Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kehangatan (5)



Kehangatan (5)

0"Terima kasih." Mo Qing dengan sopan menganggukkan kepalanya, kemudian dia menoleh ke arah Gu Xiaoran yang sedang melihat daging udang di mangkuk tersebut, kemudian dia bertanya, "Mau mencobanya?"     
0

Gu Xioaran langsung menggelengkan kepalanya dan melihat kembali mangkuknya sendiri.     

Gu Xiaoran tahu bahwa Mo Qing suka memakan makanan pedas dan suka kepiting saus pedas yang ada di tepi warung. Selain itu, dia tidak tahu lagi semua hal tentang Mo Qing. Dia tidak tahu hobi dan kesukaan Mo Qing, namun sepertinya Cheng Peini tahu semua hal mengenai Mo Qing.     

Setelah mengetahui hal ini, tiba-tiba Gu Xiaoran merasa sedikit sedih tanpa alasan.     

Mo Qing juga merasa enggan untuk memakan udang pedas tersebut.     

Gu Xiaoran pun tahu bahwa Mo Qing sejak tadi hingga sekarang Mo Qing tidak memakan udang pedas tersebut.     

Setelah menunggu Gu Xiaoran selesai makan, tiba-tiba Mo Zhenzhong batuk pelan. Kemudian dia berkata, "Kalau boleh tahu, Nona Gu sekarang bekerja di mana?"     

Sebelumnya Gu Xiaoran sudah menduga, bahwa Mo Zhenzhong pasti akan menanyakan beberapa hal kepadanya. Namun dia tidak menyangka bahwa Mo Zhenzhong akan bertanya setelah dia selesai makan.     

Tidak peduli Mo Zhenzhong menyimpan seberapa banyak dendam terhadap dirinya, tetapi Mo Zhenzhong tetap akan bertanya dengan ramah.     

"Aku baru saja selesai lulusan SMA dan rencananya akan kuliah."     

Gu Xiaoran melirik Mo Qing sekilas, dan sepertinya dia tidak peduli dengan percakapan antara mereka berdua. Si brengsek ini sungguh berhati keras, biarkan aku yang menghadapi semua ini. Batinnya.     

"Aku sudah lama tidak bertanya masalah Putraku sendiri. Tetapi hari ini aku tidak bisa menahan untuk bertanya Nona Gu memiliki hubungan apa dengan Putraku? Nona Gu tidak keberatan untuk menjawab rasa penasaranku kan?"     

Kata 'Asisten khusus' yang hendak dikatakan oleh Gu Xiaoran itu entah kenapa membuatnya tiba-tiba tersedak. Akhirnya dia mengganti jawabannya, "Asisten yang menjaga kehidupan sehari-hari."     

Mo Qing makan seperti biasa menggunakan tangan kanannya, namun diam-diam tangan kirinya mencubit tangan Gu Xiaoran di bawah meja.     

Gu Xiaoran dengan reflek memukul tangan Mo Qing. 'Plak' seketika terdengar suara pukulan dari bawah meja, tetapi Mo Qing malah menangkap tangan Gu Xiaoran dan tersenyum kepada Gu Xiaoran.     

Semua orang yang ada di meja makan memusatkan perhatiannya pada Gu Xiaoran. Seketika Gu Xiaoran merasa wajah bahkan sampai telinganya terasa sangat panas.     

Saat ini di depan Gu Xiaoran, Lin Yizhi sedang minum seteguk sup. Untungnya dia menahannya dan tangannya langsung menutupi mulutnya. Kalau tidak, mungkin seluruh meja makan akan penuh dengan air liurnya.     

Pekerjaan asisten yang menjaga kehidupan sehari-hari ini sungguh profesional sampai tinggal dalam satu kamar dan makan dalam satu meja yang sama. Batin Lin Yizhi.      

Cheng Peini dengan sengaja menjatuhkan sendok ke lantai, kemudian dia membungkuk untuk mengambil sendoknya dan kebetulan melihat bahwa Mo Qing sedang memegang tangan Gu Xiaoran. Seketika Cheng Peini merasa sangat marah, hingga tanpa sadar dia menggertakkan giginya. Dia merasa sangat tidak senang, dan rasanya ingin sekali langsung memisahkan tangan mereka berdua.     

Ketika pembantu datang untuk membantu mengambilkan sendok, Cheng Peini baru mengambil sendoknya.     

Saat itu Mo Zhenzhong berpura-pura tidak mendengar suara pukulan tersebut dan berkata, "Kami datang ke Kota Huaining untuk urusan bisnis, bukan untuk jalan-jalan. Aku takut Nona Gu akan merasa bosan. Bila bosan bisa langsung mengatakannya padaku, aku akan menyuruh supir mengantarkan Nona Gu pulang."     

"Tuan Mo terlalu ramah. Aku datang ke sini pas hari liburan, ingin kerja paruh waktu dan masih banyak hal yang harus aku pelajari dan sepertinya tidak ada waktu untuk merasa bosan." Gu Xiaoran mengerti bahwa Mo Zhenzhong bermaksud mengusirnya pulang, tetapi dia disuruh Mo Qing untuk berakting di sini dan tidak bisa pergi begitu saja.     

Setelah Gu Xiaoran selesai bicara, Mo Qing menggeser mangkuknya dan tidak memberi Mo Zhenzhong kesempatan untuk berbicara. Kemudian dia bertanya kepada Cheng Peini, "Kamu kapan pulang?"     

"Ehm?" Cheng Peini tidak menyangka, bahwa setelah Mo Zhenzhong mengusir Gu Xiaoran, Mo Qing justru langsung bertanya pada dirinya sendiri kapan dia pulang.     

Akhirnya Zheng Meizhen tidak bisa menahan emosinya lagi. Ketika hendak berbicara, tiba-tiba Mo Zhenzhong mengangkat alis matanya, dan memelototi Mo Qing. Dia langsung menjawabnya terlebih dahulu.     

"Mo Qing, apa maksudmu bertanya seperti itu?"     

"Lalu bagaimana cara Ayah melayani tamu?" Mo Qing menatap Mo Zhenzhong dan ekspresinya tampak sangat tenang.     

Suasana di ruang makan seketika menjadi tegang.     

Kemudian Gu Xiaoran tiba-tiba menarik sudut baju Mo Qing, karena dia tidak ingin Mo Qing dan Ayahnya bertengkar karena dirinya.     

"Untuk sementara aku tidak ingin pulang." Cheng Peini melirik Gu Xiaoran dengan tatapan yang tajam, kemudian dia kembali menatap Mo Qing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.