Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Senjata Rahasia



Senjata Rahasia

0"Selamat menikmati makanan Anda." Setelah itu Zhuo Ran pun pergi dengan sopan.     
0

Kemudian Gu Xiaoran mengantar Zhuo Ran sampai ke depan pintu.     

Zhuo Ran tersenyum sopan pada Gu Xiaoran. Kemudian dia hanya diam dan berdiri sambil melirik ke arah tempat untuk memasukkan kata sandi pintu. Lalu Zhuo Ran sedikit menganggukkan kepalanya untuk memberi hormat pada Gu Xiaoran.     

Seketika Gu Xiaoran berpura-pura mengerti, dan dengan malu dia kembali masuk ke dalam kamar. Lalu dia duduk kembali ke meja dan mulai memakan bakpao pesanannya.     

Zhuo Ran menunggu Gu Xiaoran kembali ke meja dan membelakangi pintu, setelah itu dia baru mulai memasukkan kata sandi. Seperti terbiasa dia selalu menggunakan tangan kiri untuk menutupi tangan kanannya yang memasukkan kata sandi.     

Gu Xiaoran mendengarkan dengan serius suara tombol yang ditekan ketika memasukkan kata sandi tersebut. Dia memiliki pendengaran yang sangat baik dan tampaknya dia memang peka terhadap suara penekanan tombol. Dengan mudah Gu Xiaoran bisa membedakan angka yang berbeda dari suara penekanan tombol.     

Gu Xiaoran menunggu sampai Zhuo Ran meninggalkan kamar dan pintu kamar kembali terkunci, setelah itu dia segera bergegas lari ke arah pintu. Dia pun menekan semua nomor beberapa kali dan dengan teliti membedakan suaranya.     

Suara penekanan tombol diproses secara samar dan berubah setiap saat. Orang biasa tidak akan bisa mengidentifikasi kata sandi melalui suara, akan tetapi Gu Xiaoran dapat mendengar suara yang jelas dan detail ketika menekan tombol kata sandi tersebut.     

Beberapa menit kemudian, Gu Xiaoran dengan cepat menekan serangkaian kata sandi dan akhirnya pintu pun terbuka. Kemudian Gu Xiaoran pun keluar untuk membeli beberapa barang yang diperlukan, dan setelah itu baru naik taksi pergi ke Desa Feng.     

Setelah sampai di Desa Feng, langit sudah mulai gelap.     

Desa Feng merupakan sebuah desa nelayan yang dekat dengan laut, tiga sisi lainnya merupakan tembok pegunungan yang curam dan hanya ada satu jalan yang bisa dilewati.     

Hanya ada 100 orang yang tinggal di desa tersebut, semua orang yang ada di sana mencari nafkah dengan cara menangkap ikan.     

Kepala desa adalah jenderal yang sudah pensiun. Meskipun dia sudah mundur dari jabatannya, namun dia pernah meraih banyak prestasi sehingga sampai sekarang masih sangat dihormati oleh banyak orang. Bahkan tidak ada yang berani mengganggu warga-warga yang ada di desa tersebut.     

Saat ini adalah waktu yang bagus untuk menangkap ikan, penduduk desa pada bersiap untuk berangkat ke laut, dan hanya sedikit warga yang tersisa di desa. Akhirnya Gu Xiaoran sampai di lokasi yang dituju, namun tempat tersebut merupakan sebuah rumah biasa dengan model pintu kayu kuno. Pintu rumah tersebut tidak terkunci, suasana di dalam rumah itu tampak sangat sunyi dan tidak ada orang di dalamnya.     

Jika bukan karena Gu Xiaoran percaya dengan kemampuan dirinya sendiri, dia tidak akan pernah berpikir bahwa rumah dengan desain lama seperti ini akan memancarkan gelombang elektromagnetik.     

Gu Xiaoran melihat sekelilingnya dan tidak ada satu orang pun yang terlihat. Ketika dia hendak memasuki ke rumah kuno untuk memeriksanya. Tiba-tiba terdengar suara banyak orang yang sedang berjalan menuju ke rumah tersebut, kemudian ada seseorang yang dengan suaranya yang pelan, "Ingat, jika bukan karena terpaksa, jangan mencemaskan siapapun yang ada di desa ini."     

Ketika mendengar suara ini, Gu Xiaoran terkejut dan buru-buru bersembunyi di balik tumpukan jerami yang ada di samping rumah.     

Saat Gu Xiaoran sudah bersembunyi dengan baik, sekelompok orang pun sampai di depan pintu.     

Orang yang berjalan di posisi paling depan adalah Kakak Biao. Dia merupakan gangster, dan dua tahun lalu dia bersama teman-temannya pernah hampir saja memperkosa Gu Xiaoran di gedung lama Imperial Group.     

Gu Xiaoran tidak mengetahui apa tujuan mereka datang ke Desa Feng. Namun ketika mengetahui bahwa Kakak Biao ada di sini, pastinya bukanlah hal yang baik jika keberadaan Gu Xiaoran diketahui oleh orang lain dan kalau ada yang tahu bahwa dia bersembunyi di sini.     

Kakak Biao bersama beberapa anak buahnya mendorong pintu kuno rumah tersebut, dan mereka pun langsung masuk ke dalam rumah.     

"Mengapa tidak ada satu orang pun di sini?" Anak buah Kakak Biao mengamati rumah yang sederhana itu.     

"Aneh, tadi aku melihat dia duduk di taksi dan kembali ke sini. Kamu jaga di sini, aku akan keluar mencarinya." Kakak Biao keluar dari rumah tersebut.     

Gu Xiaoran sangat terkejut dan dia menduga-duga dalam hati. Jangan-jangan mereka sedang mencariku?     

"Meow…" Seekor kucing besar tiba-tiba muncul di sekitar Gu Xiaoran, kucing tersebut menatapnya dengan mata yang bulat.     

"Siapa?" Kakak Biao dengan waspada melihat ke arah tempat Gu Xiaoran bersembunyi.     

Diam-diam Gu Xiaoran menggerutu, saat ini dia berada dalam posisi yang sangat berbahaya. Jika Kakak Biao berbalik ke arah sini, maka dia bisa langsung melihat Gu Xiaoran yang sedang bersembunyi.     

Gu Xiaoran sengaja menyeringai untuk membuat kucing besar itu takut padanya. Dia berharap kucing itu akan mengeluarkan suara, atau keluar dari tumpukan jerami tersebut.     

Namun ternyata kucing besar ini sama sekali tidak ketakutan, dia justru duduk sambil menjilat cakarnya. Melihat hal itu Gu Xiaoran merasa sangat kesal, sampai-sampai dia ingin memakan kucing tersebut.     

"Siapa di sana? Keluar." Kakak Biao meninggikan suaranya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.