Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Jangan Terlalu Terbuka



Jangan Terlalu Terbuka

0"Bicara yang masuk akal sedikit. Jika bukan karena kemarin malam kamu membawaku pergi begitu saja dari sekolah, aku tidak mungkin akan mengenakan pakaian yang kamu belikan. Bukankah seperti itu?" omel Gu Xiaoran yang tidak terima akan perkataan Mo Qing.     
0

"Oh... Kamu mau membahas masuk akal atau tidak, begitu?" kata Mo Qing terdengar menantang balik gadis yang duduk di sampingnya itu.     

"Tentu saja harus masuk akal, kan?" balas Gu Xiaoran dengan nada yang sedikit tinggi. Tampaknya dia sama sekali tidak berniat untuk mengalah begitu saja kali ini.     

"Baiklah kalau begitu. Aku ingin bertanya padamu, sehari setelah kamu bertunangan dengan Han Ke, pakaian dari mana yang kamu kenakan di badanmu untuk pergi ke sekolah?" ucap Mo Qing mengungkit-ungkit baju dan pakaian dalam yang dulu pernah dia belikan untuk Gu Xiaoran ketika berada di Vila Teluk Jinsha.     

"Hari itu kamu kan membawaku dengan paksa ke Jinshawan. Terang saja aku tidak mempunyai baju ganti untuk aku kenakan lagi!" balas Gu Xiaoran dengan marah. Membicarakan tentang hari di mana pesta pertunangannya berlangsung, sungguh membuatnya geram.     

"Memangnya siapa yang memaksamu untuk memakai pakaian yang aku beli? Kamu kan bisa memakai gaunmu sendiri saat kembali ke sekolah?" ucap Mo Qing sekenanya.     

Mendengar perkataan Mo Qing, Gu Xiaoran kesal setengah mati hingga hampir saja muntah darah rasanya. Jelas-jelas pria itu telah merobek pakaian dalamnya, mana mungkin dia harus kembali ke sekolah tanpa mengenakan pakaian dalam. Dan Jelas-jelas gaun yang dikenakannya hari itu adalah gaun pendek di atas lutut. Apabila ada angin kencang yang bertiup, pasti akan memerlihatkan aurat tubuhnya. Sebagai tersangka utama, pria itu masih berani-beraninya tidak mau mengaku salah dan meributkan hal ini dengan dirinya.     

Mo Qing tiba-tiba mengulurkan tangannya, menyentuh pipi lembut Gu Xiaoran hingga wajah gadis itu berbalik menghadap ke arahnya. "Kamu keluar dari kantorku dengan mengenakan pakaian yang aku belikan untukmu dan meninggalkan pakaianmu sendiri di kantorku. Kalau memang kamu mau membahas hal yang masuk akal, bukankah akan lebih masuk akal jika kamu datang dan pergi mengenakan pakaian yang sama? Punya nyali juga kamu tampaknya," tuturnya sambil meremas kedua pipi putih nan mulus itu dengan kedua tangannya.     

Wajah Gu Xiaoran memerah seketika itu juga. Jelas-jelas hari itu dia dibawa paksa dengan cara seperti itu. Ditambah lagi Mo Qing dengan seenaknya menikmati tubuhnya walau dia sedang di bawah pengaruh obat bius seperti itu. Hal itu sungguh-sungguh penghinaan terbesar dalam hidupnya, bagaikan sebuah duri yang menusuk langsung ke dalam hatinya.      

Pria di hadapannya saat ini bukanlah siapa-siapanya, entah atas dasar apa dia berani berkali-kali mengusik ketenangan hidupnya. Entah dasar apa dia dapat terus-terusan mempermalukan dirinya. Gu Xiaoran tidak tahan lagi menahan amarah yang membuat hatinya terasa sesak, lalu mengumpat dengan segenap hatinya, "Mo Qing, kamu berengsek!"     

Baru saja Gu Xiaoran hendak mengulurkan tangannya untuk mendorong tubuh Mo Qing agar menjauh dari dirinya, ternyata pria itu sudah terlebih dahulu menundukkan kepalanya dan mengecup bibir lembutnya yang merah merekah. Ciumannya terasa mendominasi dan bahkan cenderung sedikit kasar.     

Namun Mo Qing tidak terus-terusan menekan Gu Xiaoran. Dia hanya berniat untuk menghentikan mulut gadis itu agar tidak terus-terusan berbicara dan membuatnya marah. Setelah itu dia melepaskan ciumannya. "Jika kamu tidak ingin aku melanjutkannya lagi, cepat turun dari mobil," ancamnya dengan dingin.     

Gu Xiaoran merasa kesal dan marah, namun di satu sisi dia tahu benar betapa gila dan menjijikkannya pria yang satu ini. Jika masih bersikeras untuk tidak menuruti kemauannya, ujung-ujungnya pasti hanya akan membuat dirinya sendiri yang rugi dan menanggung malu. Ditambah lagi, mobilnya yang berharga puluhan juta Yuan ini tampak begitu mencolok diparkir di sini. Para pejalan kaki yang lewat sejak tadi sudah menoleh dan memerhatikan mereka sekilas, bahkan beberapa orang tampak mengeluarkan ponsel mereka untuk mengambil foto keduanya. Jika dia tetap bersikeras untuk tetap berada di dalam mobil, entah apa yang akan dilakukan Mo Qing padanya kelak. Dan apa pun itu, pasti hanya akan membuatnya kehilangan wajah dan harga dirinya.     

Setelah berpikir beberapa saat, Gu Xiaoran dengan cepat membuka ikatan sabuk pengaman, lalu mendorong pintu mobil dan segera turun. Karena terburu-buru untuk turun dari mobil, tidak dia pun berhati-hati sehingga ponselnya tergelincir dan terbanting ke tanah. Hal itu membuat layar ponselnya terlihat pecah dan rusak. Dan yang lebih parahnya lagi, ketika dia mencoba untuk menyalakannya, mesin ponsel itu telah rusak dan tidak bisa dihidupkan. Dia hampir gila rasanya ketika melihat nasib ponselnya itu. Semua ini pasti karena kesalahan mulutnya yang sudah berbohong pada ayahnya dengan mengatakan bahwa ponselnya sehabis jatuh. Dia sungguh menyesal telah membohongi ayahnya tadi.     

Wajah Mo Qing berubah menjadi dingin setelah melihat Gu Xiaoran terburu-buru turun dari mobil karena menghindari dirinya. Walaupun dia memang yang meminta gadis itu untuk turun dari mobil, namun dia tetap saja kesal melihat kelakuannya yang sangat terlihat jelas tidak ingin memiliki kontak fisik dengan dirinya. Dia pun segera mengikuti gadis itu keluar dari mobil. Ketika dilihatnya gadis itu tidak berlarian sembarangan dan kabur darinya, ekspresi wajahnya berangsur-angsur membaik sedikit demi sedikit.     

Gu Xiaoran menunggu Mo Qing berjalan di sampingnya, lalu segera berbisik, "Tidak bisakah kita pergi ke butik yang lebih murah?"     

Satu potong pakaian dari butik ini, harganya dapat mencapai puluhan ribu Yuan, sangat mahal jika hanya untuk satu helai pakaian saja. Orang-orang banyak yang mengenal dirinya, jadi jika sekarang dirinya mengenakan pakaian-pakaian mahal seperti ini, mereka pasti akan semakin menghujatnya. Dia tidak mau jika orang-orang berpikir bahwa dia adalah gadis tidak benar yang mendekati para pria berduit. Atau juga, dia tidak mau jika teman-temannya itu menghujat gurunya.     

Mo Qing mengernyit tidak sabaran dan segera meraih pergelangan tangan Gu Xiaoran. Dia menyeret gadis itu dan langsung masuk ke dalam butik.     

Ketika pintu butik terbuka, dengan lantang dan serentak, para pelayan di sana dan juga seorang bos wanita memberi salam pada Mo Qing. "Selamat datang. Tuan Muda Mo datang kemari merupakan suatu kehormatan bagi butik kami. Hal ini pasti akan membawa keberuntungan bagi butik kami," ucap bos wanita dengan ramah menyapanya.     

Mo Qing mengabaikan kata-kata sanjungan pemilik butik itu dan berjalan langsung pergi ke deretan baju yang tergantung manis di sana. Dia mengambil belasan set pakaian dan menyerahkannya pada pelayan butik yang berada di dekatnya. "Aku hanya akan memberi kalian waktu setengah jam untuk mendandani gadis ini dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Lalu ambil dua potong baju terusan yang lain lagi untuknya."      

Pandangan mata Mo Qing lalu tidak sengaja mendarat pada sebuah baju terusan berpotongan rendah yang dipakai oleh manekin dan segera berkata, "Dan jangan terlalu terbuka."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.