Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Seolah Ada Tulang Ikan yang Menusuk di Dalam Hati



Seolah Ada Tulang Ikan yang Menusuk di Dalam Hati

0"Sepertinya Tuan Han sengaja mau mencari masalah di pertemuan perdagangan yang ku selenggarakan ya." Kata Mo Qing sambil memberikan isyarat kepada pengawal yang ada di belakang agar mengelilingi sekitarnya.     
0

Ketika melihat pengawal yang mengenakan setelan jas hitam, Han Ke tiba-tiba teringat kejadian di gudang kemarin. Saat mengingat hal itu raut wajahnya seketika langsung berubah, "Gu Xiaoran, kamu pasti akan datang memohon padaku." Tuturnya dan setelah itu dia segera masuk ke dalam kerumunan.     

Mo Qing melambaikan tangannya untuk memberikan isyarat kepada pengawalnya supaya mundur.     

Han Ke digunakan sebagai umpan oleh Gu Zhengrong. Sebelum menemukan apa yang diinginkan, Mo Qing mesti menjaga nyawa Han Ke si anjing ini dan tidak akan membiarkannya mati begitu saja.     

Sudah tidak ada gunanya lagi menunggu Han Ke, Mo Qing akan membuat Han Ke mengerti apa itu artinya hidup bagaikan mati.     

Suasana hati Gu Xiaoran saat ini memang sedang tidak baik. Setelah diganggu oleh Han Ke, emosinya sudah mencapai puncak. Suasana hatinya sedang buruk dan dia tidak ingin lagi melakukan hal yang lainnya. Dia pun segera berbicara dengan supervisor untuk mengundurkan diri dari pekerjaan paruh kerja ini, setelah itu dia berjalan keluar dan pergi dari tempat pertemuan itu.     

"Susah untuk mendapatkan taksi di saat seperti ini. Kamu mau ke mana, aku akan mengantarmu." Kata Mo Qing dengan lembut, tindakan Mo Qing itu membuat wanita-wanita lain yang ada di sekitarnya langsung terpesona padanya.     

"Tidak perlu." Ucap Gu Xiaoran dengan tegas. Mo Qing datang ke sini bersama dengan wanita cantik dan aku ingin memutuskan hubungan dengan dirinya hingga bersih. Apakah dia pikir aku ini wanita murahan yang bisa dipanggil kapan saja? Batin Gu Xiaoran.     

"Mo Qing!" Wanita cantik seperti boneka itu merangkul lengan Mo Qing sambil mengerucutkan bibirnya dengan manja.     

"Aku sudah bilang dengan Paman Mo akan pulang untuk menemaninya makan siang. Paman Mo secara khusus menyuruh Bibi Zhang memasak sup abalon kesukaanku. Kalau makanan itu sudah dingin rasanya tidak enak lagi untuk dimakan. Kalau kita tidak pulang sekarang pasti akan terlambat." Imbuhnya.      

"Bukan kah tidak wajib harus makan." Jawab Mo Qing sambil melirik wanita cantik yang ada di sampingnya.     

"Ketika aku hidup di Amerika, setiap hari ingin makan sup abalon masakan Bibi Zhang. Aku sudah lama ngidam ingin makan sup abalon Bibi Zhang. Ini aku baru pulang dari luar negeri, aku tidak ingin menunda semenit, bahkan sedetik pun aku tidak ingin menundanya lebih lama lagi." Wanita cantik yang seperti boneka itu sedikit menarik-narik lengan Mo Qing, "Ayo, ayolah."     

Mo Qing melihatnya dengan penuh kasih sayang dan menghela napas pelan, "Kita antar dia pulang dulu, baru kembali rumah Mo."     

"Suruh sopir saja yang mengantar dia pulang. Kalau kita tidak pulang tepat waktu, Paman Mo akan marah."     

Saat ini, Gu Xiaoran sudah berjalan keluar dari kerumunan. Ketika Mo Qing memandang sosok Gu Xiaoran yang sudah berjalan menjauh, kedua matanya menurun sejenak, kemudian dia memanggil sopir, "Kamu antar Nona Gu pulang."     

Gu Xiaoran tahu bahwa jam segini sulit untuk mendapatkan taksi, tetapi dia tidak mau menerima tawaran dari Mo Qing. Dia menolak sopir yang mengejarnya dan keluar dari ruangan pertemuan perdagangan.     

Mo Qing tidak pergi melihat sopir yang berjalan kembali, dia justru mengangkat kelopak matanya dan melihat Gu Xiaoran yang keluar dari pintu utama. Dia tidak bicara lagi dan membiarkan wanita cantik seperti boneka itu merangkul lengannya menuju ke tempat parkir.     

Tiba-tiba ponsel Mo Qing bunyi. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat nomor panggilan masuk yang tertera di layar ponselnya. Dia menarik kembali lengannya dari wanita cantik seperti boneka itu. Kemudian dia mengangkat telepon sambil berjalan menjauh, "Qiqi, kamu ada di mana? Aku terus mencarimu."      

Saat mendengar nama Qiqi, wanita cantik seperti boneka itu mengepalkan tangannya dengan erat hingga ingin mematahkan kukunya yang panjang dan cantik itu.     

Di sisi lain, saat ini Gu Xiaoran sudah keluar dari ruang pertemuan perdagangan. Tiba-tiba dia mendapati ada bahwa sebuah mobil Buick berwarna putih sedang parkir di tepi jalan, kemudian Cheng Xiaoyue menjulurkan tangannya dari jendela, "Xiaoran, sini."     

Gu Xiaoran berlari menyeberang jalan raya, "Bukannya kamu ada di ruang pertemuan cabangnya, mengapa kamu bisa berada di sini?" Tanya Gu Xiaoran.      

"Aku dengar ada yang mencari masalahmu di pertemuan utama. Aku ingin membantumu, tetapi malah bertemu orang yang tidak ingin aku temui, lalu aku tidak berani muncul."     

"Ziyan?" Tebak Gu Xiaoran dengan ragu-ragu. Dia tidak tahu bagaimana cara pandang Cheng Xiaoyue melihat berita tersebut.     

"Untuk apa aku takut dia?" Cheng Xiaoyue mengerucutkan bibirnya.     

"Jadi siapa?"     

Cheng Xiaoyue melihat ke arah ruangan pertemuan itu sembari berkata, "Nah, apa tadi kamu melihat wanita yang bersama Ziyan?"     

"Iya melihatnya." Seolah ada tulang ikan yang menusuk di dalam hati Gu Xiaoran, "Kamu kenal dia?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.