Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Jangan Menyentuh Garis Batasku



Jangan Menyentuh Garis Batasku

0Mo Qing memandang Gu Xiaoran yang sedang tersenyum puas sambil menyipitkan matanya. Gu Xiaoran, berapa banyak rahasia pada dirimu yang belum aku ketahui? Kata Mo Qing dalam hati.      
0

Kemudian Mo Qing menghubungi seseorang, "Yizhi, berikan aku semua informasi tentang Gu Xiaoran di Panti Asuhan Ren'ai."     

-     

Di Vila Linyuan.      

Saat itu Cheng Peini sedang berdiri di depan jendela, ketika melihat Mo Qing turun dari mobil Pagani miliknya, Cheng Peini langsung menghubungi Xiaofang. Xiaofang adalah pembantu yang bekerja di Vila Linyuan, 6 bulan yang lalu Cheng Peini membayar Xiaofang untuk menjadi mata-matanya.     

"Tuan Mo pergi ke kamar yang mana?"     

"Tuan pergi ke kamar Nona." Jawab Xiaofang.      

Setelah itu Cheng Peini langsung menutup teleponnya, lalu dia membuka pintu kamar yang masih terkunci dan membiarkan pintu terbuka. Kemudian dia berbaring di atas kasurnya. Dia pun merapikan rambutnya dan sengaja membuka dua kancing teratas di baju tidurnya sehingga memperlihatkan belahan dadanya. Meskipun dia berpura-pura sakit, namun dia juga harus tampil indah dan menawan.     

Langkah kaki seseorang yang berjalan tiba-tiba berhenti di depan pintu. Mendengar hal itu Cheng Peini buru-buru memejamkan matanya dan berpura-pura tidur.     

Mo Qing mengetuk pintu kamar Cheng Peini, namun tidak ada yang menjawab. Kemudian dia pun membuka pintunya dan melihat Cheng Peini sedang baring di kasur dengan posisi menghadap ke samping. Di Rumah Mo, Cheng Peini harus tampil seperti gadis yang patuh setiap saat.     

Mo Qing terang-terangan tersenyum sinis. Kemudian dia berjalan ke samping kasurnya, lalu melihat Cheng Peini dari atas. Cheng Peini sengaja menampakkan belahan dadanya, tetapi hal itu sama sekali tidak membangkitkan gairah Mo Qing. Dan Mo Qing justru merasa jijik saat melihatnya seperti ini.     

Cheng Peini sepertinya merasakan ada seseorang di sampingnya, sehingga dia pun membuka matanya dan melihat Mo Qing yang sedang menatapnya dengan tatapan yang dingin. Dia berpura-pura terkejut, kemudian dari keterkejutannya itu seolah-olah dia mendapatkan sebuah kejutan, "Qing…"     

Cheng Peini pun langsung bangkit dari tempat tidur. Ketika dia hendak duduk, dia berpura-pura kepalanya terasa pusing sehingga dia memegang dahinya. Gerakan Cheng Peini ini tampak lembut dan elegan.     

Jika ada orang lain yang melihatnya, kemungkinan besar orang tersebut akan tertipu dengan akting Cheng Peini yang sangat bagus ini. Mo Qing melihat Cheng Peini dengan tatapan yang dingin.     

Cheng Peini menyadari bahwa Mo Qing tidak bermaksud untuk membantunya, sehingga dia pun menarik Mo Qing dengan manja, "Aku tahu bahwa kamu akan kembali ke sini. Kamu tidak akan meninggalkanku sendirian."     

Mo Qing berdiri menjauhinya tanpa memberikan ekspresi apapun, dia berdiri di depan jendela dan memandang ke arah kolam yang ada di lantai bawah. Saat ini tatapan matanya tampak semakin dingin.     

Cheng Peini suka menyelam, tidak masalah baginya meskipun dia harus melompat dari ketinggian seperti ini. Ayahnya Mo Qing terlalu sayang dengan Cheng Peini sehingga dia tertipu olehnya.     

Kemudian Cheng Peini turun dari tempat tidur dan berjalan ke belakang Mo Qing, lalu dia mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggangnya, "Qing…"     

Ketika Cheng Peini ingin mendekati Mo Qing, tiba-tiba Mo Qing menarik badan Cheng Peini dan mencengkram lehernya ke arah jendela. Mo Qing menatap Cheng Peini dengan tatapan yang dingin.     

Ketika Cheng Peini dapat melihat tatapan mata Mo Qing yang dingin, raut wajah Cheng Peini seketika langsung berubah menjadi pucat. Kemudian dia menggigit bibirnya dengan sedih, "Qing, apa yang terjadi pada dirimu?"     

"Cheng Peini, aku pernah memperingatkan kamu. Aku tidak peduli seberapa bandelnya kamu, tetapi kamu jangan sampai melewati garis batasku."     

"Qing, kenapa kamu tidak percaya bahwa Gu Xiaoran lah yang mendorongku ke bawah? Paman Mo memang menamparnya, tetapi aku hampir mati karena perbuatannya!" Cheng Peini menatap Mo Qing dengan ketakutan, dia tidak percaya bahwa Mo Qing akan memperlakukannya seperti ini.     

"Aku hari ini kembali ke Vila Linyuan untuk memberitahumu satu hal." Mo Qing mencengkram leher Cheng Peini lebih kuat, sehingga Cheng Peini susah bernapas.     

"Ada apa?" Cheng Peini ingin melepaskan tangan Mo Qing yang mencengkram lehernya, tetapi dia tidak memiliki tenaga. Raut wajahnya seketika menjadi ungu, dia merasa sangat tidak nyaman.     

"Saat ini Zhang Biao dan anak buahnya ada di Laut Hitam. Untuk bisa diselamatkan dalam kondisi masih hidup, itu semua akan bergantung pada keberuntungan mereka sendiri."     

"Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan." Cheng Peini mengalihkan pandangannya.     

"Kalau kamu berani mengganggu Gu Xiaoran lagi, selanjutnya yang akan dibuang ke Laut Hitam adalah kamu, Cheng Peini!"     

"Aku telah melakukan apa sampai kamu memperlakukan aku seperti ini, kalau Paman Mo tahu tindakanmu ini…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.