Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Ups, Jangan



Ups, Jangan

0Mo Qing mengakhiri panggilannya, lalu melempar ponselnya ke samping. Gu Xiaoran melihat tatapan kedua mata Mo Qing sudah berapi-api. Rasanya ingin berlari, tapi Mo Qing dengan lincah menahan pergelangan tangannya, dan mencondongkan badannya ke depan.     
0

Gu Xiaoran ditahan dengan kuat oleh Mo Qing di dalam bak mandi. Kemudian Mo Qing menundukkan kepalanya, dan mendekati wajah Gu Xiaoran sambil menatapnya dengan tatapan yang dingin. Sementara itu, dari kedua mata Gu Xiaoran terlihat ada sebuah kecemasan.     

"Gu Xiaoran, Apa yang kamu takutkan?"     

Gu Xiaoran tiba-tiba tersedak. Mo Qing sudah berapa kali memperkosaku seperti ini, bukankah seharusnya aku tidak perlu merasa ketakutan seperti ini? Batin Gu Xiaoran. Akan tetapi, jika dia mengatakan kalimat ini hanya akan menghina dirinya sendiri.     

Kedua tangan Gu Xiaoran ditahan oleh Mo Qing di belakang, sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali. Gu Xiaoran berusaha melepaskan diri darinya, namun meskipun dia sudah mengerahkan seluruh tenaga pun dia tetap tidak bisa keluar dari tahanannya. Pada waktu yang itu, Gu Xiaoran bisa merasakan ada perubahan yang terjadi pada tubuh Mo Qing saat dia menggeliat. Perubahan pada tubuh pria itu membuat seluruh saraf Gu Xiaoran menjadi tegang dan tidak berani bergerak lagi.     

"Jangan bilang saat kamu bersamaku, kamu tidak ada perasaan senang sama sekali." Mo Qing berbicara dengan suara pelan sambil menatap mata Gu Xiaoran.     

Ucapan Mo Qing itu seperti sebuah pisau yang tajam, dan mengupasnya hingga bersih. Tatapan Mo Qing yang dingin itu terpaku saat melihat badan Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran sangat membenci sikap Mo Qing yang sering kali memaksanya dan pada saat itu juga dia tidak bisa menolak ataupun memberikan aksi perlawanan padanya.     

Hal ini lah yang membuat harga dirinya menjadi hancur dan sama sekali tidak ada tempat lagi untuk bersembunyi. Gu Xiaoran menggigit bibirnya, lalu memalingkan wajahnya.     

Beberapa saat kemudian, Mo Qing tidak bertindak apa-apa, namun dia juga masih tidak ingin melepaskan Gu Xiaoran dari tahanannya.     

Keheningan ini membuat Gu Xiaoran tidak tahu harus berbuat apa. Kini Gu Xiaoran tidak bisa menahan diri untuk terus memalingkan wajahnya dan dia pun langsung melihat Mo Qing sambil melotot.     

Gu Xiaoran menyadari bahwa emosi Mo Qing saat ini sudah hampir mau meledak. Mo Qing mengangkat alisnya, tertawa dengan senyuman jahat tapi juga terlihat begitu menawan.     

Tiba-tiba Mo Qing memeluk Gu Xiaoran dengan erat. Gu Xiaoran ditahan kuat-kuat oleh Mo Qing, kemudian perlahan bibir Mo Qing mulai menyentuh bibir Gu Xiaoran.     

Tatapan kedua mata Mo Qing menjadi lebih gelap dan dalam. Dia mulai terbakar oleh nafsu yang panas dan berbahaya.     

Gu Xiaoran ingin menjaga jarak dari Mo Qing dengan menggunakan kedua tangannya. Namun Mo Qing menahan kedua tangan Gu Xiaoran dengan kuat menekan di atas kepalanya tanpa ada kelembutan, sehingga membuat hati Gu Xiaoran semakin gemetar.     

"Ups, jangan…" Tiba-tiba Gu Xiaoran menggigit lidah Mo Qing yang menggeliat di dalam mulutnya.     

Mo Qing mendengus dengan pelan. Dia tidak mundur dan justru mencium lebih dalam dan kuat seperti angin meniup daun yang bersih pada musim gugur.     

Seluruh badan Gu Xiaoran sedikit kaku. Semakin Mo Qing mencium lebih dalam, Gu Xiaoran semakin gemetar.     

Badan Mo Qing dan Gu Xiaoran melekat dengan erat. Gu Xiaoran dapat merasakan suhu panas tubuh Gu Xiaoran dari pakaiannya yang basah dan dia juga bisa merasakan detak jantungnya yang berdenyut kencang.     

Jantung Gu Xiaoran seperti ingin melompat keluar dari dadanya. Di dalam benaknya, semua kejelasan menjadi hilang serta pandangannya menjadi kabur.     

Tangan Mo Qing tidak menahan menyelinap ke dalam baju Gu Xiaoran, menyentuh kulit Gu Xiaoran dengan lembut. Sentuhan licin ini membuat Mo Qing mendesah pelan. Kemudian dia membuka kancing pakaian dalam Gu Xiaoran dengan terlatih.     

Seketika saraf Gu Xiaoran seolah-olah putus dan dengan reflek dia bergerak ingin menghindarinya. Tetapi di saat ini juga, tangan Mo Qing dengan cepat menyelinap ke depan dada Gu Xiaoran hingga menutupi seluruh bagian tersebut. Suhu panas di telapak tangan Mo Qing segera menyebar luas.     

Gu Xiaoran mengambil napas dalam-dalam, dia sibuk memegang tangan Mo Qing dan ingin menyingkirkan tangannya. Tetapi Mo Qing malah berbalik memegang tangan Gu Xiaoran. Jari-jemari mereka saling berpegangan, ciuman mereka juga semakin mendalam.     

Ketika Jari-jemari mereka saling terkait, Gu Xiaoran dapat merasakan kekuatan dari jari-jari Mo Qing. Seolah ada sesuatu yang terpukul dengan kuat dan memberikan perasaan yang tidak dapat dilukiskan di dalam hatinya.     

Setelah berlalu sekian lama, akhirnya Mo Qing baru melepaskan bibirnya dan menatap Gu Xiaoran dari jarak yang sangat dekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.