Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Bermain Sepuasnya



Bermain Sepuasnya

0Cheng Xiaoyue mengerucutkan bibirnya, "Namanya Cheng Peini. Dia adalah buah hati Ayah kandungku dan Ibu Tiriku. Dia juga merupakan kesayangan dari Tuan Mo."     
0

"Kalian berdua berasal dari satu ayah yang sama dan bermarga Cheng, mengapa kehidupan kalian sangat sekali seperti satu di surga dan satu di neraka?"     

Gu Xiaoran ingat dulu Cheng Xiaoyue pernah bilang bahwa Ayahnya berbisnis di luar negeri, sehingga hubungan Ayah dengan Ibunya berjarak jauh dan tidak mempunyai anak dalam waktu yang cukup lama. Kemudian setelah Ayahnya pulang dan tinggal bersama cukup lama, akhirnya Ibu Tirinya baru hamil Cheng Xiaoyue.     

Ketika Ibunya Cheng Xiaoyue sedang hamil, ada satu perempuan membawa seorang anak perempuan datang ke rumah. Saat itu, Ibunya Cheng Xiaoyue baru tahu bahwa suaminya selingkuh dengan wanita lain saat berada di luar dan mempunyai seorang anak perempuan. Ibunya tidak bisa menerima kenyataan ini, sehingga Ibunya Cheng Xiaoyue bercerai dengan Ayahnya.     

"Gu Xiaoran, mengapa kamu harus membahas masalah ini." Raut wajah Cheng Xiaoyue tampak suram.     

Kemudian Gu Xiaoran berbalik badan, dia memeluk Cheng Xiaoyue, dan menghiburnya, "Aduh, aku mengerti ini tidak adil bagimu. Aku tahu aku sudah salah bertanya hal ini padamu, aku akan menghukum diriku sendiri 30 kali pukulan."     

Cheng Xiaoyue melototi Gu Xiaoran dengan bercanda. Dia tidak menanggapi ucapannya dan malah bertanya, "Aku sangat bodoh bukan? Sebenarnya kalau aku sedikit manja, Ayahku ini juga tidak akan bersikap seperti ini padaku aku dan pada Ibuku."     

Gu Xiaoran memegang tangan Cheng Xiaoyue dan tidak menanggapi apa yang dikatakan Cheng Xiaoyue. Bagaimanapun juga ini adalah urusan keluarga Cheng Xiaoyue. Gu Xiaoran tidak berani memberi banyak saran.     

Kemudian Cheng Xiaoyue menarik napas dalam-dalam, dan tiba-tiba dia memeluk Gu Xiaoran sembari berkata, "Xiaoran, kalau aku tidak sakit dan terus menemanimu di sekolah, Feng Gang dan teman-temannya pasti tidak berani berbuat hal itu kepadamu. Untungnya Ziyan datang ke sekolah untuk menyelesaikan masalah itu dan bertemu denganmu. Kalau tidak, aku juga tidak tahu hal apa yang akan terjadi."     

"Bukankah sekarang aku juga sudah baik-baik saja?" Gu Xiaoran tertawa pahit dan mengubah topik, "Kamu membeli mobil baru?"     

"Mana mungkin aku punya uang untuk membeli mobil. Aku pinjam mobil ini dari orang lain." Cheng Xiaoyue memiringkan kepalanya untuk memberi kode supaya Gu Xiaoran segera masuk ke dalam mobil, "Ayo, kita cari tempat istirahat dulu. Nanti malam, kita baru lanjut bermain sepuasnya."     

Gu Xiaoran tertawa sambil memasangkan sabuk pengaman. Ketika sedih ada orang yang menemani seperti ini juga merupakan hal yang baik.     

"Ada acara di malam hari?"     

"Iya, kita semua sudah lulus. Semuanya mau berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal pada masa muda kita semua."     

Ketika masuk sekolah menengah atas, Gu Xiaoran tidak memiliki banyak teman, tetapi relasi Cheng Xiaoyue sangat luas dan rata-rata hubungannya sangat dekat.     

"Ada siapa saja?"     

"Kebanyakan teman kelas kita, selain itu untuk menambah relasi kami juga mengundang beberapa kakak kelas di sekolah."     

Ketika Mo Qing masuk SMP, dia lebih tinggi beberapa tingkat daripada mereka. Saat memikirkan hal ini, tiba-tiba jantung Gu Xiaoran kembali berdetak kencang.     

Tetapi malam ini sepertinya dia akan menemani putri kecil seperti boneka yang manja itu di rumah Mo, jadi dia tidak mungkin akan datang ke acara itu. Batin Gu Xiaoran.     

Setelah melihat kakak tirinya itu, kini suasana hati Cheng Xiaoyue menjadi buruk. Kemudian dia pun mengajak Gu Xiaoran pergi mengelilingi satu per satu toko.     

Gu Xiaoran tahu bahwa jika Cheng Xiaoyue dalam suasana hati yang buruk, akan melampiaskannya dengan pergi berbelanja. Jadi, dia tidak banyak bertanya dan menemaninya bermain sampai gila.     

Hari mulai malam, Cheng Xiaoyue mendapat banyak panggilan yang mendesaknya untuk segera pergi. Kemudian dia menarik Gu Xiaoran untuk melangkah masuk ke salah satu ruangan di Bar Dingdian.     

Dingdian adalah sebuah bar yang sangat bagus, dengan suasana yang liar. Meskipun harganya mahal, tetapi disukai di kalangan anak muda.     

"Wah, wanita utama kita akhirnya datang bersama wanita cantik." Cheng Xiaoyue dan Gu Xiaoran berjalan masuk ke dalam ruangan. Suasana di dalam ruangan langsung menjadi ramai. Mereka menarik Cheng Xiaoyue dan Gu Xiaoran untuk masuk dalam kerumunan dan memberikan gelas yang berisi bir ke tangan mereka berdua.     

"Kalian datang sangat malam. Mesti dihukum minum bir."     

Suasana di dalam ruangan itu sangat gelap. Hanya ada lilin di atas meja sebagai penerangannya. Banyak anak muda yang duduk mengelilingi meja tersebut.     

Di bawah cahaya lilin itu, rata-rata adalah teman sekelas dan sisanya adalah beberapa kakak kelas. Gu Xiaoran pernah bertemu mereka sebelumnya, tapi tidak memiliki hubungan dekat dengan mereka.     

Di sudut sofa tampak ada seseorang yang duduk sambil setengah bersandar tanpa bergerak, namun tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.