Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Menginginkanmu



Menginginkanmu

0"Mengapa aku harus mengorbankan diriku untuk bajingan sepertimu?" tanya Gu Xiaoran dengan kening berkerut. Dia merasa sangat jijik mendengar Han Ke memohon padanya untuk memuaskan Mo Qing hanya demi menyelamatkan dirinya sendiri.     
0

Sementara Mo Qing tersenyum kecil sambil memain-mainkan pisau militernya sebelum akhirnya mengarahkannya ke tangan Han Ke yang berada di atas meja dan hendak memotongnya.     

"Hentikan!" seru Gu Xiaoran buru-buru menghentikan gerakan tangan Mo Qing. Wajahnya terlihat sangat pucat ketika melihat pisau pendek itu berhenti hanya setengah inci dari jari Han Ke. Sedangkan pria itu sendiri terlihat sangat pucat ketakutan dan tidak sadar telah kencing di celananya.     

"Aku akan menandatanganinya," kata Gu Xiaoran sambil menutup matanya dan menarik napas dalam-dalam. Mo Qing adalah pria gila, dia tahu dirinya tidak akan mampu melawan keinginan lelaki itu.     

Mo Qing melirik ke arah Pengacara Wang, lalu pria itu pun segera datang dan menyerahkan surat pencabutan kesepakatan ke tangannya. Tanpa menunggu lagi, Gu Xiaoran cepat-cepat meraih surat itu dan segera menandatanganinya. Jelas-jelas dia sangat ingin menyingkirkan Han Ke dari hidupnya, namun cara seperti ini justru membuat hatinya merasa sangat tidak nyaman luar biasa.     

Pengacara Wang segera memeriksa tanda tangan milik Gu Xiaoran dan mengangguk ke arah Mo Qing setelah memastikan tidak ada masalah dengan dokumen tersebut. Mo Qing membalas anggukkan itu ringan dan diikuti dengan Pengacara Wang yang berpamitan undur diri, lalu berjalan keluar dari gudang itu.     

Sedangkan Han Ke masih ketakutan setengah mati itu, sehingga dia hanya dapat terdiam di tempatnya. Dia tidak berani sama sekali untuk banyak bergerak karena sama sekali tidak ingin menarik perhatian Mo Qing.     

"Bolehkah aku pergi sekarang?" tanya Gu Xiaoran setelah menghirup napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.     

Tanpa menjawab pertanyaan Gu Xiaoran, Mo Qing hanya menatap ke arahnya sambil tersenyum ringan. Dia menyerahkan pisau di tangannya pada salah satu anak buahnya, lalu meraih tangan  gadis itu dan menariknya ke arah tubuhnya.     

"Ka… Kamu!! Apa lagi yang kamu inginkan?" seru Gu Xiaoran melangkah mundur tanpa sadar.     

Mo Qing melangkahkan kaki mendekati tubuhnya. Sebuah paksaan yang sangat kuat terasa dari tubuhnya. Sementara Gu Xiaoran hampir saja kehabisan nafas karena atmosfer di sekitarnya yang penuh tekanan.     

Tidak peduli ada berapa banyak orang di gudang ini, tidak peduli bahwa kemungkinan untuk dapat berhasil melarikan diri adalah nihil dan tidak peduli apa yang akan terjadi nantinya, yang terpenting saat ini hanyalah melarikan diri dari tempat ini. Gu Xiaoran segera menepis tangan Mo Qing, memutar tubuhnya dan segera beranjak berlari dari tempat itu. Namun tidak sampai tiga langkah, tubuhnya telah diraih ke belakang oleh Mo Qing dan dinaikkan ke atas bahunya.     

"Aku sudah membantumu untuk menyelesaikan masalah besar seperti ini, tentu saja aku berhak untuk meminta imbalan bukan?" tutur Mo Qing sambil tersenyum penuh arti.     

"Bajingan! Turunkan aku!" teriak Gu Xiaoran sambil meronta-ronta. "Sejak awal aku tidak pernah memintamu untuk membantuku, kan?"     

Mo Qing tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia terus berjalan sambil menggendong Gu Xiaoran dan berbelok ke sisi depan sebuah rak. Dia meletakkan tubuh gadis itu ke atas rak dan menindihnya dengan tubuhnya sambil tersenyum licik serta tatapan mata penuh arti. "Aku menginginkanmu," ucapnya sambil menyunggingkan senyum di bibirnya.     

"Tidak… Jangan sembarangan kamu!" jerit Gu Xiaoran cemas dan mulai panik. Namun semakin dia berjuang untuk melepaskan diri dari Mo Qing, semakin gairah pada tubuh pria itu menyala-nyala bagaikan api yang disiram oleh minyak.     

Mo Qing kemudian menaiki tubuh Gu Xiaoran dan menekan di bagian pinggulnya, sehingga dia sama sekali tidak dapat bergerak walau sekuat apa pun dia memberontak.      

"Lepaskan aku! Tidak! Jangan! Dasar bajingan! Lepaskan aku!" seru Gu Xiaoran meronta-ronta. Dia sungguh tidak dapat menerima perlakuan seperti ini. Bagaimana mungkin Mo Qing mau melakukan hal 'itu' di depan orang banyak seperti ini. Ditambah lagi, pria itu pasti akan melakukannya berkali-kali hingga merasa puas.      

Gu Xiaoran mendorong dada Mo Qing kuat-kuat, berusaha mendorongnya menjauh. Namun, tentu saja kekuatan tubuhnya benar-benar tidak berarti apa-apa bagi pria dengan tubuh terlatih itu. Dia sudah sangat lelah saat ini, tenaganya telah terkuras habis walaupun usahanya itu sama sekali tidak membuahkan hasil. Namun dia tetap berusaha menghentikannya yang semakin untuk padanya.     

Mo Qing kemudian menekan tubuhnya ke bawah dan melepaskan tubuhnya dengan kasar. "Laki-laki bajingan… Lepaskan aku… Lepaskan aku…" pinta Gu Xiaoran dengan suara yang bergetar dan terdengar lirih. Dia kini sangat marah bercampur dengan rasa malu dan terhina luar biasa.      

Mo Qing tiba-tiba mengulurkan tangannya dan mengangkat dagu Gu Xiaoran. Dilihatnya mata cantik gadis itu mulai basah oleh air mata. Mata itu kini bagaikan bintang di malam hari yang menaburi langit dengan indah dan berkilau.     

Gu Xiaoran terpaksa menatap ke arah wajah tampan yang ada di hadapannya. Dia perlahan-lahan mulai melunak, lalu dengan suara yang terdengar sangat lirih dia meminta, "Ziyan, jangan seperti ini."     

Melihat ekspresi wajah Gu Xiaoran, membuat Mo Qing bagaikan tersihir. Matanya kini jatuh menatap bibir mungil gadis itu yang terlihat sedikit bergetar. Perlahan-lahan, dia merendahkan tubuhnya dan mencium bibir tersebut dengan lembut dan perlahan.     

"Memohonlah padaku," bisik Mo Qing pada Gu Xiaoran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.