Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Menginginkanmu (9)



Aku Menginginkanmu (9)

0Gu Xiaoran merasa dirinya sangat bodoh, sehingga dia berusaha untuk memberi alasan yang masuk akal kepada pria yang mengganggunya itu.     
0

Mo Qing mengangkat alisnya, kemudian dia memeluk pinggang Gu Xiaoran dengan erat, setelah itu dia berbalik badan untuk mengganti posisi. Saat ini Mo Qing berada di bawah, dan Gu Xiaoran berada di atas tubuh Mo Qing, "Apakah bisa kalau begini?"     

Gu Xiaoran dipaksa berbalik badan, sehingga kedua kaki mengangkang di atas perut Mo Qing. Pinggang Gu Xiaoran dipegang kuat oleh Mo Qing, sehingga kini mereka berdua sangat dekat tanpa ada jarak sedikit pun. Posisi mereka yang seperti ini membuat suasana menjadi lebih menggoda dibandingkan sebelumnya.     

Dalam sekejap, wajah Gu Xiaoran yang semula putih seketika langsung menjadi merah. Dia merasa tidak nyaman, sehingga dia berusaha merubah posisi tubuhnya yang tidak senonoh ini. Tetapi ketika Gu Xiaoran bergerak, kulitnya mereka saling bergesekan sehingga membuat mereka terangsang.     

Tatapan mata Mo Qing tampak semakin dalam, karena sudah ditutupi dengan hasrat yang kuat. Tangan Mo Qing yang besar mengikuti pinggang Gu Xiaoran yang bergerak, kemudian perlahan tangannya mulai membelai ke bagian bawah tubuh Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran menekan tangan Mo Qing, "Tidak boleh!"     

"Kenapa?"     

"Aku menstruasi." Ketika mengatakan ini, Gu Xiaoran hampir menggigit lidahnya, alasan ini sangat buruk.     

"Aku akan mengeceknya!" Mo Qing melengkungkan mulutnya dan tersenyum sinis.     

Wajah Gu Xiaoran tiba-tiba menjadi merah. Dia memelototi Mo Qing dengan penuh emosi, "Pembohong, kamu bilang mau memberiku pekerjaan, aku baru saja datang ke sini."     

"Bagaimana mungkin aku bisa lupa, kamu ikut ke sini bersamaku karena tidak ingin melakukan hubungan badan dengan aku, bukan?" Mo Qing membelai punggung Gu Xiaoran yang halus.     

Gu Xiaoran sangat marah, hingga dia mereasa sesak napas. Bukankah sekarang sama saja seperti akan dimakan sampai tidak ada tulang yang tersisa? Batin Gu Xiaoran.     

Satu-satunya hal yang membuat beda adalah tidak ada proyektor yang bisa digunakan untuk menonton.     

Di dalam hati, Gu Xiaoran ingin sekali menolak berhubungan intim dengan Mo Qing, tetapi entah kenapa hasratnya telah mengkhianatinya. Di bawah kendalinya, Mo Qing bereaksi dengan cepat.     

Mo Qing menekan kepala Gu Xiaoran, kemudian mencium bibirnya dan mulai menciumnya mendalam dengan ganas.     

Gu Xiaoran tidak bisa menghentikan obsesi diri dalam ciuman Mo Qing, di bawah tindakan Mo Qing yang mendominasi, kulit Gu xiaoran mulai terasa panas.     

Napas Mo Qing kini mulai terengah-engah, dia tidak melakukan langkah berikutnya karena ingin menunggu Gu Xiaoran merasa benar-benar rileks dulu.     

Tidak lama kemudian, tiba-tiba telepon yang ada di kamar hotel berbunyi. Mo Qing segera mengangkat dan menekan tombol speaker.     

"Tuan Muda Mo, Tuan Besar Mo sudah datang dan bertanya apakah Anda sudah bangun?" Terdengar suara wanita dari ujung telepon.     

Gu Xiaoran kaget, dia langsung gugup sampai lupa lidah Mo Qing masih ada di dalam mulutnya dan bertanya, "Ayah kamu juga datang ke Kota Huaining?"     

Saat itu lidahnya Mo Qing masih belum keluar sepenuhnya. Mo Qing pun menjerit kesakitan, "Sialan, kamu sudah menggigit lidahku!"     

"Ah, maaf! Maaf!" Gu Xiaoran juga merasakan darah segar yang ada di dalam mulutnya dan dia langsung meminta maaf pada Mo Qing.     

"Tuan Muda Mo." Wanita yang ada di ujung telepon itu mendengar suara mereka, kemudian dia pun langsung menutup speaker ponsel, namun tidak berani mengakhiri panggilan.     

Gu Xiaoran merasa sangat malu, sampai dia sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Kemudian dengan cepat dia bangun dari atas tubuh Mo Qing dan mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya sendiri.     

Namun tiba-tiba pinggangnya dipegang dengan erat dan ditarik lagi oleh Mo Qing. Ketika matanya bertatapan dengan mata Mo Qing yang marah, seketika tubuhnya langsung meringkuk dan merasa bersalah, "Aku sudah mengatakan minta maaf."     

"Hanya satu kalimat minta maaf saja?" Mo Qing menjulurkan lidahnya yang digigit Gu Xiaoran menjadi merah dan bengkak. Setelah itu Mo Qing langsung mengakhiri panggilan tersebut.     

"Aku akan membantumu meniup lidahmu yang terluka." Gu Xiaoran semakin merasa bersalah, dia mendekati dan meniup lidahnya.     

Angin ringan bertiup di lidahnya, seketika dalam hati Mo Qing meleleh, seolah bangunan yang kokoh runtuh dalam sekejap. Kemudian dia menarik kembali lidahnya dan menatap Gu Xiaoran dengan sorot mata yang tajam.     

Sejak kecil, Mo Qing dibawa ke kamp pelatihan, dan selama satu tahun dia hanya mendapatkan beberapa hari libur untuk pulang ke rumah.     

Setelah pulang ke rumah, Ibunya selalu memasak banyak makanan yang enak untuk Mo Qing. Karena makan terlalu gesa-gesa, Mo Qing sampai tidak sengaja lidahnya sendiri. Saat lidahnya tergigit, Ibunya juga membujuknya dengan melakukan yang sama seperti yang dilakukan Gu Xiaoran saat ini.     

"Apa terasa sangat sakit?" Gu Xiaoran melihat ekspresi Mo Qing sedikit aneh, sehingga dia semakin merasa khawatir. Kemudian dia pun turun dari kasur, "Aku akan mencari obat antiinflamasi untukmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.