Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Jangan Lihat



Jangan Lihat

0Berdiri di dalam gudang tersebut adalah dua orang pria berpakaian serba hitam yang mengenakan kacamata hitam besar yang menutupi setengah dari wajah mereka. Hanya melihat sekilas dari penampilan luar dari kedua orang pria itu, dapat ditebak jika mereka adalah mafia-mafia berdarah dingin. Kedua orang tersebut menunduk dan memberi hormat kepada Mo Qing secara bersamaan, diikuti dengan sebuah anggukkan kecil pria itu pada keduanya. Setelah itu, keduanya tampak menyebar dan memantau seluruh gudang dari segala arah.     
0

Hati Gu Xiaoran merasa cemas dan tidak tenang. Dia sungguh-sungguh tidak dapat menebak apa lagi yang Mo Qing rencanakan di tempat seperti ini sekarang. Dengan segera dia membalikkan tubuhnya dan hendak berjalan pergi keluar dari gudang tersebut.     

Namun tentu saja tangan Mo Qing tidak kalah cepat dari langkah kaki Gu Xiaoran. Dia memutar tubuhnya untuk meraih pergelangan tangan gadis itu dan menyeretnya hingga berada di depan tubuhnya.     

Tiba-tiba, terdengar suara angkuh Han Ke dari dalam gudang itu. "Kalian orang-orang dari mana? Berani-beraninya menculikku seperti ini? Kalian sudah bosan hidup? Kalian tidak tahu siapa aku? Apa kalian tidak tahu apa akibatnya jika berani-beraninya memperlakukanku seperti ini? Cepat lepaskan aku! Jika tidak kalian pasti akan menyesal!" serunya dengan keadaan terikat di sebuah kursi pada sudut ruangan. Sementara enam orang pria berbaju hitam terlihat berdiri di sekitarnya dengan acuh tak acuh, seolah-olah suara keras pria itu sama sekali tidak terdengar.     

Gu Xiaoran menoleh dan menatapnya dengan bingung. Sementara Mo Qing hanya balas menatapnya dengan ringan, sama sekali tidak berniat untuk melenyapkan ekspresi bingung pada wajah gadis itu dan menjelaskan padanya apa yang sebenarnya sedang terjadi.     

Hati Gu Xiaoran pun semakin tidak karuan. Dia tiba-tiba mulai merasa takut dan mulai memberontak berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Mo Qing. Akan tetapi, jari-jari pria itu seolah bagaikan besi borgol yang telah melingkari tangannya. Tidak peduli seberapa keras dirinya berusaha untuk melepaskan diri, namun pria itu tetap saja sama sekali tidak bergeming.     

Tidak lama kemudian, suara teriakan Han Ke kembali terdengar dan menggema di dalam gudang kosong itu. "Apa kalian menculikku seperti ini demi mendapatkan uang tebusan? Jika itu yang kalian inginkan, pinjamkan ponsel padaku. Aku akan menghubungi seseorang untuk mengirimkan buku cek untuk kalian. Kalian dapat menulis nominal berapapun yang kalian inginkan," serunya lagi membuat kegaduhan.     

Mo Qing secara perlahan berjalan mendekat ke belakang tubuh Han Ke, lalu berkata ringan dan berkata, "Memangnya menurutmu kamu masih ada harganya?"     

Han Ke tertegun sejenak mendengar suara itu. Dia menoleh dan mendapati Mo Qing berada di hadapannya bersama dengan Gu Xiaoran yang terlihat sedang berusaha untuk melepaskan diri. "Siapa kamu?" tanyanya dengan angkuh.     

"Mo Qing," sahut Mo Qing memperkenalkan dirinya pada Han Ke dengan penuh wibawa.     

"Kamu adalah Mo Qing?" tanya Han Ke dengan mata terbelalak. Dia teringat pernah melihat sosok tinggi yang sempat dia lihat bayangannya di Teluk Jinsha. Seketika itu juga wajahnya memerah, dia sangat marah melihat orang yang memiliki hubungan khusus dengan tunangannya itu. "Kalian ternyata berani untuk menculikku ya?" katanya sinis dan terdengar penuh kebencian.     

Mo Qing berjalan mendekat ke arah Han Ke dan berhenti di depannya. Sebuah senyum licik tersungging di bibirnya, membentuk sebuah senyuman penghinaan yang ditujukannya pada Han Ke. "Seharusnya saat ini Direktur Han lebih baik memikirkan apakah Anda bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup atau tidak," ucapnya dengan sinis.     

Ekspresi wajah Mo Qing terlihat biasa saja. Namun entah kenapa, Han Ke dapat merasakan sorot mata seorang pria yang berdarah dingin dari matanya. Nalurinya mengatakan bahwa dia tidak akan pernah dapat keluar dari tempat ini dengan selamat jika dia membuat kesal pria dengan sorot mata mengerikan ini.     

Bisnis Mo Qing telah berkembang hingga sebesar itu sekarang, tidak mungkin rasanya jika pria itu tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan mafia-mafia besar yang ada di kota tersebut. Selain itu, hanya butuh waktu sekitar dua tahun untuk pria itu membesarkan perusahaannya hingga termasuk ke dalam sepuluh besar perusahaan TOP dunia. Pasti pria itu memiliki dukungan yang begitu kuat yang melampaui pikiran Han Ke.     

Hati Han Ke menjadi kembang kempis memikirkan hal itu. Namun, bagaimanapun juga dia sendiri adalah pemain lama untuk berurusan dengan mafia seperti ini. Terlebih lagi melihat Mo Qing membawa Gu Xiaoran kemari, seketika itu juga membuatnya teringat akan gadis itu yang memintanya untuk membatalkan perjanjian mereka kemarin. Jika hari ini pria itu menculiknya kemari, pasti itu adalah demi membantu tunangannya tersebut.     

Gu Xiaoran memang cantik dan menawan, namun Han Ke tahu jelas, pria-pria kaya dan berduit sekelas Mo Qing, tidak mungkin kekurangan stok wanita. Sulit rasanya baginya untuk memercayai jika pria tersebut sampai rela melakukan hal seperti ini hanya demi seorang gadis macam Gu Xiaoran.     

"Aku tidak takut. Semua orang memiliki urusannya masing-masing di sini. Siapa yang kamu takut-takuti?" ucap Han Ke dengan angkuh.     

Baru saja Han Ke menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba dia melihat Mo Qing bergeser ke sebelah kirinya dan menutupi garis pandang Gu Xiaoran dengan tubuhnya. Setelah itu, dia tidak lagi menyadari bagaimana pria tersebut bergerak, namun tiba-tiba saja telapak tangannya telah ditekan ke atas meja kayu di depannya. Dan dalam kecepatan yang tidak terlihat oleh mata, sebuah pisau militer pendek dipakukan ke telapak tangannya hingga menembus sampai ke meja.     

Darah segar mengalir deras membasahi permukaan meja. Pemandangan yang sungguh teramat sangat mengerikan.     

"Aaaaaa!!" jerit Han Ke histeris. Suaranya melengking memenuhi gudang kosong tersebut.     

Gu Xiaoran sontak menggeser tubuhnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Namun, Mo Qing sudah terlebih dahulu mengulurkan tangan, meraih pundak gadis itu dan menarik tubuhnya hingga bersandar pada dada bidangnya.     

Wajah Gu Xiaoran menempel di dada bidang Mo Qing yang selama ini menjadi idam-idaman banyak wanita. Seketika itu juga aroma maskulin dari tubuh pria itu merasuk ke dalam indera penciumannya. Dia pun cepat-cepat mendorong dada pria itu dengan tangannya, berusaha untuk kembali berdiri tegak. Tapi, lagi-lagi pria itu sudah lebih dulu meraih dan menekan tubuhnya semakin masuk ke dalam pelukannya dengan kuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.