Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Cepat atau Lambat akan Dilakukan juga



Cepat atau Lambat akan Dilakukan juga

1Gu Xiaoran bahkan ternyata sudah mempersiapkan surat tertulis pembatalan perjanjian sebelumnya. Han Ke sama sekali tidak menyangka akan hal itu. Bukankah artinya gadis ini sudah sangat tidak sabar untuk meninggalkanku? Batinnya. Seketika itu juga dia berpikir, hal ini pasti karena kemarin Mo Qing puas bersenang-senang dengan tubuh gadis itu, sehingga memutuskan untuk membantunya.     
1

Mata Han Ke kembali terlihat seolah terbakar oleh api amarah. "Oh, jadi kemarin malam telah bermain-main hingga puas dengan Mo Qing, lalu jadi lupa diri dan sekarang ingin membuangku begitu saja?" ujarnya sambil merobek kertas-kertas berisi bukti kejahatannya tersebut.     

"Gu Xiaoran, kalau kamu ingin menuntutku, lakukan saja. Tapi aku harus memberitahumu satu hal, ayahmu telah bersalah terhadap seseorang yang berada di dalam penjara. Jika ayahmu masuk penjara nantinya, aku tidak yakin dia akan dapat keluar hidup-hidup," imbuh Han Ke dengan nada yang terdengar penuh percaya diri.     

"Apa kamu kira aku akan memercayai kata-katamu itu?" balas Gu Xiaoran dengan ketus.     

"Jika kamu tidak percaya, tanyakan saja langsung ke ayahmu. Jika bukan karena orang itu, mana mungkin ayahmu sampai setakut itu masuk penjara?" ucap Han Ke sambil membakar serpihan-serpihan kertas dengan korek api yang ada di kantongnya. Lalu dia melemparkan ponsel Gu Xiaoran kepadanya.      

"Aku kembalikan ponselmu. Kamu bisa tanyakan sendiri pada ayahmu itu. Jika kami berdua masuk penjara, apakah dia atau aku yang akan mati," tambah Han Ke sambil meninggalkan Gu Xiaoran yang berdiri terpaku di tempat itu sambil memegangi ponselnya.     

Gu Xiaoran sama sekali tidak ingin mempercayai kata-kata Han Ke, akan tetapi ayahnya memiliki begitu banyak rahasia selama ini. Hal itu membuatnya mau tidak mau menjadi curiga terhadap ayahnya.     

***     

Mo Qing saat ini berada di Los Angeles. Dia terlihat duduk santai di kursi eksekutif. Dia menyalakan korek api, menundukkan kepalanya dan menyalakan rokoknya sambil menatap video yang sedang diputar di laptop. Di layar tersebut tampak video Gu Xiaoran memegang beberapa lembar kertas dan melemparkannya pada Han Ke.     

Tidak lama kemudian, Lin Yizhi terlihat datang dan membawa kertas hasil ujian. "Nona Gu hanya mendapatkan B minus," ucapnya sambil membawa kertas hasil ujian yang baru saja dikirimkan oleh kepala sekolah Gu Xiaoran.     

B minus artinya tidak lolos persyaratan masuk ke universitas! Batin Mo Qing.     

Jari ramping Mo Qing memegang sebatang rokok dan membiarkan puntung rokok itu menyala perlahan. "Tampaknya kita harus membantunya menyingkirkan Han Ke agar dia dapat berkonsentrasi belajar dengan baik," katanya dengan datar.     

"Maksudmu, kita harus bertindak lebih awal?" tanya Lin Yizhi pada bosnya itu.     

"Han Ke manusia sampah itu, cepat atau lambat juga harus disingkirkan. Lakukan saja," perintah Mo Qing pada Lin Yizhi.     

Mendengar hal itu, Lin Yizhi segera bersiap. "Baik. Aku akan segera mengaturnya," jawabnya dengan sigap.     

***     

Pembicaraan Gu Xiaoran dengan Han Ke tidak membuahkan hasil. Dia merasa sangat lelah terhadap semua yang dialaminya belakangan ini, sampai-sampai, dia sudah tidak lagi berniat untuk ikut ujian masuk ke perguruan tinggi. Dia hanya ingin secepat mungkin mencari pekerjaan dan menghasilkan uang agar tidak terus-terusan membebani ayahnya.     

Setelah selesai membaca-baca buku pelajarannya di sore hari, Gu Xiaoran segera pergi mandi. Selesai mandi, dia segera merebahkan diri ke atas tempat tidur dan berniat untuk menebus waktu tidurnya yang hilang akhir-akhir ini. Namun baru saja dia hendak memejamkan matanya, terdengar nada dering dari ponselnya.      

"Pergi ke atap gedung kelas sekarang juga," ucap Mo Qing dengan suara yang terdengar dingin dari seberang telepon.     

Jantung Gu Xiaoran sontak berdebar dengan sangat kencang. Dia sudah kembali? Batinnya tidak percaya. Sejak malam itu, satu-satunya orang yang paling tidak ingin ditemuinya adalah pria jangkung itu. Namun, kini pria itu malah menyuruhnya untuk pergi ke atap sekolah.     

"Jika aku tidak melihat batang hidungmu dalam kurun waktu lima menit, maka aku tidak segan-segan untuk turun dan mendatangi asramamu," ancam Mo Qing sebelum akhirnya mematikan sambungan telepon.     

Gu Xiaoran menghela napas panjang dengan tidak berdaya. Mo Qing selalu saja begitu angkuh dan semaunya sendiri, benar-benar menyebalkan. Dia pun segera bangkit berdiri, meraih ponsel serta kartu debit yang ada di mejanya, lalu bergegas mengenakan sepatunya dan berlari ke luar. Dia berlari dari asramanya sampai ke gedung kelasnya dengan napas terengah-engah. Setelah sampai di gedung itu, dia segera menaiki tangga dengan tergesa-gesa dan menuju menuju ke atap gedung tersebut. Lima menit adalah waktu yang terlalu singkat baginya untuk dapat sampai ke tempat tujuannya.     

Begitu membuka pintu yang menuju ke atap sekolah, dilihatnya sosok Mo Qing yang bersandar di pintu dengan malas-malasan. Sebatang rokok terlihat berada di antara mulutnya, pria itu kemudian memicingkan matanya ketika melihat pintu terbuka.     

Mo Qing memicingkan matanya menatap Gu Xiaoran lekat-lekat. Gadis itu tampak baru saja mandi dan mengenakan sebuah piyama polos pada tubuhnya. Wajahnya terlihat jauh lebih segar dan bugar dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Matanya tiba-tiba mulai meredup. Gadis ini merupakan godaan terbesar di dalam hidupnya. Tidak peduli berapa kali pun dirinya melihatnya, hatinya pasti langsung menginginkan tubuh indah yang sangat menggoda tersebut.     

"Aku kembalikan kartu debitmu," kata Gu Xiaoran sambil menyerahkan sebuah kartu kepada Mo Qing. Namun pria itu sama sekali tidak memedulikannya, lalu malah menarik tangannya dengan cepat  dan memasukkannya ke dalam helikopter.     

Melihat Gu Xiaoran berdiri di hadapannya seperti ini, membuat Mo Qing takut jika nantinya dia tidak dapat menahan dirinya dan menelan gadis itu bulat-bulat di atap sekolahan ini.     

Sekitar sepuluh menit kemudian, Gu Xiaoran mengikuti Mo Qing turun dari helikopter dan melewati sebuah pintu besi yang besar. Di dalamnya, terdapat sebuah gudang barang yang sangat luas. Begitu mereka masuk ke dalam, pintu besi itu tertutup dengan suara yang cukup keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.