Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pria dan Wanita yang Berstatus Lajang



Pria dan Wanita yang Berstatus Lajang

0"Tentu saja Kakakku akan mencari Qiqi, Qiqi menghilang begitu saja, bagaimana mungkin Kakakku tidak mencarinya?" Lin Shuangshuang tertawa sinis. Jangan-jangan ini adalah tujuan Qiqi? Batinnya. Kemudian dia melanjutkan, "Gu Xiaoran, kamu benar-benar tidak paham dengan Kakakku!"     
0

Gu Xiaoran hanya terdiam. Dia menggenggam ponsel yang tidak berdering dari tadi, dan hatinya terasa sakit.     

Sebelumnya, Gu Xiaoran tidak peduli meskipun Mo Qing telah melakukan banyak hal yang menyakitinya, namun Gu Xiaoran selalu merasa bahwa di dalam hati Mo Qing masih ada tempat untuk dirinya.     

Namun Gu Xiaoran baru tahu bahwa ternyata Mo Qing mencintai wanita lain, dan Gu Xiaoran bisa berada di sisi Mo Qing hanya karena dia memiliki wajah yang sangat mirip dengan wanita yang dia cintai.     

Saat mengetahui kenyataan ini, Gu Xiaoran sendiri tidak tahu harus merasa sedih atau menganggap ini sebagai hal yang konyol.     

Lin Shuangshuang menoleh dan menatap Gu Xiaoran tanpa mengedipkan mata, "Apakah kamu ingin menyerah?"     

"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menyerah." Gu Xiaoran berjanji kepada Mo Qing bahwa dia akan tinggal di sini dan akan meninggalkan tempat ini bersama juga Mo Qing.     

Setelah mendengar jawaban dari Gu Xiaoran, Lin Shuangshuang hanya tersenyum dan tidak berkata apapun.     

Keesokan paginya, Lin Shuangshuang mengajak Gu Xiaran pergi ke ruang makan. Saat itu Mo Zhenzhong dan Xie Baoling sudah duduk di kursi meja makan, namun tidak terlihat ada Mo Qing di sana.     

Lin Shuangshuang langsung menyapa mereka, "Nenek, Paman!"     

Mo Zhenzhong hendak menyapa balik, tetapi wajahnya tampak kesal ketika melihat Gu Xiaoran berada di sebelah Lin Shuangshuang.     

Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, dia berusaha tetap tenang saat menghadapi Mo Zhenzhong, "Nenek, Tuan Mo."     

Mo Zhenzhong mendesah dengan sikapnya yang dingin. Dia menolehkan wajahnya namun tidak melihat Gu Xiaoran supaya emosinya tidak meledak.     

Di sisi lain Xie Baoling justru terlihat senang, "Xiaoran, Shuangshuang, cepat duduk di sini, kita sarapan bersama."     

Lin Shuangshuang menarik Gu Xiaoran untuk duduk di kursi meja makan dan bertanya kepada pembantu yang menyiapkan sarapan, "Kakakku di mana, kenapa aku tidak melihatnya ada di sini?"     

Pembantu itu dengan tidak nyaman melirik ke arah Mo Zhenzhong dan tidak berani menjawab pertanyaan Lin Shuangshuang. Gu Xiaoran merasa ada yang tidak beres, tetapi dia tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam urusan keluarga Mo.      

Jika Gu Xiaoran menyela pembicaraan, yang terjadi hanya akan memperburuk keadaan saat ini.     

Tiba-tiba Lin Shuangshuang mengerutkan keningnya sembari bertanya, "Nenek, apa yang terjadi dengan Kakakku?"     

"Pamanmu memberikan obat kepada Kakakmu, lalu membiarkan dia berada di kamar Peini." Xie Baoling melihat Mo Zhenzhong dengan tatapan yang sinis, "Pamanmu bilang bahwa ini bisa mempererat hubungan Qingqing dan Peini."     

Gu Xiaoran tertegun saat mendengarnya.     

Dengan wajah yang tidak percaya, Lin Shuangshuang bertanya, "Paman, mengapa kamu melakukan hal seperti ini?"     

"Cepat atau lambat, Mo Qing dan Peini pasti akan menikah. Biasanya Mo Qing sangat sibuk sehingga dia sangat jarang bisa pulang ke rumah. Sekarang dia memiliki waktu luang. Jadi aku beri dia kesempatan untuk menemani Peini, apakah ini salah?"     

"Kalau Kakakku sendiri yang ingin menemani Peini maka itu tidak salah. Tetapi Paman yang kasih obat ke Kakakku lalu mengunci dia dengan Peini di dalam satu kamar, itu sangat tidak masuk akal."     

"Bagaimana caraku dalam mendidik anakku, itu bukan urusanmu. Sejak kapan kamu menganggap ini menjadi urusanmu?"     

"Jika Bibiku masih hidup, dia tidak akan setuju dengan perbuatan yang Paman lakukan."     

"Shuangshuang, kamu semakin hari semakin tidak tahu aturan. Bagaimana cara kamu bicara dengan Pamanmu?" Wajah Mo Zhenzhong tampak sangat marah.     

Meskipun demikian, Lin Shuangshuang tidak takut dengan Mo Zhenzhong. Kemudian dia melihat ke arah Xie Baoling, "Nenek, kenapa kamu membiarkan Paman mengunci Kakakku di kamar Cheng Peini?"     

Xie Baoling menatap Mo Zhenzhong dengan tatapan kosong, "Iya, Nenek sengaja membiarkan Pamanmu, biar dia tahu bahwa meskipun dia menggunakan cara seperti ini pun tidak akan berguna bagi Qingqing."     

Lin Shuangshuang tiba-tiba berdiri, meninggalkan serbet untuk makan dan langsung lari, "Tidak apa-apa jika dia hanya mengunci Kakakku di kamar Cheng Peini, tetapi paman memberikan obat kepada Kakakku."     

"Kamu tidak boleh naik ke lantai atas sekarang." Kata Mo Zhenzhong dengan nada yang sangat dingin.     

Wajah Gu Xiaoran seketika menjadi pucat. Hanya seorang pria dan wanita berada di sebuah ruangan, dan tidak pantas bagi orang lain untuk melihatnya, orang yang mendengarnya sekilasnya saja pasti akan langsung memikirkan hal-hal yang berbau negatif. Batin Gu Xiaoran.     

"Ada apa sampai orang lain tidak boleh melihatnya? Jangan-jangan Paman memberi Kakakku obat peningkat gairah seks?"     

"Kamu…" Mo Zhenzhong marah sampai badannya gemetar, "Lin Shuangshuang, kamu tidak berhak ikut campur urusan masalah keluarga Mo."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.