Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kehangatan (4)



Kehangatan (4)

0Kehadiran Gu Xiaoran dan Mo Qing membuat keempat orang yang duduk di ruang makan itu memiliki berbagai ekspresi yang berbeda.     
0

Raut wajah Mo Zhenzhong tampak tidak senang.     

Sedangkan wanita paruh baya itu tampak terkejut ketika melihat Mo Qing membawa seorang wanita ke sini. Wanita paruh baya itu terkejut sampai membuka kedua matanya lebar-lebar, dia tidak percaya apa yang sudah dia lihat saat ini.     

Di sisi lain, Lin Yizhi diam-diam tersenyum, seolah dia sedang menunggu pertunjukan yang bagus. Dan berbeda dengan Cheng Peini, raut wajah Cheng Peini saat ini tampak sangat buruk, seperti panci hitam yang gosong.      

Saat berada di hotel tadi, dia melihat Mo Qing dan Gu Xiaoran mengenakan baju yang sama. Namun dia sama sekali tidak menyangka bahwa mereka berdua datang ke vila Linyuan dengan mengenakan baju tersebut.     

Ketika melihat ekspresi dan pandangan yang berbeda-beda dari keempat orang ini, rasanya Gu Xiaoran ingin sekali mencekik si brengsek yang ada di sampingnya ini. Tadi malam, dia sudah masuk ke dalam perangkap Mo Qing, lalu menggunakan dirinya untuk merangsang amarah Cheng Peini.     

Mo Qing dengan santai menyapa, "Bibi Zheng." Kemudian dia memperkenalkan kepada Gu Xiaoran, "Bibi Zheng adalah Ibu Cheng Peini. Aku tidak perlu kenalin Lin Yizhi lagi dan Peini kamu juga pernah ketemu." Setelah selesai memperkenalkan, Mo Qing melihat ke arah ayahnya, "Ini adalah ayahku!"     

Gu Xiaoran merasa canggung sampai membuatnya sangat tegang, kemudian dengan terpaksa dia menyapa, "Tuan Mo."     

Raut wajah Mo Zhenzhong tampak sangat muram, dan tidak biasanya. Dia hanya mendengus dan tidak langsung merespon sapaan Gu Xiaoran, setelah itu dia menyuruh pembantu untuk menambahkan satu set mangkuk dan sumpit.     

Namun mangkuk dan sumpit yang disiapkan untuk Gu Xiaoran itu ditaruh di atas meja yang jaraknya jauh dari tempat duduk mereka berempat. Akhirnya Gu Xiaoran menaruh perhatiannya pada mangkuk dan sumpit yang ada di atas meja itu, posisi tempat duduk yang disiapkan untuk Gu Xiaoran itu membuatnya merasa canggung.     

Seseorang yang mengatur posisi duduk Gu Xiaoran itu sudah memperlihatkan niatnya. Ketika bertemu dengan Mo Zhenzhong dan Cheng Peini, Gu Xiaoran sudah tahu bahwa mereka pasti memiliki niat yang buruk.     

Sudah mau memberikan tempat duduk untuk makan, dan menyiapkan sumpit, pelayanan yang diberikan Mo Zhenzhong ini sudah termasuk bagus.     

Kemudian Gu Xiaoran tersenyum tipis, setelah selesai menyapa mereka, dia pun duduk di tempat yang sudah disiapkan.     

Respon yang dilakukan Gu Xiaorang ini membuat Mo Zhenzhong sedikit terkejut. Awalnya, Mo Zhenzhong bersiap menunggu emosi Gu Xiaoran, mendengar makian dan kata-kata kasar darinya, dan setelah itu akan langsung keluar dari sini.     

Jika Gu Xiaoran memberikan respon seperti yang dibayangkan Mo Zhenzhong, maka Mo Zhenzhong bisa dengan terang-terangan memarahinya.     

Namun ternyata Gu Xiaoran justru memberikan respon yang sangat sopan santun, dan setelah menyapa dia langsung duduk di tempat yang sudah disiapkan, dari ekspresi wajahnya tidak tampak sedikit pun perasaan tidak senang atau pun keluhan terhadap perlakuan Mo Zhenzhong padanya.     

Sikap Gu xiaoran yang seperti ini, membuat kata-kata yang sebelumnya sudah disiapkan oleh Mo Zhenzhong untuk memakinya, menjadi tidak berguna.     

Sementara itu, Mo Qing tidak bermaksud mau mencari masalah dan melihat Ayahnya dengan santai. Kemudian dia menarik kursi dan duduk di samping Gu Xiaoran. Sekilas dia melirik pembantu yang ada di sana, lalu jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja.     

Pembantu itu dengan perasaan takut menatap Mo Zhenzhong, kemudian dia memindahkan mangkuk dan sumpit Mo Qing yang ada di sebelah kiri Mo Zhenzhong ke depan Mo Qing.     

Mo Zhenzhong mendengus dingin, "Ayo makan."     

Senyuman Lin Yizhi tampak semakin lebar. Namun raut wajah Cheng Peini kini justru tampak semakin buruk.     

Di sisi lain, Ibu Cheng Peini yang bernama Zheng Meizhen tampak tidak senang.     

Mo Qing tidak peduli dengan ekspresi wajah Zheng Meizhen dan Cheng Peini yang tampak tidak senang dengan kehadiran Gu Xiaoran. Kemudian dia pun mengambilkan daging iga babi ke dalam mangkuk Gu Xiaoran menggunakan sumpit, "Cobalah ini, ini adalah masakan terbaik Bibi Zhang."     

Gu Xiaoran tidak mengangkat kepalanya, tetapi dia bisa merasakan tatapan Mo Qing yang dingin saat melihat dirinya. Di bawah meja, dia-diam dia menendang kaki Mo Qing. Kalau mau berakting, apakah aku harus sebagai target mereka? Batin Gu Xiaoran.      

Mo Qing malah mengapit kaki Gu Xiaoran menggunakan kedua kakinya, dia tidak melepaskan kaki Gu Xiaoran. Namun wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun.     

Gu Xiaoran merasa malu dan tidak berani menatap dua orang yang ada di depannya itu. Dia hanya menundukkan kepalanya dan melihat nasi yang ada di mangkuknya.     

Meskipun Gu Xiaoran tidak mengambil makanan, tetapi makanan di dalam mangkuknya semakin bertambah banyak. Mo Qing tidak bosan-bosan memperkenalkan aneka masakan kepada Gu Xiaoran dan mengambilkan dengan sumpit masakan-masakan yang ada di atas meja itu ke dalam mangkuknya.     

Di bawah tatapan dingin dari banyak orang, pada akhirnya Gu Xiaoran tidak bisa menahannya lagi. Kemudian dengan nada rendah dia berkata kepada Mo Qing, "Kamu juga makanlah, jangan cuma mengambilkan makanan untukku saja, aku tidak bisa memakan makanan sebanyak ini."     

Setelah mengambilkan banyak makanan ke dalam mangkuk Gu Xiaoran, Mo Qing baru fokus mulai makan.     

Tiba-tiba Cheng Peini mendorong semangkuk kaca yang berisi daging udang ke depan Mo Qing, "Ini adalah masakan udang dan kepiting saus pedas kesukaanmu. Aku sengaja menyuruh Bibi Zhang memasakkan untukmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.