Mo Qing yang seperti itu, Gu Xiaoran mengira bahwa Mo Qing akan menanggalkan pakaiannya, tetapi dia malah mengancingkan bajunya satu per satu dan mengenakan tali pinggangnya supaya dirinya kelihatan rapi.     

Kemudian Mo Qing mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang, "Aku perlu helikopter. Sekarang lokasiku ada di Teluk Jinsha."     

Setelah menelepon seseorang, Mo Qing duduk di sofa single yang ada di samping dan melanjutkan untuk membaca koran. Seolah-olah dia menganggap tidak ada Gu Xiaoran di sana.     

Jika tadi Mo Qing tidak berkata seperti itu kepadanya, Gu Xiaoran pasti tidak akan melakukan hal konyol seperti itu kepada Mo Qing.     

Ketika Mo Qing tidak melakukan apa-apa, Gu Xiaoran semakin merasa tidak tenang. Dia merasa bahwa jika Mo Qing terlihat semakin tenang, maka nanti balas dendam yang akan dia lakukan akan semakin mengerikan. Mengenai pembalasannya, Gu Xiaoran tidak bisa menebak apa yang ingin dilakukan Mo Qing kepadanya.     

Sepuluh menit kemudian, suara helikopter terdengar dari atas vila. Mo Qing pun langsung berdiri tanpa mengatakan apa-apa. Kemudian dia meraih pergelangan tangan Gu Xiaoran, dan menyeretnya berjalan keluar.     

"Mau pergi ke mana?" Gu Xiaoran merasa takut hingga bulu kuduknya berdiri. Jangan-jangan dia ingin membawaku ke tempat yang mengerikan? Batin Gu Xiaoran.      

"Vila Mo!" Suara Mo Qing terdengar dingin seperti biasanya, namun tidak terdengar ada sedikit pun emosi dari suaranya.     

Gu Xiaoran terkejut sejenak dan dalam hati dia bertanya-tanya.     

Apakah dia benar-benar tidak berencana membalas dendam dan membiarkan aku pergi seperti ini saja?     

Atau mungkin dia akan membalas dendam padaku setelah kembali dari Vila Mo?     

Tapi sikap Mo Qing yang seperti ini, bukanlah gayanya! Kata Gu Xiaoran dalam hati.      

Ketika melihat sosok pria yang tinggi dan tegak ini menyeretnya, Gu Xiaoran tidak merasa lega, melainkan merasa semakin tidak tenang. Namun, Mo Qing selalu melakukan apa yang dia katakan. Jika dia berkata akan kembali ke Vila Mo, maka dia pasti akan kembali ke Vila Mo.     

Gu Xiaoran tidak bisa menebak apa yang ingin Mo Qing lakukan, sehingga dia pun tidak ingin memikirkannya lagi. Kemudian Gu Xiaoran meraih tongkat kayu yang diletakkan di dekat pintu dan buru-buru keluar.     

Mo Qing melihat ke arah Gu Xiaoran ketika sudah sampai di atas gedung. Saat ini Gu Xiaoran dengan cepat berpura-pura baik-baik saja dan mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Dia tidak berani menatap mata Mo Qing      

Mo Qing tiba-tiba menarik lengannya dan menyeret Gu Xiaoran ke dalam pelukannya, sekaligus memeluk pinggangnya.     

Gu Xiaoran hanya bisa menahan napas sambil menatap mata Mo Qing dengan panik. Saat melihat ekspresi wajah Mo Qing yang tampak menyeringai, Gu Xiaoran pun merasa cemas.     

Kemudian Mo Qing menundukkan kepalanya, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Gu Xiaoran dan mulai berbisik, "Permainan akan segera dimulai, apakah kamu sudah siap?"     

"Apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Sebentar lagi kamu pasti akan segera tahu."     

Napas Mo Qing yang hangat berhembus di telinga Gu Xiaoran. Seketika seluruh badan Gu Xiaoran merasa merinding. Kemudian dia melirik helikopter yang ada di depannya. Apakah dia ingin melakukannya di dalam perjalanan ke Vila Mo? Tanya Gu Xiaoran dalam hati.     

Tiba-tiba Gu Xiaoran merasa canggung ketika melihat pilot yang sedang duduk di kokpit helikopter. Tidak lama kemudian pintu kokpit pun terbuka. Seorang pilot turun dari helikopter dan memberi hormat kepada Mo Qing, kemudian dia turun ke bawah gedung. Setelah itu Mo Qing membawa Gu Xiaoran masuk ke dalam kokpit.     

Gu Xiaoran pun bingung. Apa yang ingin dia lakukan?     

Apakah si dewa ini berpikir bahwa aku cukup jenius untuk mengetahui cara menerbangkan pesawat tanpa diajarkan?     

Namun ternyata 'si dewa' itu juga mengikutinya masuk ke dalam kokpit. Gu Xiaoran pun langsung bergeser tempat duduk supaya menghindari darinya, tetapi ternyata dia diseret kembali oleh Mo Qing.     

Setelah masuk, pintu kabin pun tertutup rapat. Mo Qing duduk di kursi pengemudi. Sementara itu Gu Xiaoran berdiri di antara kedua kakinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.