Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Dia Hanya Bisa Menjadi Miliknya



Dia Hanya Bisa Menjadi Miliknya

0Namun ini semua akan lenyap bagai busa, karena kontrak antara Gu Xiaoran dengan Han Ke. Hati Gu Xiaoran seolah berdarah ketika dia menandatangani kontrak dengan Han Ke. Gu Xiaoran tidak hanya menjual dirinya sendiri, tetapi dia juga menjual janji dan mimpinya.     
0

Banyak yang mengatakan bahwa cinta pertama akan mendatangkan rasa sakit hati, itulah yang akan membuat orang menjadi lebih dewasa. Walaupun memori cinta pertama sangat pahit, tetapi ada memori manisnya juga.     

Ada juga yang mengatakan bahwa menunggu itu akan memberikan orang sebuah harapan. Tetapi setelah menunggu begitu lama, saat bertemu dengan Mo Qing, Gu Xiaoran malah merasa kehilangan harapannya. Yang tersisa dari cinta pertama hanyalah rasa yang sakit yang tertanam dalam hatinya yang terdalamnya.     

Perlahan air matanya jatuh dari sudut mata. Ziyan, aku benar-benar merasa sangat sakit hati.     

Saat mendengar suara Mo Qing yang serak dan menggoda itu, Gu Xiaoran sepenuhnya mengeluarkan hasratnya yang kuat sehingga dia tidak dapat berpikir apa-apa lagi.      

Gu Xiaoran secara naluriah berdekatan dengan Mo Qing, dia menggunakan kekuatan semampunya untuk membungkuk ke arah Mo Qing. Beberapa tahun ini, dalam hati Gu Xiaoran selalu menyebut nama Mo Ziyan secara diam-diam, berkali-kali dia menyebut namanya.     

"Ziyan."     

"Ziyan."     

"Ziyan."     

Bibir Mo Qing berhenti di bibir Gu Xiaoran. Saat Gu Xiaoran tidak sadarkan diri dan memanggil namanya, hal inilah yang membuat Mo Qing merasa nyaman.     

Kemudian Mo Qing mencium Gu Xiaoran. Saat Gu Xiaoran merasa rileks, Mo Qing baru perlahan-lahan masuk ke dalam tubuhnya.     

Saat Mo Qing masuk ke dalam tubuh Gu Xiaoran, Gu Xiaoran merasa sadar diri sejenak. Kukunya segera mencengkram punggung Mo Qing yang kekar itu dan kemudian menggigit bahu Mo Qing.     

Mo Qing menciumnya dengan lembut. Meskipun ini bukan cara yang dia inginkan, namun dia tidak dapat menyangkal bahwa kegembiraan dan kepuasan fisik yang Gu Xiaoran berikan kepadanya.     

Gu Xiaoran berkata bahwa Mo Qing adalah monster!     

Mungkin Mo Qing memang adalah monster, tidak peduli apakah perjalanan hidupnya benar atau salah, dia tetap harus menjalaninya. Bahkan jika kelak dia akan masuk ke neraka, dia juga harus menjalaninya.     

Adapun Gu Xiaoran. Meskipun harus masuk ke neraka, Mo Qing juga akan membawa bersamanya. Dia tidak memperbolehkan Gu Xiaoran pergi jauh dari sisinya. Gu Xiaoran hanya bisa menjadi miliknya.     

Keesokan harinya saat sore hari.     

Gu Xiaoran berguling dan mengerang kesakitan. Dia merasakan kesakitan pada kepala, tangan, kaki serta pinggangnya. Tetapi bagian yang paling sakit itu adalah bagian kemaluannya.     

Gu Xiaoran mengerutkan keningnya, dia mencoba untuk mengingat kembali, kesakitan yang dia alami berasal dari mana.     

Bayangan yang penuh gairah dan mesra melintas dalam benaknya, seolah-olah dia masih bisa merasakan tubuh laki-laki yang kekar itu. Beban tubuh pria tersebut menekan tubuhnya, suara terengah-engah dan napas panas terdengar dari telinganya serta rasa gatal dan mati rasa di mulutnya.     

Gu Xiaoran ingin mengkategorikan semua memori ini sebagai ilustrasinya sendiri. Tetapi kesakitan seperti api yang membara ini membuktikan bahwa semua itu sangatlah nyata.     

Pria itu!     

Tiba-tiba Gu Xiaoran berkeringat dingin, dia berkata dengan semangat, "Mo Qing, kamu pantas mendapatkan seribu pedang."     

Gu Xiaoran kuat-kuat membuka matanya. Dekorasi yang ada di dalam ruangan tersebut sangat sederhana dan elegan. Ini adalah kamar Mo Qing di Pulau Nanwan.     

Kemudian Gu Xiaoran mengambil napas dalam-dalam, dan berusaha untuk menenangkan dirinya secepat mungkin.     

"Kamu sudah bangun?" Mo Qing masuk ke dalam kamar dan membawa sebuah nampan di tangannya. Di atas nampan itu terdapat 2 gelas susu dan 2 piring telur mata sapi, serta beberapa potong roti panggang.     

Perut Gu Xiaoran berbunyi setelah mencium aroma telur mata sapi yang sedap, kemudian rasa lapar yang kuat melanda pada dirinya.     

"Aku tidak memiliki pakaian wanita di kamarku. Untuk sementara kamu pakai punyaku saja."     

Gu Xiaoran baru sadar bahwa saat ini dia tidak mengenakan pakaian sama sekali. Kesadaran ini membuat wajah Gu Xiaoran seketika tampak memerah. Kemudian dia pun menarik selimut ke atas untuk membungkus dirinya dengan erat.     

"Di kamar sebelah ada." Ketika Gu Xiaoran tinggal di Pulau Nanwan, dia tinggal di kamar sebelah dan pakaian yang dibeli oleh Mo Qing untuk dia, semuanya masih berada di kamar itu.     

"Gu Xiaoran, aku sudah melayani kamu semalaman, sekarang kamu masih ingin menyuruhku mengambil pakaian untukmu?"      

Tentu saja Gu Xiaoran mengerti maksud dari 'melayani' yang dikatakan Mo Qing. Seketika wajahnya terasa panas, seolah-olah terbakar, "Siapa yang menyuruh kamu melayaniku? Jelas-jelas aku menyuruh kamu mengantarku pulang. Siapa yang memintamu membawaku ke sini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.