Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Bau Menyengat



Bau Menyengat

0'Camilan malam' itu tidak lain dan tidak bukan adalah diriku! Pikir Gu Xiaoran.     
0

Pada menit-menit terakhir, Mo Qing berhenti membaca dan mulai menutup bukunya. Sedangkan Gu Xiaoran terlihat sibuk menyelesaikan jawabannya pada baris terakhir, lalu dengan cepat menyerahkan lembar jawaban itu kepadanya.     

Mo Qing mengabaikan kertas jawaban itu dan hanya menatap Gu Xiaoran lekat-lekat tanpa mengucapkan apa pun. Karena berada pada jarak yang cukup dekat, dia dapat mencium aroma segar sabun yang wangi dari tubuh pria itu. Begitu aroma tersebut memenuhi paru-parunya, seketika itu juga perasaannya menjadi tidak karuan. Tidak mungkin kan jika dia tetap berniat untuk melakukan sesuatu yang tidak-tidak? Batinnya curiga.     

Mo Qing akhirnya mengalihkan pandangannya dari wajah Gu Xiaoran dan mulai mengambil lembar jawaban dari tangannya.     

Sementara Gu Xiaoran berdiri di hadapan Mo Qing dengan jantung yang berdebar-debar tidak karuan. Jantungnya seolah akan melompat keluar sewaktu-waktu jika dia menunggu lebih lama lagi. Dia terlihat beberapa kali menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Tenang, seharusnya semuanya sudah benar. Aku sudah sempat memeriksanya tadi, batinnya terus-terus mengulangi kalimat tersebut pada kepalanya.     

Mo Qing memeriksa jawaban di kertas itu dengan cepat, namun bagi Gu Xiaoran rasanya bagaikan satu abad lamanya. Akhirnya dia meletakkan kertas jawaban itu di sofa, lalu berkata dengan datar, "Cepat mandi."     

"Hah?" Hanya sepatah kata itu yang keluar dari mulut Gu Xiaoran. Dia bingung dan tidak paham mendengar perkataan Mo Qing barusan. Dia telah menunggu begitu lama untuk mengetahui apakah dirinya telah mengerjakan soal-soalnya dengan baik atau tidak, namun pria itu tidak disangka-sangka malah menyuruhnya untuk pergi mandi.     

"Apa perlu aku ulangi sekali lagi?" tanya Mo Qing yang merasa kesal.     

"Apa ada jawaban yang salah dari apa yang sudah aku kerjakan?" tanya Gu Xiaoran mengabaikan pertanyaan Mo Qing barusan.     

"Tidak ada yang salah," sahut Mo Qing dengan singkat.     

"Kalau begitu, kamu tidak boleh menyentuhku," ucap Gu Xiaoran memastikan.     

"Memangnya kapan aku bilang aku akan menyentuhmu?" tanya Mo Qing menyerang balik. Melihat Gu Xiaoran tertegun dan tidak bisa berkata-kata menanggapi pertanyaan itu, dia kembali melanjutkan perkataannya, "Sepertinya kamu kecewa jika aku tidak menyentuhmu?"     

"Lalu mengapa kamu menyuruhku untuk mandi jika bukan karena kamu berniat untuk menyentuhku?" kata Gu Xiaoran dengan kesal. Dia telah bertemu dengan banyak orang yang tidak tahu malu, namun dia belum pernah bertemu dengan orang yang lebih tidak tahu malu dibandingkan dengan Mo Qing.     

"Bau keringatmu itu begitu menyengat. Menyakiti hidungku saja," ujar Mo Qing tanpa ekspresi. Dan tentu saja suaranya terdengar dingin seperti biasa.     

Gu Xiaoran yang mendengar hal itu sontak merasa kesal setengah mati. Rasanya hampir saja dia muntah darah di hadapan Mo Qing saking kesalnya. Wajahnya pun berubah menjadi merah karena menahan marah. Ketika mengerjakan soal-soal tadi, dia terburu-buru dan takut tidak dapat menyelesaikannya tepat waktu. Hal itu membuatnya jadi berkeringat karena cemas. Namun tidak mungkin juga jika bau keringatnya sampai begitu menyengat hingga menusuk hidung pria itu. Lebih baik aku tidak usah mandi dan membuatmu mati mencium bau menyengat dari tubuhku! Batinnya kesal.     

"Apa kamu mau aku membantumu untuk mandi?" tanya Mo Qing sambil mengerutkan keningnya.     

Begitu mendengar ucapan Mo Qing, Gu Xiaoran sontak teringat akan peristiwa saat pria itu membasuh tubuhnya ketika dirinya tertidur di kamar mandi beberapa waktu lalu. Seketika itu juga, dia memalingkan tubuhnya dan berlari meraih pakaian ganti, lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya.     

"Gu Xiaoran, kamu lupa rumah siapa ini?" ucap Mo Qing terdengar menakut-nakuti dirinya dari luar pintu.     

Tubuh Gu Xiaoran mematung saat itu juga. Dia sedang berada di rumah Mo Qing saat ini, jadi tentu saja pria itu mempunyai kunci cadangan yang disimpan di suatu tempat. Walaupun dirinya mengunci pintu dari dalam, pria itu pasti akan tetap dapat membuka pintu itu dengan mudah. Namun kemudian dia tidak merasa begitu cemas lagi. Dia sangat mengetahui sifat pria itu. Jika Mo Qing benar-benar berniat untuk masuk dan menyerbunya, pria itu pasti tidak akan repot-repot memperingatinya dan akan langsung menyerangnya. Akhirnya dia pun menenangkan dirinya dan mulai menyalakan air shower.     

Mendengar suara air dari dalam kamar mandi, membuat mata Mo Qing sedikit meredup. Dia lalu bangkit berdiri, meninggalkan kamar gadis itu dan kembali ke kamarnya sendiri.     

Setelah Gu Xiaoran selesai mandi, dia mendapati bahwa Mo Qing sudah tidak berada di dalam kamarnya. Dan pria itu juga sama sekali tidak muncul lagi sepanjang malam. Malam itu, akhirnya dia untuk pertama kalinya dalam beberapa saat, mendapatkan kesempatan untuk tidur dengan nyenyak tanpa gangguan.     

***     

Keesokan paginya, Zhuo An yang muncul di ruang makan sendirian, sedangkan Mo Qing sama sekali tidak terlihat batang hidungnya. "Ini adalah soal-soal dari Tuan Muda Mo untuk Nona Gu kerjakan. Dan ini adalah ponsel yang diberikan Tuan Muda Mo untuk Anda," ucapnya sambil menyodorkan buku berisi soal-soal dan sebuah ponsel keluaran terbaru pada Gu Xiaoran.     

"Terima kasih. Tapi aku tidak mau menerima ponsel itu," balas Gu Xiaoran sambil duduk di meja makan dan mendorong ponsel itu kembali ke tangan Zhuo An. Dia sama sekali tidak membuka kotak ponsel tersebut, namun hanya dengan melihat kemasan luarnya saja, dia dapat mengetahui bahwa harganya pasti sangat mahal.     

"Ponsel ini telah diatur khusus sehingga dapat digunakan untuk melakukan panggilan keluar walaupun dari pulau ini. Jika Nona Gu tidak memerlukannya, maka saya juga tidak akan memaksa," sahut Zhuo An sambil mengambil kembali ponsel yang disodorkan Gu Xiaoran padanya itu.     

"Tunggu! Tolong pinjamkan sebentar padaku," seru Gu Xiaoran mengulurkan tangan dengan segera dan meraih kotak ponsel tersebut. Dapat berkomunikasi dengan dunia luar, merupakan godaan besar baginya. Lagi pula dia berpikir bahwa dirinya akan tetap tinggal di sini sampai ujian masuk perguruan tinggi diadakan. Menggunakan ponsel ini sebagai telepon rumah, seharusnya tidak masalah, pikirnya.     

"Tuan Muda Mo tidak pernah menerima kembali barang yang sudah diberikan pada orang lain. Ponsel itu diberikan oleh Tuan Muda untuk Nona Gu, jadi Anda dapat bebas menggunakannya," ucap Zhuo An sambil tersenyum memandang Gu Xiaoran.     

Zhuo An selama ini sangat baik dan sopan pada dirinya. Namun entah kenapa, Gu Xiaoran merasa bahwa pria paruh baya ini sebenarnya tidak menyukai dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.