Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Lepaskan Aku, Dasar Bajingan



Lepaskan Aku, Dasar Bajingan

Gu Xiaoran tiba-tiba tersadar dari mabuknya. Ketika membuka kedua matanya, dia dapat melihat dengan jelas ketampanan Mo Qing. Mo Qing tetap mencium Gu Xiaoran dengan ganas tanpa memedulikan Hua Zi yang sedang menyaksikan di sebelahnya.     

Gu Xiaoran melihat bahwa Hua Zi sedang tercengang melihat ke arah mereka sambil membuka kedua mata dan mulutnya lebar-lebar.     

Saat ini wajah Gu Xiaoran langsung terasa panas seperti sedang makan makanan yang pedas. Namun Mo Qing masih tidak ingin melepaskan Gu Xiaoran dan dia malah mencium Gu Xiaoran semakin intim.     

Gu Xiaoran mulai merasa gelisah, kemudian dia pun menekuk lututnya, dan menendang ke arah alat kelamin Mo Qing. Ketika Gu Xiaoran bergerak, badan Mo Qing bereaksi dan langsung mundur ke belakang.     

Gu Xiaoran mendapat kesempatan dan langsung berlari. Namun ketika dia baru saja berlari satu langkah, Mo Qing langsung langsung menarik pergelangan tangannya, dan kembali menarik Gu Xiaoran ke dalam pelukannya yang hangat dan memeluknya dengan erat.     

"Lepaskan aku, dasar bajingan." Maki Gu Xiaoran sambil berbalik badan dan memukul Mo Qing.     

Sorot mata Mo Qing terlihat sangat dingin, dia menahan tangan kecil Gu Xiaoran, lalu memeluk badannya dan tidak membiarkan Gu Xiaoran bergerak sedikit pun.     

Hua Zi masih tidak percaya bahwa ada wanita yang menolak Mo Qing dan memarahinya bajingan.     

Jika dilihat dari penampilannya, Mo Qing memang penuh pesona, namun ekspresi wajahnya seolah tertulis dengan jelas 'siapa pun dilarang mendekat'.      

Akan tetapi, Mo Qing baru saja mencium Gu Xiaoran… Batin Hua Zi.     

Berdasarkan sepengetahuan Hua Zi terhadap Mo Qing, selama ini Mo Qing tidak pernah peduli dengan wanita manapun dan tidak ada wanita yang bisa membuatnya begitu marah.     

Kalau melihat kondisi saat ini, sepertinya keberadaan Gu Xiaoran mempunyai tempat yang istimewa di hati Mo Qing.     

Kalau merebut wanita milik Mo Qing sama saja seperti sedang mencari jalan menuju kematian! Batin Hua Zi.      

Hua Zi dengan cepat mengesampingkan rencananya yang ingin mengejar Gu Xiaoran dan membuang pikiran itu ke dalam tong sampah.     

"Lepaskan aku!" Teriak Gu Xiaoran sambil nahan tangis.     

Mengapa dia bisa bermesraan dengan wanita lain, lalu datang menggangguku sesuka hatinya. Batin Gu Xiaoran.      

"Kamu bilang ke Cheng Xiaoyue, wanita ini aku bawa pergi." Mo Qing menyeret Gu Xiaoran ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat sambil berjalan keluar.     

Kebetulan ketika Cheng Xiaoyue sedang membuka pintu, saat itu kedua orang itu sedang lewat di depan ruangan tersebut. Cheng Xiaoyue pun melihat ke arah luar ruangan. Dia melihat dua orang yang saling tarik-menarik, dan berjalan jauh. Kemudian Cheng Xiaoyue melihat Hua Zi yang ada di belakang kedua orang itu dengan tatapan yang tajam.     

Hua Zi mengangkat-angkat bahunya dan bermaksud untuk memberitahu Cheng Xiaoyue bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.     

Di sisi lain Gu Xiaoran naik ke dalam mobil Pajani milik Mo Qing. Setelah itu Mo Qing masuk ke tempat pengemudi, lalu menginjak pedal gas, dan mobil pun melaju keluar dari tempat parkir dengan cepat seperti anak panah yang melesat dari busurnya.     

Saat mobil melaju dengan kecepatan tinggi, Gu Xiaoran masih belum siap, sehingga kepala bagian belakangnya menghantam sandaran kursi yang ada di belakangnya dengan cukup keras. Dia pun terkejut, kemudian segera memasang sabuk pengaman, dan menoleh ke arah Mo Qing sambil melotot padanya, "Apakah kamu sudah selesai bercandanya?"     

Mo Qing yang serius mengemudi, melirik Gu Xiaoran sekilas, dan wajahnya yang tampan tidak terlintas kehangatan sedikit pun, "Oh… Ternyata kamu belum mabuk sampai tidak mengenaliku ya." Cibir Mo Qing.      

"Kamu pernah bilang, begitu aku selesai ujian, aku dan kamu sudah tidak ada hubungan lagi."     

Mendengar Gu Xiaoran berkata seperti itu, seketika raut wajah Mo Qing langsung menjadi suram dan dia mengabaikan ucapan Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran melihat Mo Qing sambil melotot, sepertinya ada sebuah emosi yang menghambat di dalam dada Gu Xiaoran sehingga membuatnya tidak bisa tenang seperti biasanya. Gu Xiaoran sendiri juga tidak tahu sebenarnya sedang marah pada siapa, apakah dia emosi karena Mo Qing yang dengan cepat menyukai wanita lain atau mungkin dirinya sendiri yang merasa tidak berguna sehingga setengah jiwanya terasa menghilang saat bertemu Mo Qing.     

Sepuluh menit kemudian, mobil berhenti di tempat parkir Hotel Imperial Group. Hotel Imperial Group adalah hotel yang terbaik yang ada di Kota Han, hotel ini adalah aset milik Mo Qing. Saat ini, Mo Qing sedang marah dan membawa Gu Xiaoran ke sini. Gu Xiaoran pun merasa cemas.     

Jika saat ini Gu Xiaoran mengikuti Mo Qing masuk ke dalam hotel, pasti Gu Xiaoran akan mendapat banyak penderitaan.      

Gu Xiaoran merasa sangat gelisah dan juga takut. Begitu mobil selesai di parkir, Gu Xiaoran langsung membuka pintu mobil, melarikan diri, dan berlari menuju lift yang ada di dekat tempat parkir. Kebetulan saat itu pintu lift sedang terbuka, dia pun langsung masuk ke dalam lift, dan dengan cepat menekan tombol turun ke lantai satu.     

Mo Qing mengikuti Gu Xiaoran masuk ke dalam lift, dia mendekati Gu Xiaoran bahkan sampai hampir menyentuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.