Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Keberatan Satu Kasur Untuk Bertiga



Tidak Keberatan Satu Kasur Untuk Bertiga

0Gu Xiaoran sangat gugup hingga tidak berani bernapas, "Sebenarnya apa yang akan kamu lakukan?"     
0

"Menurutmu?" Mo Qing melirik Gu Xiaoran.     

Hanya menatap Mo Qing saja, Gu Xiaoran tidak bisa bernapas dengan lancar. Tiba-tiba Mo Qing melempar Gu Xiaoran ke dalam bak mandi.     

Kamar mandi ini dengan dekorasi gaya Barat. Di setiap sisi bak mandi yang bundar masing-masing ada semprotan air, gemercik air dengan suhu sedikit panas meluncur dari atas ke bawah seperti pancuran air yang cantik.      

Dalam sekejap, baju Gu Xiaoran basah karena air yang terus mengalir, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang indah dan menggoda yang tidak dapat terlukiskan dengan kata-kata.     

Kedua mata Mo Qing tiba-tiba menjadi gelap, kemudian dia membungkuk badannya, dan perlahan mulai mendekati Gu Xiaoran. Mo Qing dan Gu Xiaoran saling memandang satu sama lain, jarak antara mereka berdua perlahan-lahan menjadi semakin dekat bahkan sampai hidung mereka saling bersentuhan.     

Mo Qing menurunkan kelopak mata, dia melihat bibir Gu Xiaoran yang seksi, dan perlahan mulai menciumnya.     

Jantung Gu Xiaoran berdetak semakin kencang. Jika begini terus, aku pasti akan dimakan hingga tidak ada tulang yang tersisa. Batin Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran dengan cemas berkata, "Tuan Putrimu masih menunggumu makan sup abalon bersama. Kalau kamu tidak segera pulang, apakah kamu tidak takut Tuan Putrimu akan marah padamu?"     

"Kamu sangat peduli dengan Cheng Peini?"     

"Aku tidak peduli dengan dia. Aku hanya tidak tertarik menjadi salah satu wanita yang dipeluk oleh Tuan Mo."     

"Cemburu?"     

"Tidak, aku hanya merasa jijik denganmu."     

"Jijik?"     

Mo Qing mendengus, kemudian dia sedikit melangkah mundur, dan mulai membuka kancing bajunya.     

Ekspresi wajah Gu Xiaoran seketika langsung berubah, dia pun berbalik badan dan ingin segera melarikan diri. Namun, dengan cepat Mo Qing langsung meraih dan menyeret kakinya. Karena kehilangan keseimbangan, Gu Xiaoran pun langsung jatuh ke dalam bak mandi.      

Saat Mo Qing ingin membalikkan badan Gu Xiaoran, tiba-tiba dia juga terjatuh ke dalam bak mandi. Kemudian dia duduk mendekati tepi bak mandi. Sementara itu, Gu Xiaoran baring di atas badan Mo Qing. Tanda disadari, postur tubuh mereka saat jatuh malah terlihat begitu mesra.      

Roknya yang basah terlihat menyusut, sehingga memperlihatkan celana dalamnya yang berwarna merah jambu. Gu Xiaoran sibuk menutupinya dengan bajunya.     

Rambut hitam Gu Xiaoran tergerai di depan dadanya, kedua matanya terlihat semakin cantik dan menawan di balik embun yang berasal dari air hangat yang mengalir. Kulitnya juga terlihat sangat putih dan lembut seperti bunga waru landak. Bibirnya memerah karena tersipu sekaligus panik. Tidak bisa dipungkiri, auranya begitu menggoda dan sangat mematikan bagi Mo Qing.     

Gu Xiaoran melihat kedua mata Mo Qing yang berapi-api dan dia pun menyadari apa yang sedang dipikirkan Mo Qing saat ini. Gu Xiaoran masih sibuk berusaha untuk berdiri, namun Mo Qing tetap memeluk tubuhnya dengan erat.     

Tiba-tiba ponsel Gu Xiaoran berbunyi, itu adalah panggilan telepon dari Cheng Xiaoyue.     

"Xiaoran, Gu Tianlei, anak berandal itu meneleponku. Dia mengatakan bahwa ada yang aneh denganmu. Apa kamu sedang ada masalah?"     

"Tidak ada masalah apa-apa."     

"Ziyan pergi bersamamu. Dia sekarang di mana?"     

"Dia…" Gu Xiaoran melirik Mo Qing, yang kini mukanya menjadi tidak enak dipandang. Gu Tianlei, dia lagi dia lagi. Aku harus memotong ekor kucing yang sering mengganggu ini. Batin Mo Qing.      

"Jangan-jangan dia meninggalkan kamu dan kembali ke rumah Mo?"     

Alangkah baiknya kalau dia kembali ke rumah Mo. Batin Gu Xiaoran. Kemudian dia bertanya pada Cheng Xiaoyue, "Ada masalah apa?"     

"Kirim alamatmu sekarang, aku akan segera ke sana."     

Gu Xiaoran dengan cepat melirik Mo Qing sekilas. Kalau Xiaoyue datang ke sini dan melihat kami berdua dalam keadaan yang seperti ini, bukannya akan semakin gawat? Batin Gu Xiaoran.      

Tiba-tiba Mo Qing merebut ponsel Gu Xiaoran, dan berkata, "Kalau kamu datang ke sini, aku mau tidur di mana?"     

"Ziyan?" Terdengar suara Cheng Xiaoyue yang sedang terkejut dari ujung ponsel.     

Mo Qing menatap Gu Xiaoran dengan tatapan yang dingin dan dia melanjutkan berbicara, "Kami sedang berada di Hotel Imperial Group kamar nomor 1016. Kalau kamu mau ke sini, aku tidak keberatan satu kasur untuk bertiga. Kalau kamu mau mengajak Gu Tianlei ke sini, aku juga tidak keberatan bermain 4 orang dalam satu kamar."     

Apa-apaan ini? Batin Gu Xiaoran.     

"Eh, dasar bajingan yang bermarga Mo, kamu sedang bicara apa?" Gu Xiaoran tidak bisa menahan emosinya dan langsung merebut kembali ponselnya.     

"Xiao… Xiaoran… ka… kalian…." Cheng Xiaoyue berbicara dengan gagap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.