Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Dia Disakiti oleh Seorang Wanita



Dia Disakiti oleh Seorang Wanita

0Gu Xiaoran diseret secara paksa oleh Lin Shuangshuang, kemudian dia melihat rambut Lin Shuangshuang yang terombang-ambing karena tertiup angin, "Kamu dengan susah payah baru bisa pulang ke rumah, apakah patut bagimu untuk berkelahi dengan Pamanmu demi aku?"     
0

Lin Shuangshuang tidak ingin menghentikan langkahnya dan masih terus berjalan, "Patut, orang yang tidak disukai Pamanku, aku akan membantunya. Aku semakin suka jika orang itu bisa membuat Cheng Peini marah."     

Gu Xiaoran tidak tahu harus tertawa atau harus menangis saat mendengar Lin Shuangshuang berkata seperti itu padanya.     

"Shuangshuang, terimakasih."     

"Tidak perlu berterima kasih padaku, aku melakukannya demi Kakakku!"     

Lin Shuangshuang menolehkan kepalanya dan menatap Gu Xiaoran, "Dua tahun yang lalu, keluarga Mo mengalami sebuah musibah. Kakakku kembali ke Amerika dengan situasi seperti orang mati, kematian Bibi dan Sepupuku membawa pengaruh yang besar baginya, tetapi aku masih merasa ada alasan lain yang disembunyikan."     

"Kenapa mereka bisa mati?"     

"Gu Xiaoran, kematian Bibi dan Sepupuku, seolah menyayat di hati semua orang keluarga Mo. Sebaiknya kamu jangan menanyakan alasannya dan anggap saja tidak tahu apa-apa. Kalau tidak, kamu tidak akan bisa berada di keluarga Mo, dan kemungkinan besar kamu tidak akan bisa berada di sisi Kakakku lagi."      

Gu Xiaoran mengerutkan bibirnya dan tidak bertanya lagi.     

Kemudian Lin Shuangshuang melanjutkan, "Dan Setelah itu aku baru tahu, bahwa Kakakku ternyata disakiti oleh seorang wanita. Meskipun aku tidak tahu siapakah wanita itu, tapi hatiku merasa tidak nyaman melihat Kakakku dalam keadaan seperti itu. Saat itu aku mengira Kakakku merasa putus asa dan akan menerima perintah Pamanku untuk menikahi Cheng Peini."     

Tiba-tiba Gu Xiaoran merasa tegang!     

Dua tahun yang lalu…     

Siapakah wanita yang dimaksud Shuangshuang itu? Batin Gu Xiaoran.      

"Hal yang paling tidak ingin aku lihat adalah Cheng Peini menikah dengan Kakakku. Kalau ada seseorang yang bisa membuat Kakakku tidak menikah dengan Cheng Peini, aku tidak peduli siapapun itu aku akan suka wanita tersebut. Apalagi seperti situasi hari ini, Kakakku bilang bahwa dia sangat yakin padamu. Sudah terlihat jelas bahwa kamu merupakan wanita yang penting baginya. Semakin baik Kakakku terhadap kamu, Cheng Peini akan merasa semakin merasa sedih dan aku pun akan menjadi semakin senang."     

Gu Xiaoran menatap Lin Shuangshuang, namun tiba-tiba dia merasakan kesedihan yang sama seperti sebelumnya.     

Lin Shuangshuang adalah anak angkat dari Mo Zhenzhong. Namun Mo Zhenzhong lebih memilih untuk percaya dengan Cheng Peini dibandingkan dengan Lin Shuangshuang, yang dari kecil hingga dewasa berada di sampingnya.      

Duka cita seperti itu benar-benar hanya Lin Shuangshuang sendiri yang bisa merasakannya.     

Kemudian Lin Shuangshuang menarik Gu Xiaoran, mereka tidak meninggalkan Vila Linyuan, melainkan pergi ke loteng sebuah bangunan kecil yang ada di belakang gunung.     

Ketika Lin Shuangshuang keluar dari kamar mandi, waktu sudah berlalu satu jam. Dalam satu jam ini, Gu Xiaoran sama sekali tidak melihat Mo Qing, dan tidak ada satu panggilan telepon pun dari dia.     

Gu Xiaoran tiba-tiba merasakan kesedihan yang hampa.     

Lin Shuangshuang duduk di tempat tidur sambil memandang Gu Xiaoran yang sedang duduk di sofa, "Mari ke sini."     

Gu Xiaoran dengan heran berjalan ke arahnya dan duduk di sampingnya.     

"Apakah kamu tidak merasa aneh, kenapa aku tinggal di sini?"     

Gu Xiaoran menganggukkan kepalanya. Loteng kecil ini memang didekorasi dengan cantik dan kelihatan nyaman, namun jika dibandingkan dengan kemewahan Vila Linyuan, Loteng ini benar-benar terlalu sederhana.     

"Saat kami masih kecil, di rumah juga ada loteng kecil seperti ini. Sejak kecil, sifatku sangat keras kepala. Kalau dianiaya aku tidak pernah menangis, tetapi aku juga tidak akan bicara dengan siapa pun. Biasanya aku akan sembunyi di loteng kecil itu. Setiap kali aku bersembunyi di loteng, kalau Kakakku ada di rumah, dia pasti akan menemaniku di loteng kecil tersebut. Kakakku bukan orang yang suka basa-basi, dia hanya duduk dengan diam dan menemaniku tanpa bicara. Asalkan dia berada di sisiku, aku akan merasa tenang. Gu Xiaoran, sebenarnya aku sangat iri dengan kamu, kelak yang akan lebih sering ditemani oleh Kakakku adalah kamu." Imbuh Lin Shuangshuang.      

Gu Xiaoran teringat dengan masa-masa SMP, di mana Mo Ziyan duduk di sebelahnya, dia juga merasa aman dan sepertinya dia juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Lin Shuangshuang. Gu Xiaoran tidak bisa menahan lagi perasaan senangnya dan perlahan dia mulai tersenyum.     

"Gu Xiaoran, kamu jangan mengira bahwa Kakakku selalu bersabar dengan Cheng Peini, sebenarnya yang dia lakukan itu bukan benar-benar memperlakukannya dengan baik."     

Gu Xiaoran terkejut saat mendengar Lin Shuangshuang berkata seperti itu, kemudian dia menatap Lin Shuangshuang dengan bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.