Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Lepas Bajumu!



Lepas Bajumu!

0Demi menyelamatkan nasibnya, putri kesayangannya mau tidak mau harus menikahi Han Ke. Akibatnya, setiap hari Gu Zhengrong merasa tidak tenang memikirkan nasib anaknya itu. Awalnya dia tidak pernah setuju jika putrinya menikah dengan pria itu. Namun di satu sisi, dia juga telah mengetahui jika pria itu telah sejak lama menyukai putrinya, bahkan telah bertahun-tahun tidak menyerah demi mendapatkannya. Mungkin hal itu lah satu-satunya pertimbangan hingga akhirnya dia mengizinkan pria itu menikahi putrinya.     
0

Namun begitu acara pertunangan selesai, Gu Zhengrong langsung saat itu juga dikirim ke Jiangzhou oleh Han Ke. Dia memiliki perasaan buruk saat itu. Dan benar nyatanya, Lin Yizhi dari Imperial Group mengirimkan video bukti CCTV yang mana, pria itu menyuruh seorang wanita paruh baya untuk membawa Gu Xiaoran dan mempermalukan anaknya. Setelah selesai melihat video tersebut, keringat dingin menjalari seluruh tubuhnya. Dia dengan panik menghubungi anaknya itu, namun ponselnya sama sekali tidak dapat dihubungi.     

Ketika itu, Lin Yizhi mengatakan bahwa Tuan Muda Mo alias Mo Qing dapat membantu Gu Xiaoran untuk menyingkirkan Han Ke. Namun dengan satu syarat, yaitu dirinya harus menuruti apa yang mereka katakan. Gu Zhengrong sebenarnya tidak dapat memercayai orang-orang dari Imperial Group. Akan tetapi, anak gadisnya tidak dapat dihubungi sama sekali sejak tadi, dia curiga pasti ada sesuatu yang terjadi padanya. Jika dia tidak menuruti kemauan mereka, dia tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi pada putrinya. Akhirnya, dia hanya dapat mengikuti arahan Lin Yizhi dan mengambil langkah demi langkah untuk menjaga putrinya itu, paling tidak untuk saat ini. Sesuai dengan arahan dari Imperial Group, dia akhirnya meninggalkan Jiangzhou dan memutuskan kontak dengan Han Ke.     

"Jika aku putus dengan Han Ke, bukankah ini akan membuat ayah susah nantinya?" tanya Gu Xiaoran cemas. Dia khawatir jika Han Ke akan mempersulit ayahnya kelak.     

"Tentu saja tidak. Sebenarnya ayah sejak awal juga tidak menyukainya. Akan lebih baik jika kamu putus dengannya. Hanya saja…" ucap Gu Zhengrong tanpa menyelesaikan kalimatnya. Pria paruh baya itu tampak ragu-ragu untuk melanjutkan perkataannya.     

"Hanya saja apa?" tanya Gu Xiaoran tidak paham.     

"Apa kamu dengan Mo Qing…" lanjut Gu Zhengrong dengan berhati-hati. Dia belum pernah bertemu dengan Mo Qing secara langsung, namun telah beberapa kali melihat betapa berdarah dinginnya pria itu dalam menyelesaikan sesuatu. Dia khawatir jika pria itu melukai anaknya suatu hari nanti.     

"Bagaimana mungkin aku bersamanya ayah..." ucap Gu Xiaoran berusaha menenangkan hati ayahnya, sambil diam-diam melirik pria yang sedang mengemudi di sebelahnya. Mo Qing tampak tidak memandangnya sama sekali, namun terlihat ada rautan wajah sinis pada wajah tampannya. Dia kemudian cepat-cepat mengalihkan pandangannya dan tidak berani melihat ke arahnya lagi.     

"Bagus kalau begitu. Kelak ke depannya, kamu tidak perlu melakukan hal-hal bodoh demi ayah lagi. Sekarang yang paling penting adalah kamu memiliki kehidupan yang baik dan bahagia. Jangan khawatirkan ayah," balas Gu Zhengrong bersungguh-sungguh.     

"Ayah tenang saja. Aku baik-baik saja, kok," sahut Gu Xiaoran dengan singkat.     

"Syukurlah jika kamu baik-baik saja," imbuh Gu Zhengrong lagi. Sebenarnya hatinya merasa perih saat ini. Dia tahu betul jika putrinya itu adalah anak yang pengertian sejak kecil dan tidak pernah mau membuat dirinya khawatir. Jika mengalami hal yang tidak menyenangkan, anaknya itu juga pasti tidak akan mengatakan padanya demi tidak membuat dirinya cemas.     

Gu Xiaoran dengan berusaha terdengar santai berkata, "Ayah, aku sebentar lagi harus mengikuti ujian, jadi aku harus belajar dengan giat. Ponselku akan sering tidak dapat dihubungi nantinya. Jadi jika ayah tidak dapat menghubungiku, kirimi aku pesan singkat saja. Aku akan sering-sering membukanya untuk membacanya."     

Setelah menutup telepon, hati Gu Xiaoran kacau tidak karuan. Namun, paling tidak dia mengetahui jika ayahnya baik-baik saja saat ini. Itu sudah jauh lebih dari cukup.     

Tidak lama kemudian, Gu Xiaoran membuka pesan masuk lain yang dikirim oleh Cheng Xiaoyue, 'Kamu tidak menjawab teleponku seharian. Apa kamu dibuat berolahraga keras semalaman oleh senior Han Ke?'     

Gu Xiaoran tersenyum pahit membaca pesan singkat tersebut. Dengan berat hati dia membalas pesan itu, 'Iya. Seluruh tubuhku terasa pegal-pegal saat ini.'     

Setelah membalas pesan Cheng Xiaoyue, Gu Xiaoran mematikan ponselnya itu. Di saat yang sama, mobil telah berhenti di depan sebuah butik pakaian wanita kelas atas di pusat kota. Butik tersebut terkenal sangat mahal di kota ini, oleh karena itu setiap orang-orang yang masuk atau meninggalkan toko ini, pastilah orang-orang kaya atau orang-orang terpandang.     

"Turun," perintah Mo Qing datar.     

Gu Xiaoran tidak bergeming dari tempat duduknya. "Kamu mau membeli pakaian untuk temanmu?" tanyanya tetap duduk diam. Dia berencana untuk kabur ketika Mo Qing lengah.     

"Untukmu," jawab Mo Qing dengan singkat.     

"Aku sudah punya pakaian," balas Gu Xiaoran tidak mau kalah.     

"Seingatku, rumahmu terbakar dan kamu tidak membawa sehelai baju pun waktu itu," sindir Mo Qing ketika mendengar Gu Xiaoran berbohong padanya. Dia tahu benar jika gadis itu tidak memiliki baju yang layak setelah rumahnya kebakaran.     

"Tapi itu tidak berarti kamu perlu untuk membelikanku pakaian," ucap Gu Xiaoran tetap bersikeras.     

"Jadi maksudmu, jika aku membelikan baju untukmu, kamu tidak mau mengenakannya?" kata Mo Qing dengan suara yang terdengar dingin saat ini.     

Tidak disangka-sangka, Gu Xiaoran menyahuti pertanyaannya yang sebenarnya menyindir itu. Dengan mantap dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Iya. Tepat sekali."     

"Kalau begitu lepas bajumu sekarang!" perintah Mo Qing dengan wajah tanpa ekspresi. Matanya terlihat mengarah ke bawah dan menatap baju terusan indah yang sedang Gu Xiaoran kenakan sekarang.     

Tubuh Gu Xiaoran membatu saat menyadari bahwa saat ini dia sedang mengenakan baju pemberian Mo Qing. "Aku akan kembali ke asrama dan mengganti pakaianku. Setelah itu, aku akan segera mengembalikannya padamu," tuturnya.     

"Le-pas-kan se-ka-rang juga!" ucap Mo Qing mempertegas ucapannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.