Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kamu Juga Boleh Memakanku



Kamu Juga Boleh Memakanku

0Kepala Gu Xiaoran semakin pusing, tubuhnya juga semakin lama semakin terasa panas. Gu Xiaoran merasa kepanasan hingga ingin melepaskan pakaian yang dikenakan di tubuhnya.     
0

Gu Xiaoran tahu bahwa dia sedang berada dalam kondisi yang buruk. Jika masih berada di sisi Mo Qing, dia pasti akan mengambil inisiatif untuk berhubungan intim dengannya.     

Gu Xiaoran ingin segera pergi untuk meninggalkan tempat tersebut saat dia masih sadar diri. Namun Mo Qing tiba-tiba meraih pergelangan tangan Gu Xiaoran dan menyeretnya kembali.     

Gu Xiaoran merasa bahwa tangan yang menyeretnya itu seperti ada sebuah sihir ada yang menariknya. Dia ingin menyentuh tangan tersebut, kemudian mengikuti tangan tersebut menyentuh bahu Mo Qing. Saat ini benaknya penuh dengan gambaran yang memalukan dan bahkan hal-hal yang sebelumnya tidak berani dia lakukan.     

"Aku akan pulang sendiri." Gu Xiaoran mengambil napas dengan dalam-dalam. Kemudian dia menggunakan kesadaran diri yang semakin tersisa sedikit ini untuk membuat dirinya supaya bisa tenang dan melepaskan diri dari tangan Mo Qing.     

Gu Xiaoran maju beberapa langkah untuk memanggil taksi. Cahaya dari sorot lampu mobil membuat Gu Xiaoran merasa pusing.     

Kemudian Mo Qing cepat-cepat meraih tangan Gu Xiaoran, kemudian dengan erat dia memeluk tubuh Gu Xiaoran yang terhuyung-huyung. Mo Qing merasa bahwa tubuh Gu Xiaoran panas bagai arang yang terbakar.     

Tubuh Gu Xiaoran dikelilingi oleh lengan seorang pria, samar-samar dia dapat mencium bau napas maskulin dari tubuh pria tersebut. Gu Xiaoran tampak kebingungan dan tidak bisa menahan lagi. Ini pertama kalinya dia melingkari leher Mo Qing dengan kedua tangannya dan tubuhnya menggeliat di dalam pelukan Mo Qing.     

"Aku merasa tidak nyaman."     

"Mari kita pulang."     

"Ziyan, kamu adalah seorang bajingan, aku benci kamu."     

"Bencilah."     

"Aku benar-benar ingin menghantam mu."     

"Baik, setelah pulang ke rumah, selain menghantamku kamu juga boleh memakanku."     

Mo Qing menekan amarahnya, dia pun memeluk tubuh Gu Xiaoran dengan erat, dan membujuknya dengan nada rendah, lalu membawanya masuk ke dalam mobil.     

Ketika melihat ada bibir yang merah ada di depan matanya, Mo Qing merasa bahwa tenggorokannya sedikit kering. Dia ingin mencium bibir Gu Xiaoran, tetapi dia tidak melakukannya. Dia menarik sabuk pengaman dan memasangkannya untuk Gu Xiaoran.     

Angin sepoi-sepoi membuat pikiran Gu Xiaoran menjadi jernih sejenak. Dia dapat melihat Mo Qing yang sedang menatap dirinya dari jarak sangat dekat. Gu Xiaoran pun tidak bisa menahan diri untuk mundur, "Apa yang ingin kamu lakukan?"     

Ketika Gu Xiaoran berkata seperti itu, tiba-tiba terdengar suara memasang sabuk pengaman.     

"Menurut kamu, apa yang akan aku lakukan?" Mo Qing menatap Gu Xiaoran dengan sorot mata yang dingin.     

Gu Xiaoran tahu bahwa dirinya telah salah paham, wajahnya terasa sedikit panas karena malu. Meskipun begitu, dia tetap tidak ingin mengalah dari Mo Qing, "Memangnya hal apa saja yang tidak berani kamu lakukan?"     

Mo Qing berani memperkosaku di balik batu karang saat orang-orang berkeliaran, dan bahkan dia juga berani membuat acara pertunanganku menjadi kacau. Jadi hal apa lagi yang tidak berani dia dilakukan? Batin Gu Xiaoran.     

Mo Qing membantu Gu Xiaoran untuk memasangkan sabuk pengaman dan kembali menatapnya, "Aku tidak keberatan kalau kamu ingin melakukan hubungan intim di dalam mobil."     

"Mo Qing, kamu jangan keterlaluan." Gu Xiaoran tidak bisa lagi menahan emosinya.     

Kemudian Mo Qing melirik Gu Xiaoran dengan sorot mata yang dingin. Dia mengabaikan Gu Xiaoran, dan mundur darinya lalu menutup pintu mobil. Setelah itu Mo Qing pun berjalan mengitari mobil, lalu masuk dan ke kursi pengemudi. Mo Qing menyetir mobilnya dengan tenang sepanjang jalan.     

Jika waktu bisa diputar kembali dan Mo Qing harus menentukan pilihan, dia tetap akan menginginkan Gu Xiaoran. Mo Qing ingin Gu Xiaoran tahu bahwa dia adalah miliknya. Tidak peduli dia telah menandatangani perjanjian seperti apa dengan orang lain, dia tetap akan menjadi miliknya.     

Raut wajah Gu Xiaoran tampak memerah, dan pandangannya tampak kabur. Dia hanya merasakan hasratnya yang semakin bergejolak dalam tubuhnya, seolah-olah seluruh badannya sedang terbakar. Dia tidak tahu bagaimana caranya supaya menenangkan gairah dalam dirinya.     

Gu Xiaoran menatap Mo Qing lekat-lekat. Dia ingin berada dalam pelukan Mo Qing dan berdempetan dengan tubuhnya yang kekar, lalu dengan erat melingkari lehernya dan ingin membenamkan diri ke dalam tubuhnya.     

Sebelumnya Polisi itu telah mengatakan bahwa preman tersebut memberikan Gu Xiaoran obat perangsang bermerek Shenxian Yihao. Mo Qing belum pernah mendengar nama obat semacam ini, dia menatap wajah Gu Xiaoran yang memerah tidak seperti biasanya.     

Saat kembali mengingat raut wajah polisi yang terlihat aneh ketika menyebutkan obat Shenxian Yihao, Mo Qing pun merasa sangat khawatir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.