Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Mamak, Cepat Rapikan Tempat Tidur



Mamak, Cepat Rapikan Tempat Tidur

0"Meskipun kakak adik kandung juga harus tetap menjaga jarak, karena ada batas yang perlu dijaga antara perempuan dan laki-laki. Tianlei, kita sudah besar."     
0

Gu Tianlei terdiam sejenak, kemudian dia mengambil napas dalam-dalam dan berkata dengan depresi, "Apakah aku melakukan sesuatu yang salah? Atau karena aku pergi dua tahun ini dan tidak peduli denganmu?"     

"Bukan, ini bukan masalah kamu yang itu."     

Gu Tianlei mengabaikan kata-kata Gu Xiaoran, tetapi dia tetap menatap Gu Xiaoran dan berkata, "Kalau aku ada salah, tolong beritahu aku salahnya di mana, aku akan berubah. Aku tidak mau jauh darimu." Imbuh Gu Tianlei dengan suara rendah seolah sedang memohon, tetapi tidak bermaksud untuk mundur.     

Ketika kembali teringat saat dulu saling bergantung dengan Gu Tianlei, Gu Xiaoran merasa sakit hati, "Tianlei, kamu sudah berusia 18 tahun, nanti kamu akan mempunyai pacar. Kalau masih terus mendekatiku seperti ini, nanti pacarmu akan membenciku."     

"Kalau kamu jadi pacarku, bukankah masalah ini sudah terpecahkan."     

"Enyah! Kamu kira aku tidak akan marah ya?" Raut wajah Gu Xiaoran menjadi buruk.     

"Malam ini kamu bersama Ziyan bukan?"     

Gu Xiaoran tertegun sejenak, kemudian dia membuka mulutnya, tapi seketika dia tidak bisa membantah, "Lepaskan aku!"     

Gu Tianlei tetap tidak mau melepaskan.     

"Gu Tianlei, aku adalah Kakak Perempuanmu. Kalau kamu masih sembarangan bicara, apakah kamu mau aku bertengkar denganmu?"     

Gu Tianlei menggigit-gigit bibirnya, dan tiba-tiba dia melepaskan Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran mengira bahwa Gu Tianlei akan membanting pintu dan segera pergi. Namun tidak disangka, dia malah berbaring di atas kasur, lalu mengambil CV milik Gu Xiaoran dan berkata, "Mamak! Cepat rapikan tempat tidur di bawah, ini sudah malam!"     

Mamak! Batin Gu Xiaoran kesal, kemudian Gu Xiaoran menggertakkan giginya sampai ingin mematahkan giginya. Dengan kesal dia lanjut merapikan tempat tidur yang ada di lantai.     

"Dan sebenarnya, aku sudah memakai celana dalam."     

Ihhhh! Batin Gu Xiaoran kesal. Gu Xiaoran merasa seperti disemprot air! Seketika dia pun tertegun dan terdiam seperti batu. Dia benar-benar merasa sangat malu.     

-     

Sebuah mobil Pagani berwarna perak berhenti di tepi sungai.     

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif!"     

Mo Qing menggigit bibirnya dengan kuat dan ekspresi wajahnya tampak sangat dingin. Dia menyuruh seseorang untuk melacak lokasi nomor telepon tersebut, namun begitu dia melacak sampai sini, ternyata dia sudah terlambat satu langkah sama seperti dulu, sehingga tidak dapat menemukan Qiqi.     

Tidak lama kemudian, Mo Qing mengambil napas panjang. Jari tangannya yang panjang menggulir ke bawah layar ponsel dan mengirim satu pesan singkat, "Masalah keluarga Mo, aku akan mengeceknya sendiri. Kamu jangan ikut campur tangan lagi."     

Setelah mengirim pesan singkat itu, pesan tersebut sama seperti sebelumnya, layaknya sebuah batu yang tenggelam di laut. Saat ini Qiqi ada di Kota Han tetapi Mo Qing tidak dapat menemukannya.     

Kemudian Mo Qing memejamkan kedua matanya. Di dalam benaknya tiba-tiba muncul kejadian di mana saat Ibu dan Kakak Perempuannya mati dengan penuh penderitaan.     

Pada saat itu, Mo Qing menyaksikan sendiri di depannya, dia melihat orang-orang itu menyiksa Ibu dan Kakak Perempuannya sampai meninggal.     

Mo Qing tidak bisa membayangkan konsekuensinya jika Qiqi bertemu dengan orang-orang itu.     

Mo Qing menelepon ke Hotel Imperial Group. Seperti yang sudah diperkirakan Mo Qing, saat ini Gu Xiaoran sudah pergi meninggalkan hotel.     

Saat membuka pelacakan lokasi ponsel dan mendapati bahwa saat ini Gu Xiaoran sedang berada di loteng kecil. Seketika kedua mata Mo Qing kembali menjadi gelap.     

-     

Keesokan harinya, saat hari masih pagi, Gu Tianlei berbaring di lantai dan melihat baju berwarna gelap yang dikenakan Gu Xiaoran dengan jijik.     

"Gu Xiaoran, apakah kamu mau menjadi Kakak Perempuanku sampai gila? Lihatlah pakaianmu, gayanya seperti gaya mama-mama saja."     

"Ini supaya terlihat lebih dewasa." Gu Xiaoran menggertakkan giginya. Anak ini benar-benar tidak bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Batin Gu Xiaoran.      

Gu Tianlei mendengus dengan tidak setuju, "Kamu kira tempat bekerja sekarang masih mau menerima orang dengan pemikiran yang kuno?"     

Gu Xiaoran memelototinya dan mengabaikan anak ini, kemudian dia mengambil tas selempang dan bersiap untuk keluar rumah.     

"Gu Xiaoran, mengapa kamu tidak mau bekerja di rumah sakitku? Mengapa harus mencari penderitaan di luar sana?"     

"Yang aku butuhkan sekarang adalah pengalaman bekerja, bukan pekerjaan yang hanya mengandalkan orang dalam! Kampus mu masih belum libur kan? Apa kamu mau membolos kuliah setiap hari, apa kamu tidak mau wisuda?"     

"Hari ini hari Minggu, mamak-mamak!" Gu Tianlei memelototinya dengan ekspresi tidak senang.     

Mamak-mamak lagi! Batinnya Gu Xiaoran.     

"Kalau sudah bangun enyah dari sini. Hari ini hari Minggu, besok harus sekolah bukan?" Gu Xiaoran menggertakkan giginya dan menendang kaki Gu Tianlei. Kamu yang mamak-mamak! Umpat Gu Xiaoran di dalam hati.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.