Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kalau Mabuk Total, Tidak Bisa Bersenang-senang Lagi



Kalau Mabuk Total, Tidak Bisa Bersenang-senang Lagi

0"Saya sudah menyalin seluruh informasi mengenai Nona Gu, tetapi ada beberapa informasi tampaknya aneh."     
0

"Bagian mana yang aneh?"     

"Saat Nona Gu berumur 3 tahun, seluruh karyawan panti asuhan termasuk dekan hingga petugas pembersih, semuanya diganti karyawan baru."     

Umur 3 tahun? Mo Qing menyipitkan mata. Saat Qiqi mengalami kecelakaan di panti asuhan, Mo Qing sudah pernah menyelidiki dan tahu bahwa adanya penggantian karyawan baru. Qiqi masuk ke kamp pelatihan saat dia berumur 3 tahun. Kalau tidak salah, penggantian karyawan baru tersebut dilakukan oleh organisasi demi menghapus identitas Qiqi sebelum masuk ke kamp pelatihan.     

Mo Qing pernah menyelidiki alamat karyawan lama. Dia menemukan bahwa semuanya sudah tidak berada di Kota Han lagi, melainkan semuanya menetap di luar negeri tetapi beda kota.     

Mo Qing pernah mencari beberapa karyawan lama tersebut. Jawaban yang dia dapatkan dari karyawan lama persis sama dengan jawaban yang dia dapatkan dari panti asuhan. Bisa dilihat bahwa mereka sebelumnya sudah melakukan kesepakatan.     

Organisasi memiliki berbagai cara untuk membungkam orang lain, jadi Mo Qing tidak mungkin berharap bisa mendapatkan jawaban yang sebenarnya dari mulut mereka.     

"Apakah hasil penyelidikan ada hal lain lagi selain ini?"     

"Nona Gu memiliki catatan yang kosong sebelum diadopsi oleh Keluarga Gu dan di panti asuhan juga terdapat beberapa anak yang memiliki catatan yang kosong seperti ini. Pihak panti asuhan menjelaskan bahwa itu merupakan kesalahan yang dilakukan oleh staf logistik dan staf logistik yang melakukan kesalahan ini sudah tidak bekerja di sana lagi."     

Sebelum diadopsi, Gu Xiaoran berumur 12 tahun!     

Tiba-tiba ada sebuah ide muncul di benak Mo Qing, "Kamu pergi menyalin semua catatan kosong anak-anak tersebut. Selain itu, kamu juga harus menyelidiki siapa saja yang pernah ke panti asuhan selama waktu jeda ini."     

"Baik, setelah siap mencatat, aku akan mengirimnya kepadamu."     

"Kamu sekarang di mana?"     

"Di panti asuhan."     

"Kamu tunggu aku di sana. Aku segera berangkat ke sana."     

-      

Gu Xiaoran mengembalikan koran tersebut ke dalam kardus, lalu dia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.     

Ketika Cheng Xiaoyue meneleponnya, Gu Xiaoran mengira bahwa Cheng Xiaoyue ingin membicarakan persoalan tentang Mo Qing dan Cheng Peini.      

Gu Xiaoran pun langsung mengangkat telepon dari Cheng Xiaoyue. Dan ternyata Cheng Xiaoyue menanyakan hal yang tidak berhubungan dengan keluarga Mo dan keluarga Cheng, "Xiaoran, ada seorang wanita yang bernama Qiqi mencarimu."     

"Qiqi…" Gu Xiaoran segera menggenggam ponselnya dengan erat, "Dia ada di mana sekarang?"     

"Aku tidak tahu, dia mengatakan bahwa dia menggunakan telepon umum dan dia juga mengatakan bahwa, jika kamu ingin menemuinya, kamu harus memberikan nomor ponselmu kepadanya. Kelak dia akan menghubungi kamu."     

"Kamu beritahukan dia nomor ponselku dan minta dia untuk segera menghubungiku."     

"Baik, tetapi dia ada hubungan apa denganmu?"     

"Kamu jangan tanya dulu. Kalau ada waktu, aku akan menceritakan semuanya kepadamu."     

Setelah itu Cheng Xiaoyue langsung menutup teleponnya. Tidak lama kemudian, Gu Xiaoran menerima sebuah pesan singkat.     

Pesan tersebut meminta Gu Xiaoran untuk datang di bar terdekat dan akan menemuinya. Dan pengirim pesan tersebut adalah Qiqi. Gu Xiaoran pun segera mengambil tasnya dan dengan cepat pergi ke bar tersebut.     

Begitu masuk ke ruang VIP, tiba-tiba ada tangan yang menutup hidungnya dengan sapu tangan yang telah dilipat-lipat menjadi bentuk persegi. Gu Xiaoran mencium aroma yang sangat menyengat, dia bahkan tidak sempat melihat jelas wajah orang tersebut dan langsung pingsan.     

Pria tersebut mengambil bir yang ada di atas meja dan menyemburkan ke badan Gu Xiaoran. Dia mengedipkan matanya beberapa kali dengan pria lainnya seolah sedang menyampaikan suatu informasi.     

Kedua pria itu menggendong Gu Xiaoran yang berbau alkohol dan meninggalkan kamar tersebut. Di kamar suite hotel yang mewah dan nyaman. Gu Xiaoran tergeletak di lantai.     

"Paksakan dia minum terus, biar mabuk!" Terdengar suara seorang wanita dari sofa.     

Kedua pria itu menekan tubuh Gu Xiaoran yang tidak sadarkan diri, lalu menuangkan sebotol anggur putih yang ada di meja ke mulut Gu Xiaoran.     

Wanita itu duduk dengan posisi menyilangkan kaki dan rokoknya diletakkan di bibirnya dengan elegan. Wajahnya cantik, tetapi tampak dingin seperti es yang dingin. Saat anggur putih sudah diminumkan hingga setengah botol, wanita itu baru mengeluarkan rokok dari bibirnya dan membuka mulut, "Cukup, kalau dia mabuk total, kami tidak bisa bersenang-senang."     

Gu Xiaoran memang memiliki wajah yang sangat cantik. Kini pipinya tampak merah merona karena minum minuman keras, namun hal itu membuatnya semakin terlihat cantik bagai bunga persik pada bulan Maret.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.