Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Siapa yang Tidak Tahu Malu?



Siapa yang Tidak Tahu Malu?

0Ketika Gu Xiaoran baru saja ingin bicara, tiba-tiba Lin Shuangshuang meletakkan stroberi yang ada di tangannya ke piring dan dia langsung berbicara, "Gu Xiaoran bilang bahwa Cheng Peini yang menyelipkan cincinnya ke dalam tangannya, kemudian dia sendiri yang sengaja melompat ke danau dari lantai dua. Lalu dia menuduh Gu Xiaoran, apakah kamu akan percaya? Apakah Paman akan percaya? Jika tidak percaya, apa yang harus ditanyakan lagi?"     
0

Lin Shuangshuang pernah mengalami hal serupa pada masa lalu di keluarga Mo, akan tetapi kejadian tersebut selalu berakhir dengan hukuman.     

Gu Xiaoran menundukkan kepalanya dan hanya melihat ke bawah. Saat ini Lin Shuangshuang sudah mengatakan semuanya dengan jelas. Mengenai apakah mereka percaya atau tidak, itu merupakan pilihan mereka sendiri.     

Xie Baoling menggerakkan bibirnya, namun dia tidak mengatakan apapun. Dia menghela napas panjang lalu duduk di atas sofa, "Jarang sekali datang ke sini, tidak kusangka akan terjadi hal seperti ini."     

Setelah 20 menit kemudian, akhirnya dokter turun dari lantai atas, dan diikuti oleh Mo Zhenzhong di belakangnya.      

"Lukanya tidak dalam, tidak ada yang membahayakan. Tapi dalam waktu satu minggu ini, lukanya tidak boleh terkena air. Ketika lukanya sembuh, bekas lukanya akan tertutup dengan rambut, jadi tidak akan kelihatan meskipun ada bekas luka di kepalanya. Kalau memang keberatan dengan bekas lukanya, setelah sembuh bisa pergi ke rumah sakit dan melakukan operasi plastik untuk menghilangkan bekas lukanya."     

"Baguslah jika tidak ada yang membahayakan." Mo Zhenzhong menghela napas lega.     

"Ngomong-ngomong, aku merasa bahwa suasana hati Nona Cheng tidak begitu stabil. Sepertinya dia sedang berada di bawah tekanan, sebaiknya biarkan dia istirahat dan jangan mengganggunya dulu."     

Mo Zhenzhong menatap Gu Xiaoran dengan tatapan yang tajam, kemudian dia menyuruh pembantu untuk mengantar dokter keluar.     

Meskipun saat ini di ruang tamu ada 4 orang yang berkumpul di sana, namun suasananya sangat hening, tidak ada suara apapun yang terdengar. Hanya terdengar suara gerakan Lin Shuangshuang saja yang mulai memakan buahnya lagi.     

"Ibu, kamu sudah pulang ya?" Suara Mo Zhenzhong tiba-tiba memecah suasana yang terasa canggung ini.     

Xie Baoling mengangkat kelopak matanya dan sambil menganggukkan kepalanya dia hanya menjawab, "Hmmm…"     

Mo Zhenzhong memandang Lin Shuangshuang, tetapi Lin Shuangshuang tidak bermaksud untuk menyapanya.     

Mo Zhenzhong mendesah dengan berat, dia mengabaikan Lin Shuangshuang, dan menatap Gu Xiaoran dengan kesal, "Untungnya Peini baik-baik saja. Kalau tidak, aku tidak akan membiarkan wanita kejam seperti kamu ini pergi begitu saja."     

Gu Xiaoran berusaha untuk tetap bersikap tenang. Kemudian dia menatap mata Mo Zhenzhong yang menjengkelkan itu dan berkata dengan tenang, "Tuan Mo, apakah Anda yakin Anda sudah melihat kejadian tadi dengan jelas?"     

Mo Zhenzhong pun langsung marah saat mendengar pertanyaan dari Gu Xiaoran, "Kamu kira aku ini buta? Aku sudah melihatnya dengan jelas, kamu tidak usah berdalih lagi."     

Xie Baoling tidak suka mendengar nada bicara Mo Zhenzhong yang seperti ini, kemudian dia pun tersenyum dengan tidak senang, "Apa yang terjadi saat itu, yang melihat bukan hanya kamu sendirian saja, Shuangshuang juga melihatnya."     

"Shuangshuang? Aku sudah bersyukur kalau dia tidak mengganggu Peini, apa perlu masih mengandalkan dia untuk membantu Peini?" Mo Zhenzhong melirik Lin Shuangshuang dengan sinis.      

Lin Shuangshuang tersenyum dengan dingin, dia sudah merasa sangat malas untuk berdebat lagi dengan Mo Zhengzhong.     

"Jika Tuan Mo hanya percaya dengan sudut pandang sendiri, tidak ada lagi yang ingin aku bicarakan." Gu Xiaoran tidak ingin membuang waktunya untuk menjelaskan lagi.     

Ketika melihat Gu Xiaoran tidak meminta maaf dan memohon belas kasihan, Mo Zhenzhong sangat marah. Kemudian Mo Zhenzhong melihat ke arah pintu dan berteriak, "Supir di mana? Cepat bawa wanita yang tidak tahu malu ini keluar, aku tidak ingin melihatnya lagi. Bahkan semenit pun aku tidak ingin melihatnya."     

"Dia adalah wanita yang dibawa oleh Kakakku, sedangkan wanita yang bermarga Cheng itu tidak ada hubungan dengan keluarga kita. Akan tetapi dia malah bersikeras ingin tinggal di rumah kita. Paman, apakah kamu tidak bisa membedakan siapa yang tidak tahu malu?"     

Setelah mendengar kata-kata Lin Shuangshuang, Mo Zhenzhong semakin emosi dan bahkan dia hampir saja menamparnya.     

Lin Shuangshuang justru tersenyum dingin, dan tidak berniat untuk menghindar dari tamparannya.     

"Nenek, Tuan Mo, kalian tidak perlu berdebat lagi. Aku akan meninggalkan Vila Linyuan." Gu Xiaoran tidak menyangka bahwa Lin Shuangshuang akan membantah Pamannya. Gu Xiaoran tidak ingin melibatkan Lin Shuangshuang ke dalam masalahnya. Kemudian dia mundur ke belakang beberapa langkah, dan ingin segera meninggalkan tempat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.