Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Lebih Suka Aku Main kekerasan!



Lebih Suka Aku Main kekerasan!

0Gu Xiaoran dengan tidak berdaya menatap si Mesum itu. Dia sudah menjelaskan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan apapun dengan Mo Qing, tetapi Xie Baoling bersikeras tidak mau mendengar.     
0

Mo Qing sebagai pemimpin dan Xie Baoling adalah Neneknya, mengapa dia tidak bisa menjelaskan dan menghapus keraguan di dalam hati Neneknya? Batin Gu Xiaoran.      

Tetapi, cara berpikir Mo Qing dan Gu Xiaoran tidak sama. Mo Qing tidak ingin membantunya.      

Gu Xiaoran hanya bisa mengaku takdirnya. Lebih baik mengandalkan diri sendiri daripada orang lain! Batinnya.     

Kemudian Gu Xiaoran meletakkan amplop merah yang diberi oleh Nenek tadi di atas meja, dia mengembalikan amplop itu kepada Xie Baoling.     

Aku sudah mengembalikan amplop merah ini, seharusnya Nenek sudah mengerti maksudku bukan? Batinnya.      

Tiba-tiba Xie Baoling tertawa, kemudian dia kembali menyerahkan amplop merah ke tangan Gu Xiaoran, "Aku sudah memberikan amplop merah ini kepada kamu, mana bisa aku mengambilnya kembali lagi. Kamu anggap saja Nenek memberimu uang jajan."     

Amplop merah ini sangat tebal, paling tidak isinya 10.000 Yuan. Kalau dibilang ini untuk uang jajan, apakah tidak terlalu banyak? Batin Gu Xiaoran.      

Setelah selesai makan, Xie Baoling mengajak Gu Xiaoran berjalan-jalan santai selama satu jam. Setelah itu, mereka berdua baru kembali ke kamar mereka masing-masing.     

Gu Xiaoran kembali ke kamarnya sendiri dan dia mendapati bahwa Mo Qing sedang menelepon seseorang sambil bersandar di pintu kamarnya. Gu Xiaoran berpura-pura tidak melihatnya dan langsung berbalik badan.     

Mo Qing mengakhiri panggilan teleponnya dan langsung berjalan menghampiri Gu Xiaoran. Dia meraih pergelangan tangan Gu Xiaoran dan menyeretnya ke kamar Gu Xiaoran, "Aku beri waktu kamu 5 menit untuk mengemasi barang-barangmu."     

"Kenapa?"     

"Ada pekerjaan yang cocok untuk menghabiskan tenagamu."     

"Pekerjaan apa?" Gu Xiaoran dengan waspada menatap Mo Qing. Apa yang dia suruh kerjakan pasti bukan hal yang baik. Batinnya.      

"Aku ada pekerjaan penting dan harus pergi ke Kota Huaining, aku butuh seorang Asisten."     

"Bagaimana dengan Lin Yizhi?"     

"Dia sedang sibuk!"     

"Aku tidak mau pergi!" Gu Xiaoran langsung menolak tanpa berpikir panjang.     

Lin Yizhi tidak ada waktu untuk pergi, memangnya dia pikir aku ada waktu? Batin Gu Xiaoran.      

Gu Xiaoran langsung memikir bahwa itu pasti bukan pekerjaan yang baik.     

"Kalau tidak mau menjadi Asistenku, kamu bisa menjadi penghangat kasurku!"     

"Mimpi!"     

Raut wajah Mo Qing menjadi jelek. Tiba-tiba dia menopang kedua tangannya pada dinding di dekat telinga Gu Xiaoran, sehingga Gu Xiaoran terjebak di antara dinding dan badannya Mo Qing.      

Perlahan Mo Qing mulai menundukkan kepalanya, lalu mendekati Gu Xiaoran, dan menatapnya dalam jarak yang sangat dekat, "Kelihatan kamu lebih suka, kalau aku main kekerasan ya!"     

Hidung Mo Qing yang hangat mendekati dagu Gu Xiaoran, pelan-pelan melewati rambutnya sehingga Gu Xiaoran merasa geli. Gu Xiaoran sedikit sesak napas, "Aku tidak akan pergi bersamamu!"     

Kalau aku ikut dengannya, seolah aku adalah makanan kering yang dia dibawa dan bisa dimakan seenaknya. Batin Gu Xiaoran.      

"Kamu tidak ingin berjalan sendiri, aku akan menyeretmu pergi."     

"Apa?"     

"Aku bisa memuaskanmu sampai kamu tidak bisa turun dari kasur, lalu menggendongmu pergi." Mo Qing tertawa jahat. Satu tangan menopang di sebelah telinga Gu Xiaoran dan tangan yang satunya lagi membuka kancing bajunya.     

"Bisakah kamu tidak mesum seperti ini?" Raut wajah Gu Xiaoran seketika langsung berubah.     

Mo Qing mendengus, tiba-tiba dia memeluk pinggang Gu Xiaoran. Kemudian membawa Gu Xiaoran masuk ke kamar, lalu melempar Gu Xiaoran ke atas sofa. Setelah itu dia nyalakan semua proyektor yang ada di kamar.     

Gu Xiaoran tahu bahwa beberapa proyektor ini sama seperti di kantornya. Selama menyala, proyektor ini akan langsung mengunci sebuah posisi, dan merekam apa yang diinginkan dengan jelas. Kejelasannya sampai dapat melihat sehelai rambut.     

Tidak peduli Mo Qing menggunakan cara apa, live streaming tersebut dapat merekam gambaran di mana dia sedang mendominasi seluruh badan Gu Xiaoran dari setiap sudut.     

'Live streaming di kantor', hanya memikirkan gambaran tersebut saja membuat wajah Gu Xiaoran langsung memerah. Namun di sisi lain, si mesum ini pernah mencobanya sekali sampai kecanduan dalam permainan ini.     

Otak Gu Xiaoran seolah-olah berdengung dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Tiba-tiba terdengar suara pintu tertutup secara otomatis. Kemudian Gu Xiaoran segera kompromi dengan Mo Qing dan berkata, "Aku akan ikut denganmu pergi ke Kota Huaining."     

10 menit kemudian, Gu Xiaoran mengambil koper kecil dengan raut muka masam dan berdiri di depan Mo Qing.     

Sepanjang perjalanan, Mo Qing hanya mengemudi mobil dengan diam. Dia tidak bicara dengan Gu Xiaoran satu kata pun. Keheningan ini terpecah sampai mereka tiba di Kota Huaining.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.