Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Perlu Sedekat Ini



Tidak Perlu Sedekat Ini

0Di dalam loteng penuh dengan mainan-mainan, tata letaknya sama persis seperti waktu disewa Gu Xiaoran dulu. Bahkan bentuk model bunga sprei yang terpasang di sana juga sama.     
0

Melihat hal itu, seketika Gu Xiaoran langsung tertegun. Mengapa bisa begini? Batinnya.     

"Kamu yang buat ini?" Tanya Gu Xiaoran sambil menoleh dan melihat Gu Tianlei yang berdiri di belakang. Jika dipikir secara logika, seharusnya semua barang ini ikut terbakar hingga tidak menyisakan apa pun pada saat kebakaran itu.     

Gu Tianlei mengulurkan lengannya dan memeluk Gu Xiaoran sembari berkata, "Wanita, alasanmu ini sungguh buruk. Aku juga baru sampai di sini."     

"Lepaskan!" Teriak Gu Xiaoran sambil melotot ke arah Gu Tianlei.     

Gu Tianlei mengangkat alisnya. Dia tidak melepaskan pelukannya, melainkan malah memeluknya semakin erat. Dia membungkus seluruh badan Gu Xiaoran di depan dadanya, "Kamu masih saja kurus begini!"     

"Dasar anak berandal, kamu bahkan tidak memanggil Kakak Perempuanmu dan masih pegang sembarangan? Apakah kamu mau melawanku?" Ucap Gu Xiaoran dengan kesal.     

"Gu Xiaoran, dulu kamu menggunakan cara memasak untuk menipu aku supaya memanggil kamu Kakak Perempuan. Sekarang kamu tidak memasak untukku pun aku juga tidak akan mati kelaparan, dan kamu masih mau aku panggil kamu Kakak? Jangan berpikir aku akan memanggilmu Kakak lagi."     

Seketika Gu Xiaoran langsung mengingat masa lalunya, dimana dirinya mengancam Gu Tianlei dengan cara memasakan makanan untuknya demi mendengar perintah dirinya. Mengingat hal itu dia tidak bisa menahan untuk tertawa.     

"Kamu juga tidak perlu sedekat ini bukan? Lepaskan!"     

"Apa benar kamu sudah tidak menyewa rumah ini lagi?" Gu Tianlei melihat bahwa tatapan Gu Xiaoran tampak sedikit aneh.     

"Aku juga tidak tahu mengapa bisa begini. Dua tahun yang lalu kontrak rumah ini berakhir. Dan aku sudah tidak menyewa rumah ini lagi. Aku juga sudah membawa semua barang-barang ini, tapi entah kenapa sekarang muncul di sini."     

Kemudian Gu Xiaoran mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor telepon Ayahnya lalu meneleponnya. Tiba-tiba Gu Tianlei langsung mengambil ponsel dari tangan Gu Xiaoran. Dia pun langsung mengakhiri panggilannya dan raut wajahnya terlihat buruk.     

"Gu Xiaoran, kalau kamu berani beritahu Ye Zhengrong bahwa bertemu dengan aku di sini, kamu bisa menganggapku sudah meninggal."     

"Tianlei, Apa kamu masih belum cukup main-mainnya? Dia adalah Ayahmu."     

"Dia bukan Ayahku," Gu Tianlei mengembalikan ponsel itu kepada Gu Xiaoran, "Tanya saja pemilik rumah ini, pasti akan tahu apa yang terjadi."     

Dengan cepat panggilan menyambung, lalu pemilik rumah berkata, "Saat itu, kamu tidak lanjut kontrak. Adik laki-lakimu melanjutkan kontrak dan membayar uang sewaan selama dua tahun. Tapi adik laki-lakimu tidak pernah tinggal di sini dan menyuruhku kadang-kadang membantu membersihkan rumah."     

Gu Xiaoran melirik Gu Tianlei sekilas dan dalam benaknya dia berkata. Dasar anak berandal, senang ya bisa mempermainkanku seperti ini?     

Pemilik rumah lanjut berkata, "Ehm, dua tahun yang lalu aku sudah menjual rumah ini kepada orang lain. Saat itu aku tidak bisa menghubungi kalian berdua, sehingga aku tidak bisa memberitahu kalian berdua. Tetapi, pihak pembeli mengatakan bahwa sementara tidak akan tinggal di sini, jadi kalian bisa tinggal sampai kontrak berakhir. Kalau sampai kontrak berakhir kalian masih mau menyewa rumah ini, kalian coba mencari pemilik rumah yang baru."     

"Bibi Wang, apakah Bibi bisa memberitahuku, siapa yang membeli rumah ini?"     

Pemilik rumah merasa ragu sebentar, kemudian dia berkata, "Sebenarnya aku tidak bisa kasih tahu informasi tentang orang yang sudah membeli rumah ini, tetapi kamu juga sudah kenal dengan pembeli rumah ini."     

"Siapa?"     

"Ziyan!"     

Ketika mendengar nama Mo Qing lagi, Gu Xiaoran seketika merasa muncul perasaan yang kurang sedap di dalam hatinya.     

Mengapa dia mau membeli rumah ini. Pikir Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran mengambil napas dalam-dalam dan memaksa diri untuk mengesampingkan hal ini. Setelah berterima kasih kepada pemilik rumah yang lama, Gu Xiaoran pun mengakhiri telepon.     

Karena rumah ini telah disewa oleh Gu Tianlei, jadi mereka tidak harus bergegas pergi.     

Gu Tianlei berjalan dengan sombong dan duduk di sofa. Dia memberi isyarat kepada Gu Xiaoran kemari dengan tangan telunjuknya sembari berkata, "Kakak, kemarilah."     

Gu Xiaoran mengerutkan alisnya, "Kamu belajar dari mana sikap berandal seperti ini?"     

Gu Tianlei kabur dari rumah selama dua tahun dan kini baru saja kembali, Gu Xiaoran tidak ingin membiarkan Gu Tianlei pergi secara diam-diam lagi. Bagaimanapun juga harus tahu dengan jelas tentang kondisi adiknya itu, beberapa tahun ini sudah ke mana saja, bagaimana hidupnya di luar sana, apakah dia baik-baik saja, dan bagaimana rencana ke depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.