Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Dipukul Sampai Jadi Kepala Babi



Dipukul Sampai Jadi Kepala Babi

0Mo Zhenzhong merasa puas dengan penjelasan dari Cheng Peini, kemudian dia pun menganggukkan kepalanya sembari berkata, "Kalau anak itu sampai berani mengganggumu, aku pasti tidak akan mengampuninya."     
0

"Paman Mo paling sayang sama Peini." Cheng Peini tertawa dengan manja.     

"Itu aku lakukan bukan karena hubungan kedua keluarga kita, namun itu karena Peini memang sangat patuh. Bagaimana mungkin Paman Mo tidak sayang sama Peini?!"     

"Apakah Paman Mo pernah mendengar nama Gu Xiaoran?"     

"Kenapa dengan wanita itu?" Tanya Mo Zhenzhong dengan ekspresi yang datar.     

"Dengar-dengar wanita itu dekat dengan Mo Qing."     

"Pada dasarnya, memang banyak wanita yang ingin mendekati anak itu, tapi aku tidak pernah melihat dia serius dengan wanita mana pun. Kamu tidak perlu memasukkan masalah ini ke dalam hati."     

Cheng Peini tiba-tiba teringat tentang berita di koran yang dia lihat pada saat acara pertemuan perdagangan waktu itu. Sosok Gu Xiaoran yang cantik melintas di depan matanya, tatapan mata Cheng Peini seketika langsung berubah menjadi dingin.     

Bagaimanapun juga Gu Xiaoran bukan lah lawan yang cocok untuk Cheng Peini.     

"Paman Mo, apakah ada informasi mengenai Qiqi?"     

"Qiqi?" Mo Zhenzhong mengerutkan alisnya, "Kenapa tiba-tiba menanyakan Qiqi?"     

"Sudah lama tidak melihat dia, aku sangat rindu padanya."     

Mo Zhenzhong mendengus, "Dia adalah serigala putih yang masih kekanak-kanakkan, mengapa membahas tentang dia."     

"Setelah dia pergi, apa dia sama sekali tidak kembali lagi?" Tanya Cheng Peini dengan hati-hati.     

"Tidak, mana berani dia kembali."     

"Apakah Mo Qing punya hubungan dengan dia?"     

"Dia mana mungkin berani bertemu dengan Mo Qing?" Mo Zhenzhong melihat Cheng Peini dengan curiga, "Peini, ada apa denganmu? Apakah Mo Qing punya hubungan dengan Qiqi?"     

"Tidak, tidak ada."     

Mo Zhenzhong mendorong papan catur, "Qian Fu!"     

"Iya, Tuan Besar!" Qian Fu langsung datang sambil berlari dengan santai.     

"Pergi, telepon Zhuo An, suruh dia datang ke rumah Mo sekarang."     

"Baik!" Qian Fu berlari pergi.     

Cheng Peini menurunkan kelopak matanya dan tampak ada kebahagiaan di balik matanya.     

-     

Saat itu Gu Xiaoran sedang mengeringkan pakaiannya yang basah dengan pengering rambut. Kemudian, dia memakai pakaian tersebut dan meninggalkan Hotel Imperial Group. Dia akan pergi ke asrama untuk mengemas barangnya kemudian kembali ke loteng.     

Sesampainya di depan pintu loteng, Gu Xiaoran baru saja hendak mengambil kunci rumah. Namun tiba-tiba pintu terbuka dengan keras. Sosok tubuh Gu Tianlei yang tinggi berdiri di depan pintu, pada wajahnya yang tampan tampak ada luka di sudut mulutnya.     

"Kamu kenapa?" Gu Xiaoran mengulurkan tangannya memegang wajah Mo Qing, "Apakah kamu telah berkelahi dengan orang lain?"     

Gu Tianlei memegang tangan Gu Xiaoran supaya tidak memegang luka di wajahnya. Setelah memandang Gu Xiaoran dari atas ke bawah dan mendapati bahwa Gu Xiaoran tidak terluka, dia menghela napas lega. Kemudian dia kembali marah, "Saat aku meneleponmu, waktu itu sudah jam berapa? Apa masih mengurus masalah, masalah apa?"     

"Aku kencan dengan orang lain, apa aku harus lapor padamu?" Gu Xiaoran mendorong Gu Tianlei, lalu dia masuk ke dalam loteng.     

"Kencan? Dengan siapa?" Gu Tianlei dengan khawatir mengikuti Gu Xiaoran dari belakang.     

"Aku membohongimu, memangnya aku bisa kencan dengan siapa?" Gu Xiaoran diam selama beberapa saat. Tubuhnya disentuh orang lain kemudian dibiarkan begitu saja. Kalau ini termasuk kencan, berarti ini adalah kencan yang menyedihkan.     

"Jadi kamu tadi pergi ke mana? Mengapa sekarang baru pulang."     

"Aku pergi ke sekolah."     

"Sungguh?" Gu Tianlei melihat Gu Xiaoran masuk sambil membawa sebuah koper.     

Gu Xiaoran tidak ingin membahas masalah dirinya lagi, kemudian dia melihat sudut bibir Gu Tianlei yang terluka, "Mengapa kamu bisa terluka?"     

"Aku menelepon Cheng Xiaoyue, lalu aku mengira si brengsek Han Ke mengganggumu." Gu Tianlei mengira bahwa Gu Xiaoran dibawa oleh Han Ke. Saat itu, Gu Tianlei dengan penuh amarah seperti orang yang sudah gila dia langsung memukul Han Ke tanpa mendengarkan penjelasan darinya terlebih dahulu.     

"Jadi kamu mencari masalah dengan Han Ke, sehingga kamu dipukul sampai babak belur seperti ini?"     

"Apa maksud kamu aku dipukul sampai babak belur? Aku hanya dipukul dua kali, tapi saat ini dia masih berbaring di kasur rumah sakit dengan terengah-engah."     

"Kamu memukul Han Ke sampai membuatnya masuk rumah sakit? Bagaimana mungkin dia melaporkanmu ke kantor polisi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.