Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kehangatan (1)



Kehangatan (1)

0Mo Qing kelihatan sangat senang dengan penampilan Gu Xiaoran saat ini, kemudian dia pun berjalan ke depan Gu Xiaoran dan menatapnya dengan seksama.     
0

"Kamu sengaja ya?" Gu Xiaoran dengan susah payah mengalihkan pandangannya dari Mo Qing, kemudian dia pun memalingkan wajahnya. Dia pasti sengaja. Batinnya     

"Apanya yang sengaja?" Mo Qing menggerakkan sudut mulutnya, dan memperlihatkan senyumannya yang mempesona.     

"Baju." Gu Xiaoran sedikit canggung. Dia memang jarang sekali tertawa atau mungkin karena kejadian semalam makanya suasana hatinya bagus? Batin Gu Xiaoran.      

Mo Qing menarik Gu Xiaoran untuk berdiri dari kasur. Kini mereka berdua saling bertatapan, tinggi badan Gu Xiaoran 167 sentimeter. Tinggi badannya yang segitu tidak termasuk pendek di dalam kriteria wanita, tetapi karena tubuhnya kurus jadi dia kelihatan mungil.     

Mereka berdua ini berdiri dalam jarak yang cukup dekat, aura tubuh Mo Qing sebagai seorang pria, seolah-olah perlahan-lahan menekan Gu Xiaoran. Sehingga membuat Gu Xiaoran merasa tidak nyaman.     

Kemudian Mo Qing melangkah maju satu langkah, dan saat itu juga lengannya memeluk pinggang Gu Xiaoran supaya Gu Xiaoran tidak melangkah mundur dan bisa semakin dekat dengannya. Lalu Mo Qing menundukkan kepalanya dan napasnya yang hangat berhembus pelan di rambut bagian belakang telinga Gu Xiaoran, "Apakah kamu suka?"     

Gu Xiaoran takut jika setelah dirinya bilang 'suka', dia akan didorong pergi dan dimarah oleh Mo Qing karena dianggap terlalu percaya diri. Tetapi jika dia bilang tidak suka, maka akan berlawanan dengan suara hatinya. Dan dalam suasana yang seperti ini tidak mungkin jika dia bisa bilang tidak suka.     

Gu Xiaoran mengambil napas dalam, kemudian dia menunduk kepalanya, dan tidak berani menjawab. Pandangannya tertuju pada dada Mo Qing. Tiba-tiba dia teringat kejadian tadi malam, seketika wajahnya berubah menjadi merah.     

Saat ini Gu Xiaoran merasa sangat gugup, dan bahkan dia sampai merasa sesak napas. Tiba-tiba Mo Qing melangkah mundur, tetapi lengannya tetap tidak melepaskan pinggang Gu Xiaoran.     

"Ayo makan!"     

Setelah 'berolahraga' selama semalaman dan tidur hanya beberapa jam, kini Gu Xiaoran merasa sangat lapar. Kemudian dia berjalan ke samping Mo Qing dan tiba-tiba dia menyesal karena tidak memakai sepatu dengan hak tinggi yang lebih tinggi.     

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, di luar kamar tampak berdiri seorang wanita yang sangat cantik dengan rambut bergelombang besar yang panjangnya sepinggang. Wanita itu mengenakan gaun berwarna emas muda dan meletakkan tangannya di pinggang, dia tidak terlihat mengenakan perhiasan berlian, namun penampilannya terlihat elegan dan cantik.      

Cheng Peini!     

Setelah melihat Mo Qing, Cheng Peini langsung tersenyum manis, "Mo Qing!"     

Namun, ketika dia mendapati bahwa Gu Xiaoran keluar bersama Mo Qing dari kamar yang sama, mimik wajahnya seketika langsung menjadi muram.     

Ketika melihat tamu yang tidak terduga, Gu Xiaoran langsung tertegun.     

Saat melihat tindakan Gu Xiaoran yang seperti ini, biasa Cheng Peini pasti akan langsung menampar Gu Xiaoran tanpa ragu, namun saat ini di depannya ada Mo Qing. Jika Cheng Peini menampar Gu Xiaoran di depan Mo Qing, mungkin dia bisa melampiaskan kebenciannya pada Gu Xiaoran, namun dia juga akan dibenci oleh Mo Qing.     

Di depan Mo Qing, Cheng Peini selalu pandai mengendalikan emosinya. Mimik wajahnya yang tampak muram itu dengan cepat langsung berubah, dia pun tersenyum manis lagi.     

"Mengapa kamu datang ke sini?" Dengan suara yang pelan Mo Qing bertanya, sehingga tidak terdengar nada emosi apa dari suaranya.     

Cheng Peini bereaksi seolah tidak ada Gu Xiaoran di samping Mo Qing. Dia memasang ekspresi yang polos, kemudian sedikit memiringkan kepalanya, dan menatap Mo Qing sembari berkata, "Aku datang untuk menjemputmu."     

"Siapa yang memberitahumu, aku ada di sini?"     

"Kamu tidak pulang ke Vila yang ada di Taman Bunga Mawar, jadi aku tahu kamu pasti datang ke sini. Aku sangat pintar, bagaimana mungkin aku salah menebak?" Cheng Peini menyelinap masuk di tengah-tengah Mo Qing dan Gu Xiaoran, kemudian dia memegang lengan Mo Qing dengan manja, "Mo Qing ayo kita pergi, Paman Mo sudah menunggu."      

Gu Xiaoran yang tidak dianggap keberadaannya, tiba-tiba dia merasa dirinya seperti orang asing.     

Mo Qing mengerutkan alisnya dan berkata, "Aku meminta Paman Mo mengajak Bibi Zhang ke sini dan memasak makanan kesukaanmu, ayo kita pulang." Cheng Peini dengan genit mengedipkan mata kepada Mo Qing.     

Ketika melihat kemesraan Cheng Peini terhadap Mo Qing, di dalam hati Gu Xiaoran tidak senang. Seolah ada duri yang menusuk di dalam hatinya.     

Diam-diam Gu Xiaoran melangkah mundur dan hendak akan pergi dari sini, karena dia tidak ingin menjadi orang yang terasingkan.     

Ketika Mo Qing bertemu dengan Cheng Peini, Mo Qing kelihatan acuh tidak acuh. Namun ketika melihat Gu Xiaoran hendak pergi menjauh, Mo Qing langsung menarik kembali lengannya yang dirangkul Cheng Peini. Kemudian dia langsung menarik pergelangan tangan Gu Xiaoran.     

"Kita belum makan, kamu mau ke mana?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.