Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kalau Masih Main-main Lagi, akan Mengakibatkan Masalah Besar



Kalau Masih Main-main Lagi, akan Mengakibatkan Masalah Besar

0Kondisi di dalam pabrik penggilingan sangat gelap, sehingga Zhang Biao tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas. Sedangkan Mo Qing yang ada di dalam pabrik penggilingan itu dapat melihat gerak-gerik Zhang Biao dari bayangannya.     
0

Tiba-tiba Gu Xiaoran berdempetan dengan Mo Qing. Gu Xiaoran meletakkan tangan kecilnya di dada Mo Qing, lalu membelai perutnya dan perlahan mulai turun ke bawah.     

Mo Qing menarik kembali pandangannya dan menunduk kepalanya untuk menatap Gu Xiaoran. Kemudian Gu Xiaoran menginjak kaki Mo Qing dan mencium bibirnya sambil berjinjit.     

Mo Qing mengencangkan lengan yang ada di pinggang Gu Xiaoran, dia tersenyum dan perlahan dia mulai menghisap telinganya Gu Xiaoran, "Kalau masih main-main lagi, akan mengakibatkan masalah yang besar." Mo Qing menepuk punggungnya Gu Xiaoran dengan lembut, dia memberikan isyarat kepada Gu Xiaoran supaya turun dari pelukannya.     

Napas panas Mo Qing berhembus di telinga Gu Xiaoran, dan hal ini semakin membangkitkan hasrat Gu Xiaoran.     

Meskipun Mo Qing sudah berkata seperti itu, namun Gu Xiaoran tetap tidak peduli dengannya. Dia memajukan badannya supaya semakin mendekat dengan Mo Qing. Dia menekan Mo Qing hingga badan Mo Qing mengenai pada pintu, lalu membelai tali pinggangnya dan dengan cepat melepaskan tali pinggangnya.     

Gu Xiaoran memeluk erat bahu Mo Qing dengan kedua tangannya dan menggigit telinganya, "Bertaruhlah untuk satu kali ini."     

Tatapan mata Mo Qing menjadi gelap, dia mengangkat rok Gu Xiaoran dan melepaskan celana dalamnya. Mo Qing memeluk Gu Xiaoran tinggi-tinggi dan menatap matanya lalu menciumnya.     

Zhang Biao memiliki nafsu yang sangat besar, semenjak dia bekerja dengan pedagang senjata yang biasa dijuluki si Elang Botak. Selama ini ketika dia memiliki uang, dia selalu menghabiskan uangnya untuk mencari wanita-wanita yang sendirian.     

Jika kedua orang tersebut tidak benar-benar melakukannya, kemungkinan besar Zhang Biao akan mengetahuinya. Karena Zhang Biao bisa mendeteksinya dari napas mereka.     

Zhang Biao tidak ingin mencemaskan warga yang ada di desa, dan ini adalah satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh Mo Qing dan Gu Xiaoran agar Zhang Biao menyerah dan tidak masuk ke dalam pabrik.     

Mo Qing hanya mencium Gu Xiaoran, dan tidak ada gerakan yang lainnya lagi. Gu Xiaoran berbaring di pundaknya, dia mengambil napas dalam-dalam dan baru mulai merasa lega.     

Mo Qing tidak menyangka bahwa Gu Xiaoran akan menciumnya dengan ganas. Kemudian Mo Qing menghentikan gerakannya dalam menciuman Gu Xiaoran, lalu perlahan dia mulai menjauh. Dia menatap mata Gu Xiaoran lekat-lekat dan tidak bergerak lagi.     

Setelah beberapa saat kemudian, Mo Qing menundukkan kepalanya dan mencium mata Gu Xiaoran. Bulu mata Gu Xiaoran yang panjang bergetar di bawah bibir Mo Qing, Gu Xiaoran merasa sangat geli, namun dia juga merasa sangat nyaman.     

Mo Qing menarik napas dalam-dalam dan menggunakan bibirnya yang hangat itu mencium bibir Gu Xiaoran dengan kuat.     

Tiba-tiba Mo Qing membalikkan badannya, lalu menekan tubuh Gu Xiaoran yang putih dan lemah ke pintu yang dingin. Mo Qing memegang pinggang Gu Xiaoran yang ramping dan lembut seolah dapat dipatahkan dengan mudah.     

Tubuh Gu Xiaoran bergetar ringan, pinggangnya yang ramping sedikit condong ke depan, jelas-jelas dia menolak untuk melakukan hubungan intim dengan Mo Qing namun tubuhnya tidak bisa membohongi hasratnya untuk melakukan itu.     

Gu Xiaoran menggigit bahu Mo Qing. Tubuh Mo Qing sedikit menegang, namun tidak lama kemudian dia merasa sangat lega. Walaupun melakukan semua ini demi mencapai sebuah tujuan, tetapi Mo Qing benar-benar menginginkan Gu Xiaoran.     

Mo Qing tahu bahwa tanpa melakukan pemanasan sebelum bercinta, Gu Xiaoran akan kesakitan, dia justru ingin Gu Xiaoran merasakan kesakitan agar sampai mati pun Gu Xiaoran tidak akan melupakannya.     

Awalnya, Gu Xiaoran ingin menggunakan cara ini untuk membohongi Zhang Biao supaya dia pergi. Tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa dalam kondisi seperti ini Mo Qing masih bisa seganas ini dan tanpa rasa ragu-ragu sedikit pun.      

Gu Xiaoran benar-benar merasa sangat kesakitan hingga rasanya dia ingin sekali membunuh Mo Qing. Diam-diam Gu Xiaoran menggertakkan giginya dan meremas Mo Qing kuat-kuat. Meskipun dia akan mati kesakitan, dia juga tidak ingin membuat Mo Qing merasakan nikmatnya saat berhubungan intim.     

Mo Qing menggertakkan giginya, dan Gu Xiaoran menggeram. Kalau mau sakit semuanya sama-sama sakit, memangnya siapa yang tidak merasa sakit? Batin Gu Xiaoran.     

Cinta mereka merupakan gambaran kehidupan mereka, tidak ada yang lebih baik dari siapapun.      

Diam-diam Zhang Biao mengintip situasi yang ada di dalam ruangan. Dari sudut pandangnya, Zhang Biao hanya dapat melihat punggung seseorang yang bergerak dengan kuat.     

Malam semakin larut, dan suasana di dalam pabrik penggilingan menjadi semakin gelap. Begitu sunyi sehingga hanya kedengaran napas yang dikeluarkan saat melakukan hubungan intim.     

Entah kaki siapa yang mengenai batu kecil, tiba-tiba terdengar suara letupan yang kecil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.